Tulisan berseri ini diambil dari Novel “SAFARI” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, lihat linknya dibawah tulisan ini. Atau pesan langsung bukunya pada redaksi zonasatunews.com dengan nomor kontak WA: 081216664689
Novel “SAFARI” ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata yang dialami sejumlah mahasiswa yang kuliah di luar negri dikombinasi dengan pengalaman pribadi penulisnya. Seorang mahasiswa yang memiliki semangat tinggi untuk menuntut ilmu di negara maju, ditopang oleh idealisme berusaha memahami rahasia kemajuan negara lain yang diharapkan akan berguna bagi bangsa dan negaranya saat kembali ke tanah air.
Karya: Muhammad Najib
Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
Cover Novel “SAFARI” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah.
SERI-24
Aku sangat menyukai pelajaran Matematika. Bagiku Matematika bukan hanya masalah hitung-menghitung, tapi sebuah bahasa yang sangat sempurna. Kombinasi antara angka, simbol dan gambar, dapat menjelaskan banyak hal yang tidak bisa diurai dengan kata-kata. Bahkan, seringkali sebuah rumus yang sederhana tidak bisa digantikan dengan seribu kalimat. Di dalam Matematika juga selalu muncul semacam teka-teki, menantang dan sering membuat penasaran. Karena itu, saat mengerjakan soal Matematika, pikiranku bagaikan mengisi kolom-kolom TTS atau saat Menyusun puzzle.
Memasuki semester enam, Aku mendapat mata kuliah baru bernama tentang Digital Sinyal Processing disingkat DSP. Sebuah konsep sinyal yang karakter dan sifatnya dapat digambarkan dengan rumus matematika. DSP berkembang pesat setelah komputer ditemukan. Bahkan kini digunakan hampir di semua sektor yang berhubungan dengan telekomunikasi. Dalam komputer yang bekerja dengan arus listrik, maka sinyal digital dianalogikan dengan on (adanya arus listrik) dan off (tidak adanya arus listrik). Kalau dalam bentuk angka atau perhitungan, maka berlaku konsep bilangan “Biner” (dasar dua), kondisi “off” sama dengan “0” (nol) dan kondisi “on” sama dengan “1” (satu). Dengan konsep ini, “noise atau gangguan bisa dihilangkan hampir seratus persen”, kata dosenku, Profesor Frederich Bosch.
“Bagaimana proses hilangnya noise?”, tanyaku tak sabar.
“Sinyal atau gelombang suara yang berasal dari manusia dipotong-potong, kemudian direkam dalam bentuk deretan digital dengan menggunakan angka biner. Proses ini disebut dengan istilah coding. Lalu diproses oleh komputer yang bekerja dengan logika bilangan biner untuk dikirim. Setelah sampai tujuan, sinyal-sinyal digital itu direkonstruksi ke wujud asilnya, melalui proses yang disebut dengan decoding. Jadi informasi yang dikirim dalam bentuk angka nol atau satu yang dalam arus listrik disebut kondisi off atau on tidak mungkin diterima secara keliru, karena alternatifnya hanya dua. Dengan cara ini kita bisa mendapatkan suara sejernih aslinya,” jelas Prof. Frederich.
“Kalau begitu semua bahasa ketika direkam dan dikirim dalam bentuk sinyal tentu tidak berbeda”, komentarku.
“Betul. Sinyal adalah bahasa yang paling universal”, tegasnya.
“Jangan-jangan Tuhan atau Malaikat di akhirat nanti akan berbicara dengan menggunakan bahasa sinyal, sehingga tidak memerlukan penerjemah”, pikirku berspikulasi.
Karena sangat tertarik pada materi ini, Aku mencoba mendekati sang profesor dengan harapan bisa menjadi asistennya. Ia meminta Aku membawa transkrip nilai. Melihat nilaiku sebagian besar A, sang profesor langsung menerimaku sebagai asistennya.
Saat itu sudah hampir tiga tahun Aku meninggalkan tanah air. Perasaan rindu pada keluarga sudah sampai ke ubunubun. Wajah Ibu dan adik adikku sering muncul saatsaat Aku sendirian. Aku berusaha melawan perasaan ini dengan mengisi sebanyak-banyaknya waktu yang ada dengan berbagai kegiatan, sehingga tidak sedikitpun ada yang terluang. Bila sampai di kamar dan melihat bantal Aku langsung tertidur karena lelah, tak sempat lagi mengkhayal.
Sebagai asisten dosen Aku selalu datang setengah jam sebelum waktu kuliah. Aku datang ke ruang kerja Herr atau Prof. Frederich untuk mengecek, barangkali ada pesan atau ada pekerjaan yang harus Aku bantu. “Herr” adalah panggilan yang lazim digunakan para mahasiswa Jerman pada dosennya-semacam panggilan “ustad” atau “kiai” bagi para santri. Selain itu, Aku juga harus mengecek surat-surat yang masuk untuk dosenku, termasuk dalam bentuk email. Lalu menuliskan pesan atau memo ke dalam komputer. Karena komputer di sini dikaitkan dengan jaringan, Ia dapat menerima pesanku dimana saja Ia bisa membuka komputer, di rumah, di luar kota, bahkan bila sedang berada di luar negeri.
Suatu pagi itu ada email dari The Australian National University yang lebih popular dengan sebutan pendek ANU. Isinya berupa undangan untuk menyampaikan makalah tentang perkembangan mutakhir Information and Computer Technology yang disingkat ICT. Mungkin karena dorongan rasa rindu yang kuat, tiba-tiba muncul ide di kepalaku. Aku harus mampu memanfaatkan kesempatan ini untuk pulang kampung. Lalu Aku menyusun strategi tiga tahap. Pertama, harus bisa meyakinkan Herr bahwa acara itu penting untuk dihadiri. Kedua, bagaimana caranya agar Aku diajaknya. Lalu bagaimana Ia mau mampir ke Bali.
Tahap pertama Aku mulai dengan menuliskan pesan bahwa ada undangan dari ANU yang cukup penting. Disamping memiliki keahlian tentang sinyal yang sangat penting bagi dunia ICT, Ia juga perlu mendengarkan bagaimana kemajuan aspek-aspek lain yang terkait dengan signal processing.
Baca Juga:
- Novel Muhammad Najib, “SAFARI”(Seri-21): Bertemu Rumi
- Novel Muhammad Najib, “SAFARI”(Seri-22): Mengunjungi Piramida Firaun
- Novel Muhammad Najib, “SAFARI”(Seri-23): Takjub Di Luxor
Saat pulang Aku terus berdoa penuh harap, semoga sang profesor memberikan respon positif. Karena tak sabar, setelah bangun tidur pagi-pagi sekali Aku sudah ke kampus. Aku langsung membuka komputer untuk memeriksa jawabannya. Hampir saja Aku melompat ketika membaca pesannya yang sangat menggembirakan. Kini Aku harus masuk tahap kedua. Sesuai dengan tema yang dipilih panitia, Aku mengusulkan tiga alternative paper untuk dipaparkan. Tentu usulan itu tidak lepas dari masalah-masalah yang sangat Aku kuasai dan minati.
Sang profesor tidak langsung menjawab, tapi meminta Aku untuk membuat garis besar dari ketiga alternatif itu dan diberikan waktu hanya seminggu. Aku merasa tertantang untuk menuliskan yang terbaik, sembari berpikir bahwa reward-nya adalah mudik. Aku langsung berlari ke perpustakaan untuk mengumpulkan semua majalah mutakhir yang terkait dengan tiga judul itu, termasuk berbagai publikasi E-jurnal dari berbagai universitas dan lembaga penelitian . Aku membacanya sembari membuat catatan-catatan kecil tentang hal-hal yang Aku anggap penting. Tiga hari kurasa sudah cukup untuk melakukannya. Kini tahap selanjutnya menyusunnya dalam bentuk garis besar makalah. Hal-hal yang perlu diperkaya atau hal-hal yang belum Aku ketahui, kucoba menggunakan internet dengan memanfaatkan Google untuk menolong.
Alhamdulillah, sehari sebelum deadline, tugas sudah Aku rampungkan, kemudian langsung Aku kirimkan lewat komputer. Alhamdulillah, responsnya kembali positif. la merekomendasikan salah satu dari tiga draf tersebut untuk dikembangkan menjadi draft makalah dengan memberikan catatan agar Aku memperkayanya dengan membaca berbagai literatur mutakhir tentang tema itu. Ada tiga buku yang Ia rekomendasikan lengkap dengan pengarang dan penerbitnya. Dua dalam bahasa Inggris dan satu dalam bahasa Jerman. Aku langsung menuju perpustakaan untuk mencarinya dengan bantuan komputer, lalu meminjamnya. Perpustakaan di universitasku tidak kalah dengan toko buku dalam mengoleksi buku-buku terbaru. Bahkan, kalau terlambat mahasiswa boleh mengusulkan pihak perpustakaan untuk mendapatkannya. Biasanya tidak lebih dari tiga hari buku sudah ada di rak perpustakaan. Karena, perpustakaan ini mempunyai hubungan baik dengan hampir semua penerbit buku yang berkualitas.
Kini draf awal makalah sudah selesai. Persoalannya sekarang bagaimana caranya agar Ia menawariku untuk ikut, karena tidak mungkin Aku bicara duluan. Tentu Aku juga tidak siap menanggung risiko ditolak. Aku
memutuskan untuk mengantarkannya langsung. Dan Aku harus mengantarkannya ke rumah sang profesor agar Ia merasakan keseriusanku. Aku memilih waktu sore hari, saat biasanya Ia rileks sambil merapi-rapikan tanaman di belakang rumahnya yang menjadi kebiasaannya. Aku disambut Mbok Musni. Aku sengaja menggunakan bahasa Bali agar secara emosi Ia merasa Aku sebagai keluarga,
setidaknya merasa Kami berasal dari daerah yang sama.
Prof. Frederich sangat sayang pada istrinya yang berasal dari Ubud, Bali itu. Lalu Ia membaca dengan cepat draf makalah yang aku buat. Tampaknya Ia cukup puas, tapi Ia tidak mengerti beberapa bagian yang Aku tulis, lalu Aku menjelaskannya. Ternyata buku-buku yang Ia rekomendasikan belum dibacanya, sehigga Aku lebih dulu membacanya. Aku gembira ketika Aku berhasil menjelaskan dengan meyakinkan.
“Apa menurut Anda yang baru dari ketiga buku itu?”, tanyanya seolah-olah menguji.
Lalu Aku menjelaskan dengan singkat. Ia tersenyum puas.
“Aku berharap Kamu mau menemaniku ke Canberra”, katanya dengan santun.
“Dengan senang hati, Pak”, kataku dengan kalimat penuh loyalitas.
Aku berusaha menyembunyikan hasratku yang menggebu-gebu. Kini tinggal tahap terakhir, pikirku. Tapi, Aku harus menahan diri dan mencari waktu yang tepat untuk menyampaikannya. Pelaksanaan acara masih dua bulan lagi, jadi masih ada cukup waktu.
Saat melamun menjelang tidur, Aku menemukan ide. Lalu Aku mengunjungi rumahnya saat sang professor tidak ada. Aku bertemu dengan Mbok Musni. Ia menawarkanku untuk makan siang saat itu. Aku akhirnya makan siang ditemani anak laki-lakinya yang masih SMA.
“Mbok, apa Bapak sudah bilang kalau mau ke Australi”, tanyaku mengawali.
“Belum”, katanya singkat.
Lalu Ia memandangku, sambil berkata datar, “Bapak kalau keluar negeri sering memberitahunya mendadak”.
“Mbok Musni sudah lama nggak pulang, kan? “, tanyaku memprovokasinya.
“Apa hubungannya ?”, katanya tidak faham arah pertanyaanku.
“Apa salahnya kalau Mbok ikut ke Australia, kan bisa transit selama beberapa hari ke Bali untuk menjenguk keluarga saat kembali sesudah acara selesai”.
Sampai di sini Aku biarkan Ia menimbang-nimbang sendiri. Seminggu kemudian Aku datang lagi. Aku tidak memulai sampai Ia menceritakan,
“Bapak memang mau ke Australia. Ia tidak keberatan kalau Mbok menemani, sekaligus mampir ke Bali. Katanya Kamu juga mau menemani Bapak?”.
“Cihuuuuy”, dalam hati Aku bersorak gembira penuh kemenangan. Tapi di depan Mbok Musni Aku berusaha tetap tenang.
“Yah kalau diajak”, jawabku berpura-pura. Sampai di rumah
Aku langsung bersujud syukur.
(Bersambung…..)
EDITOR: REYNA
Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:
Judul Novel: Di Beranda Istana Alhambra https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ Judul Novel: Safari https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ Judul Novel: Bersujud Diatas Bara https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ![]()
Related Posts

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Novel “Imperium Tiga Samudra” (12) – Meja Baru Asia

Novel “Imperium Tiga Samudra” (11) – Dialog Dibawah Menara Asap

Novel “Imperium Tiga Samudra” (9) – Prometheus

Novel Imperium Tiga Samudra (8) – Horizon 3

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Seni Tergores, Komunitas Bangkit: Bagaimana Dunia Seni Indonesia Pulih Usai Protes Nasional




ข้อมูลเกี่ยวกับบริษัท bet game.tvSeptember 26, 2023 at 5:25 am
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-24-menjadi-asisten-herr/ […]
slot88 jackpotNovember 13, 2023 at 12:56 pm
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-24-menjadi-asisten-herr/ […]
more tips hereNovember 24, 2023 at 8:12 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-24-menjadi-asisten-herr/ […]
additional resourcesNovember 25, 2023 at 5:24 pm
… [Trackback]
[…] Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-24-menjadi-asisten-herr/ […]
หวยออนไลน์ LSM99April 12, 2024 at 11:52 am
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-24-menjadi-asisten-herr/ […]
magic mushroom spores usaMay 16, 2024 at 6:33 am
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-24-menjadi-asisten-herr/ […]
แทงหวย24June 22, 2024 at 9:01 am
… [Trackback]
[…] Here you can find 57151 more Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-24-menjadi-asisten-herr/ […]
bk8June 22, 2024 at 1:43 pm
… [Trackback]
[…] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-24-menjadi-asisten-herr/ […]
fortnite hacksJune 30, 2024 at 1:45 pm
… [Trackback]
[…] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-24-menjadi-asisten-herr/ […]
ธรรมนูญครอบครัวAugust 3, 2024 at 5:43 am
… [Trackback]
[…] There you will find 31706 more Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-24-menjadi-asisten-herr/ […]
68kubSeptember 20, 2024 at 5:59 am
… [Trackback]
[…] There you will find 27538 additional Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-24-menjadi-asisten-herr/ […]
คาสิโนออนไลน์ sagameOctober 22, 2024 at 4:57 pm
… [Trackback]
[…] There you will find 56509 additional Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-24-menjadi-asisten-herr/ […]
their explanationOctober 24, 2024 at 7:28 pm
… [Trackback]
[…] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-24-menjadi-asisten-herr/ […]