Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-8): Masjid Abu Ayyub Al-Anshari

Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-8): Masjid Abu Ayyub Al-Anshari
Suasana di dalam Masjid Abu Ayyub al-Anshari.

Tulisan berseri ini diambil dari buku menarik berjudul “Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna di Turki dan Spanyol” yang ditulis oleh Biyanto, Syamsudin, dan Siti Agustini. Ketiganya adalah fungsionaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.

Buku ini mengisahkan perjalanan di Turki dan Spanyol, dua tempat yang penuh dengan memori kejayaan Islam dimasa lalu. Buku ini sangat menarik. Selamat mengikuti serial ini.

Cover buku Rihlah Peradaban, Di atas kapal, menyusuri Selat Bosporus 

SERI-8

Pada Rabu 12 Oktober 2022, rombongan PWM Jawa Timur berkesempatan untuk mengunjungi Masjid Abu Ayyub Al￾Anshari, masjid pertama yang dibangun oleh Kesultanan Turki Utsmani setelah penaklukan Konstantinopel tahun 1453. Di dalam kompleks masjid tersebut terdapat makam Sahabat Nabi, Abu Ayyub Al-Anshari.

Masjid ini dibangun dekat Teluk Tanduk Emas (Golden Horn Bay), di Distrik Eyub, Istanbul. Ada sumber yang mengatakan bahwa masjid ini sudah hampir seribu tahun yang lalu di luar tembok kota Konstantinopel. Setelah kota ini ditaklukkan, masjid dibangun di dalam tembok kota.

Penyebar Islam ke Eropa

Abu Ayyub Al-Anshari terbilang tokoh besar dalam lintasan
sejarah peradaban Islam. Saat Nabi Muhammad SAW hijrah ke
Madinah, rumah penduduk yang pertama kali disinggahi oleh Nabi
adalah rumah Abu Ayyub Al-Anshari.

Selanjutnya tokoh sahabat ini memilih hijrah ke kawasan Barat, dengan
tujuan menyebarkan agama Islam di Eropa. Demi misi dakwah Islam di benua Eropa, pemilik rumah bersejarah ini harus berhadapan dengan kekuatan Nasrani.

Ilustrasi Abu Ayyub al Anshari (surau.co)

Eropa yang sangat kuat. Konon untuk menambah motivasi juang di medan berat Eropa, Abu Ayyub Al-Anshari membawa sepotong kayu yang pernah diinjak kaki Nabi SAW. Kayu tersebut hingga kini masih tersimpan rapi, ditempelkan pada dinding masjid yang mengabadikan namanya.

Arsitektur Masjid

Arsitektur Masjid Abu Ayyub Al-Anshari begitu mewah. Karpetnya lembut dan tebal. Lampu gantung dan kubah yang khas Turki menghiasi bangunan berusia ratusan tahun tersebut. Mimbar untuk khutbah amat indah dan menawan. Ukirannya dipahat dari kayu oak berkualitas super.

Baca Juga:

Selain shalat di masjid ini, penziarah berkesempatan menziarahi makam beliau yang berada di halaman depan masjid. Para penziarah (zuwwar) harus antri, berjalan berdesakan untuk melihat makam sahabat Nabi tersebut dari kaca yang disediakan.

Suasana di dalam Masjid Abu Ayyub al-Anshari.

Para zuwwar umumnya hanya lewat. Tidak ada kesempatan berhenti, apalagi duduk melingkar untuk mengadakan acara tertentu. Mereka tidak melakukan hal-hal yang lazimnya dilakukan para penziarah kuburan keramat di nusantara, yang identik dengan acara tahlilan, istighosah, dan tabur bunga. Sebagian besar peziarah hanya antri berjalan di depan makam, melihat-lihat, dan mengagumi keindahan arsitekturnya. Ada juga satu atau dua orang yang mengambil posisi berdoa, namun hanya sebentar dan tidak terdengar suaranya.

Kesultanan Turki Utsmani meninggalkan masjid kuno dalam jumlah cukup banyak, seperti Masjid Hagia Sofiya, Masjid Biru atau Masjid Sultan Ahmad, Masjid Sulaimaniyah, dan Masjid Abu Ayyub. Semua masjid bersejarah ini ada di Kota Istambul. Ada juga Masjid Hijau atau Masjid Sultan Muhammad I, di kota Bursa. Di halaman masjid-masjid kuno tersebut hampir pasti ada pohon oak.

Di depan masjid Abu Ayyub sendiri ada pohon oak yang begitu besar dan menjulang. Menurut Khalil Bey, tour guide yang mendampingi rihlah peradaban PWM Jawa Timur selama berada Turki, pohon oak yang ada di komplek Masjid Abu Ayyub AlAnshori sudah berusia sekitar 500 tahun.

Pohon oak atau ek merupakan salah satu pohon tertua yang dulunya digunakan oleh orang Eropa sebagai perlengkapan upacara keagamaan atau yang berhubungan dengan dewa. Pohon yang tinggi dan menjulang ini sampai sekarang masih tumbuh di Eropa, Amerika, dan bahkan Asia.

Pohon itu juga disebut pohon malaikat karena bentuknya yang melebar seperti sayap malaikat. Kayunya keras, kuat, dan tahan lama. Sehingga dalam gereja Katolik ada tradisi membuat peti mati dari pohon ini untuk jasad para Paus yang meninggal dunia

BERSAMBUNG

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

2 Responses

  1. herbal supplementsOctober 25, 2024 at 1:25 pm

    … [Trackback]

    […] Find More on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-8-masjid-abu-ayyub-al-anshari/ […]

  2. เหล็กถูก บุรีรัมย์October 31, 2024 at 6:34 am

    … [Trackback]

    […] Find More to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-8-masjid-abu-ayyub-al-anshari/ […]

Leave a Reply