Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-26): Muhammad Iqbal dan Air Mata Kenangan di Masjid Cordoba

Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-26): Muhammad Iqbal dan Air Mata Kenangan di Masjid Cordoba
Sir Muhammad Iqbal

Tulisan berseri ini diambil dari buku menarik berjudul “Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna di Turki dan Spanyol” yang ditulis oleh Biyanto, Syamsudin, dan Siti Agustini. Ketiganya adalah fungsionaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.

Buku ini mengisahkan perjalanan di Turki dan Spanyol, dua tempat yang penuh dengan memori kejayaan Islam dimasa lalu. Buku ini sangat menarik. Selamat mengikuti serial ini.

Buku ini mengisahkan perjalanan di Turki dan Spanyol, dua tempat yang penuh dengan memori kejayaan Islam dimasa lalu. Buku ini sangat menarik. Selamat mengikuti serial ini.

Cover buku Rihlah Peradaban

SERI-26

Mengunjungi Masjid Cordoba

Sir Muhammad Iqbal lahir pada 9 November 1877 dan wafat pada 21 April 1938 M. Iqbal dikenal juga sebagai ‘Allamah Muhammad Iqbal. Ia adalah seorang penyair, politisi, dan filsuf Muslim besar abad ke-20, dari anak benua India.

Ia dianggap sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sastra Urdu. Banyak karya sastra yang ditulis baik dalam bahasa Urdu maupun Persia. Iqbal dikagumi sebagai penyair klasik menonjol oleh sarjana-sarjana sastra dari Pakistan, India, maupun secara internasional. Meskipun Iqbal dikenal sebagai penyair yang menonjol, ia juga dianggap sebagai filsuf besar Muslim pada masa modern.

Buku puisi pertamanya, Asrar-eKhudi, juga buku puisi lainnya termasuk Rumuzi-Bekhudi, Payam-iMashriq dan Zabur-iAjam; dicetak dalam bahasa Persia pada 1915. Di antara karya￾karyanya, Bang-i￾Dara, Bal-i-Jibril, Zarb-i Kalim dan bagian dari Armughan-e- Sir Muhammad Iqbal (1877 – 1938)

Hijaz merupakan karya Urdu-nya yang paling dikenal. Bersama puisi Urdu dan Persia-nya, berbagai kuliah dan surat dalam bahasa Urdu dan bahasa Inggris telah memberikan pengaruh yang sangat besar pada perselisihan budaya, sosial, religius dan politik selama bertahun-tahun. Pada 1922, ia diberi gelar bangsawan oleh Raja Inggris, George V, dengan titel Sir.

Ketika mempelajari hukum dan filsafat di Inggris, Iqbal menjadi anggota All India Muslim League cabang London. Kemudian dalam salah satu ceramahnya yang paling terkenal, Iqbal mendorong pembentukan negara Muslim di Barat Daya India.

Ceramah ini diutarakan pada ceramah kepresidenannya di Liga pada sesi Desember 1930. Saat itu ia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Quid-i-Azam Mohammad Ali Jinnah. Iqbal adalah penggagas berdirinya negara Pakistan.

Namun ia keburu wafat, tidak sempat melihat proklamasi Republik Islam tersebut. Iqbal dikenal sebagai Shair-e-Mashriq, yang berarti Penyair dari Timur. Ia juga disebut Muffakir-e-Pakistan dan Hakeemul-Ummat. Di Iran dan Afganistan, ia terkenal sebagai Iqbāl-e Lāhorī atau Iqbal dari Lahore. Ia sangat dihargai atas karya-karya berbahasa Persia.

Pemerintah Pakistan menghargainya sebagai penyair nasional, sehingga hari ulang tahunnya, atau Yōm-e Welādat-e Muḥammad Iqbāl, merupakan hari libur nasional di Pakistan.

Sir Muhammad Iqbal

Pada tahun 1932 M, di sela-sela perjalanannya ke Spanyol, Muhammad Iqbal mengunjungi Masjid Cordoba. Ia tidak sendirian ketika mulai melangkahkan kaki di dalam masjid dan halamannya, juga melihat langit-langit dan tiang-tiangnya. Tentu banyak turis manca negara yang berduyun-duyun bersamanya.

Karena si permata arsitektur masjid Cordoba adalah destinasi utama wisata di seantero Andalusia. Namun Iqbal, sang penyair itu sendirian dalam do’a dan munajatnya, hening dan kesedihannya. Di tempat itu, ada kenangan dan kerinduannya, juga kesedihan dan goncangan pikirannya. Di tempat itu juga ada pelajaran berharga yang menggetarkan dan menggerakkan hatinya untuk menulis salah satu mutiara puisinya, yaitu yang berjudul Di Masjid Cordoba.

Iqbal sang penyair, shalat dan berdo’a di masjid yang sudah 700 tahun tidak mengenal shalat dan do’a. Ia sujud di tanah yang di situ dulu orang-orang Mukmin sejati bersujud. Ia membaca Al-Qur’an, yang di situ dulu aulanya selalu bergetar oleh para masyayikh yang tadarus Al-Qur’an.

Tidak jauh dari tubuhnya ada menara adzan, yang dulunya merupakan magnet penghimpun ribuan ahli tauhid. Adzan ini adalah deklarasi iman harian, di mana dasar-dasar doktrin Islam diulang-ulang. Adzan merupakan seruan unik untuk bangsa Islam yang tidak ada bandingannya dalam seluruh alam.

Iqbal sang penyair, diliputi keyakinan bahwa bangsa yang menjawab adzan, mengikuti imannya dan hidup untuk risalahnya adalah bangsa yang abadi yang tidak pernah mati, sekalipun melewatinya dengan kesengsaraan dan kesulitan, malapetaka dan kemalangan. Ia tatap dengan lembut semua pemandangan indah ini.

Masjid malang yang unik. Yang mimbarnya tidak tahu menahu dengan khutbah Jum’at. Garis-garis shafnya tidak pernah menyaksikan barisan orang shalat. Menaranya tidak pernah memanggil mushalli untuk sekedar berdo’a. Hal itu terjadi selama berabad-abad.

Namun, ia menemukan nyala api dalam puisinya yang indah, yang ia tulis selama di Spanyol. Bahkan, sebagian besar justru ia tulis di Cordoba. Iqbal menyebutkan dalam puisinya bahwa dunia ini akan musnah. Demikian pula jejak-jejak yang ditinggalkan oleh generasi pendahulu. Karya seni yang dihasilkan oleh kejeniusan manusia dari waktu ke waktu pasti akan punah dan membusuk.

Namun jika karya peradaban itu lahir dari hamba Allah yang shalih, maka ia akan hidup selamanya. Kehidupan yang memancar dari cahaya kasih sayang serta cinta yang kuat dan murni. Cinta sejati, menurut penyair besar ini, adalah emosi yang tidak ada hubungannya dengan seks. Ia melampaui materi dan perut. Cinta inilah yang menggabungkan antara iman dan kelembutan. Cinta ini adalah satu-satunya kekuatan yang tetap tegak berdiri di depan siklus keabadian yang mengalir tiada henti.

Emosi dari cinta jenis ini sungguh unik. Ia berbeda dengan yang lain. Ia adalah emosi kuat dan mulia, yang diisi dengan perasaan tertinggi dari sensasi hidup insani. Dengan keberaniannya Iqbal memenangkan pertempuran. Ia menangis di mimbar, mengungkapkan kata hatinya tanpa rasa gentar dan dengan bangga ia mempersembahkan jiwanya kepada Allah Yang Maha Ghaffar.

Tidak diragukan lagi bahwa cinta itulah salah satu motif utama yang mendorong umat Islam berpetualang sampai tiba di Andalusia dan mendirikan pemerintahan Islam yang tinggi dan mulia. Lembaran hidup umat Islam telah dibuka di Andalusia. Dalam doktrin, hukum, dan sistem pemerintahan yang mengantarkan semua orang mencapai kebahagiaan.

Pemerintahan Islam Andalusia memimpin penduduknya meniti jalan kesuksesan di dunia dan akhirat. Lembaran hidup itu, kemudian ditutup dari buku Andalusia pada hari kematian Granada, pada 1492 M. Saat Abu Abdillah ash-Shaghir, penguasa terakhir Granada, menyerahkan kunci negaranya kepada dua raja Katolik, yakni Ferdinand dari Aragon dan Isabella dari Castila.

Setelah lembaran ditutup, sebuah gerakan yang ekstrim, keras, dan berdarah dilancarkan untuk mengubur semua jejak kehidupan Islam dan sisa-sisanya, hingga sebagian besar musnah terinjak-injak. Benar wujud fisik eksternal dari warisan Arabisme dan Islam di Andalusia telah sirna. Namun siapapun yang berkunjung ke sana, hampir pasti merasakan spirit Arab-Muslim ke manapun perginya.

Jika Anda mengunjungi Masjid Agung Cordoba, maka Anda akan mengalami perasaan seperti yang terjadi pada diri Iqbal, pada hari ia mengunjunginya. Meskipun Anda sudah berada di luar Cordoba dan masjidnya, atau Granada dan Alhambra-nya. Wajar dan seharusnya seperti itu. Seorang Muslim pasti merasakan adanya ikatan keluarga, kekerabatan, dan keyakinan, ketika berada di Andalusia. Andalusia yang harum dan indah, elok, dan menakjubkan. Apalagi jika ia seorang penyair yang amat lembut perasaannya.

Dikisahkan, ada turis Arab sedang berkeliling Granada. Ia mengunjungi Istana AlHambra. Ia keheranan, bangga, dan sedih, tetapi ia tetap diam seribu Bahasa. Hal itu karena dirinya tidak pernah tahu siapakah yang membuat kaligrafi-kaligrafi indah pada dinding dan sudut-sudut ruangannya.

Baca Juga:

Tetapi setelah pemandu Spanyol memberitahunya, bahwa kebesaran AlHambra adalah karya nenek moyangnya. Dia merasa seolah-olah tubuhnya ditusuk-tusuk, dan dia berharap pemandu ini tahu bahwa penguasa sejati AlHambra adalah dirinya. Karena inovatornya adalah nenek moyang Muslim Arabnya, pendahulunya yang hebat, dan penakluk bangsa-bangsa. Sontak ia menulis puisi:

Dekorasi itu, aku hampir bisa mendengar denyut nadinya

Hiasan indah di langit-langit sekan memanggil jiwanya

Dia berkata, Inilah al-Hambra kebanggaan nenek moyang kita,

Maka bacalah tulisan di dindingnya, itulah keagunganku.

Keagungannya, seraya aku menyeka luka yang berdarah

Dan aku juga menyeka luka yang ada dalam sukma

Andaikan saja aku ahli waris sejati dari pusaka indah ini

Tentulah bagian dari orang yang dikutuk nenek moyangku.

Kutipan puisi di atas sebagaimana ditulis oleh Haidar al Ghadir dalam https://haidaralghadeer.blogspot. com, yang diposting
pada tanggal 17 Agustus 2022.

Muhammad Iqbal Menulis Puisi

Saat penyair dan filsuf Muslim asal anak benua India, Sir Muhammad Iqbal, mengunjungi Cordoba pada 1932 M, ia mengungkapkan keprihatinannya tentang sebuah masjid yang tidak lagi dipergunakan menyembah Allah. Yang terjadi adalah sebaliknya. Ia dipakai ibadat oleh orang-orang yang mengimani Yesus sebagai anak Tuhan.

Yang menarik bahwa Muhammad Iqbal sempat melaksanakan shalat secara terbuka di dalamnya. Itulah shalat yang melegenda, karena di masjid itu sudah tujuh ratus tahun, shalat tidak didirikan. Di bangunan itu, di dalam Masjid Agung Cordoba, Muhammad Iqbal menulis puisinya yang terkenal,
yakni:

Masjid Agung Cordoba

Istana dan masjid pahatanya, karya insan yang mempesona

Suara terus berulang seperti awal hikayat bagi para
pengunjungnya

Haus yang tak terpuaskan dan memang mencari kehausan
tujuannya

Semakin lama melihat semakin cemas, ingin bangun dan
duduk lagi

Seolah terpaut antara hiasan dan lantainya dengan hati yang
berdetak

Pada batu itu ada keindahan hati kami, dengan segenap jiwa
kami berjanji

Biarlah lonceng di sisinya berdentang. Kami bekali segengam
rintihan

Wahai naungan Barat dan pesonanya, adakah yang
mengingkari sejarahmu

Karenamu Andalus hangat, sebagai tanah suci yang
diagungkan di Barat

Tiada tanding dalam keagungannya kecuali iman dan
keluhurannya

Melodi Arabnya berlanggam Hijazi, itulah jiwa Islami yang
abadi

Wewangian Yamani berhembus lembut, berhimpun bersama
negeri Damaskus

Muhammad Iqbal tidak lupa membandingkan keindahan mozaik di Masjid Agung Cordoba dengan keindahan jiwa orang orang Mukmin yang menciptakan mozaik tersebut. Dan, memang mozaik itu adalah cerminan dari hati mereka. Pada bagian lain, Iqbal menulis puisi berikut:

Sudah sampaikah ke telinga cerita indah ahli ibadah

Semangat saat pagi, tenang saat sore, dan siaga untuk esok
hari

Riang gembira dan cinta, rendah hati dan kasih sayang

Kata-kata manis, ringan jiwa, dan lembut hati

Cinta abadi, perang murni, dan membela harga diri

Dalam lindungan Allah, lewat tangan lembut-Nya yang
penuh kuasa

Dunia adalah istana kekhalifahannya dan langit adalah
masjidnya

Rahasia dua alam dilihatnya, dan pada dua alam juga
kehormatannya

Fatamorgana zaman telah dijauhkan dari cahaya agama dan api
cinta

Tiang-tiang masjid ibarat batang kurma dari negeri Syam.

Pohon kurma dan tiang-tiang itu menjulang dalam masjid

Warna biru kubahnya bersinar menerangi yang shalat malam
dan berdzikir

Desahannya saat sepi ibarat desah bukit yang merintih

Ucapan-ucapan Muhammad Iqbal menggambarkan alam Cordoba yang indah, dan membangkitkan ingatan sejarah cemerlang di hati umat Islam. Iqbal mengatakan melalui puisinya:

Awan di lembah bergerak seraya mengisahkan ihwal seorang
penyelam/pengkhayal

Sinar matahari menerpanya dengan seonggok mirah delima

Dengarlah nyayian putri petani, riuh meskipun ia kesepian

Gemuruh nyanyiannya, muncul dalam rintih dan erangan

Seolah simphoni yang menenggelamkan bahtera hati

Menggoda sungai Cordoba yang penuh cinta

Di sana anak sungai beriak, di sana juga daun gemerisik

Seolah di atas sungai itu, ada sejarah nyanyian orang Timur

Muhammad Iqbal meratapi hilangnya fungsi suci bangunan monumental Islam itu. Bagaimana bisa diterima akal waras manusia, menara menjulang yang dulunya adalah magnet penghimpun ribuan ahli tauhid, tiba-tiba saja berganti menjadi menara lonceng gereja.

Bagaimana bisa diterima akal waras manusia, kayu salib Kristiani diangkat tinggi-tinggi di atas ayat-ayat suci. Hal ini benar-benar malapetaka. Di dalam Masjid Agung Cordoba, Iqbal berkata:

Sungguh tanah yang Anda injak adalah tempat hujan air mata

Mengapakah Muslim tidak kumandangkan adzan hingga
berabad-abad

Apakah tidak ada nada kebisingan pada bangsa-bangsa
kecuali suara adzan

Iqbal tidak lupa menulis sebuah puisi saat mengucapkan selamat tinggal pada Masjid Cordoba. Tempat yang di dalamnya ia mengungkapan ringkasan dari samudera kepedihan hati, atas masa lalu yang hilang dan masa kini yang menyedihkan. Ia berkata:

Itulah suara mercusuar yang larut dalam angin sepoimu

Dia menggema berulang-ulang dalam jiwamu

Wahai kembaran Masjidil Haram, aku mengelilingmu

Rukuk dan sujud layaknya mereka yang khidmat padamu

Penandamu adalah bekas sujud di atas bumi

Gemetar dan gembira berlomba silih berganti

Kebenaran telah padam, kilauan hilang dan pergi

Namun sinar Cordoba yang kesepian, tetap terang dan abadi

Dan aku berdiri, tidak tidur. Aku memuji bukan berkelana

Sengaja menimbulkan luka yang ada dalam pusaran hati

Puisi-puisi itu adalah desahan hati Muhammad Iqbal yang berduka atas sejarah bangsa yang tidak pernah sadar. Yang kelalaiannya telah mencapai titik puncak. Itulah yang diinginkan oleh orang-orang Yahudi. Mereka ingin mencuri sejarah kejayaan umat Islam.

Sama seperti keadaan sekarang, di mana mereka berencana untuk merampok Masjid Al-Aqsa, dengan dalih secuil sejarah yang dibuat-buat. Jadi, apakah kita akan terus mengajari anak-anak kita tentang sejarah keagungan Napoleon Bonaparte, dan melupakan keagungan Masjid Cordoba? Pantaskah tindakan itu lahir dari kader Muslim yang mewarisi keagungan pendahulunya

BERSAMBUNG

Serial tulisan “Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol” ini akan segera berakhir dalam beberapa seri lagi.

Selanjutnya redaksi zonasatunews.com akan menerbitkan Tulisan Berseri lagi yang sangat menarik. Sebuah Novel karya terbaru Dr Muhammad Najib, Duta Besar RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO yang berjudul “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat”

Novel ini merupakan karya “Master Peace” atau “Magnum Opus” dari sejumlah novel karya Dr Muhammad Najib yang telah terbit sebelumnya seperti: “Bersujud Diatas Bara”, “Safari”, serta “Di Beranda Istana Alhambra”.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

21 Responses

  1. all slot ได้เงินจริงOctober 23, 2024 at 10:33 am

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  2. PGSLOT เว็บตรง โบนัสแตกสนั่นOctober 23, 2024 at 10:41 am

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  3. ตรวจสอบบัญชี ภูเก็ตNovember 11, 2024 at 10:12 am

    … [Trackback]

    […] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  4. linksDecember 20, 2024 at 9:40 pm

    … [Trackback]

    […] Find More on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  5. dultogelDecember 29, 2024 at 7:35 pm

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  6. สล็อตเว็บใหญ่ ลิขสิทธิ์แท้ ส่งเกมตรงJanuary 3, 2025 at 6:23 pm

    … [Trackback]

    […] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  7. why not try this outJanuary 4, 2025 at 6:06 pm

    … [Trackback]

    […] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  8. เช่ารถตู้พร้อมคนขับJanuary 14, 2025 at 11:10 am

    … [Trackback]

    […] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  9. how to delete an instagram account on iphoneFebruary 25, 2025 at 6:09 pm

    … [Trackback]

    […] Find More here to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  10. Best DeepnudeMarch 24, 2025 at 11:55 pm

    … [Trackback]

    […] Find More to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  11. fast-paced crash gameApril 23, 2025 at 10:51 pm

    … [Trackback]

    […] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  12. Jin Fu XingyunMay 4, 2025 at 6:42 am

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  13. เว็บตรงฝากถอนง่ายMay 8, 2025 at 1:15 pm

    … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  14. visit the siteMay 10, 2025 at 5:09 am

    … [Trackback]

    […] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  15. เครื่องเป่าแอลกอฮอล์May 17, 2025 at 9:14 am

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  16. altogelMay 30, 2025 at 4:41 pm

    … [Trackback]

    […] Info to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  17. Bible StudyJune 21, 2025 at 6:59 am

    … [Trackback]

    […] Information on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  18. Labubu seriesJune 26, 2025 at 3:02 am

    … [Trackback]

    […] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  19. ไอติมงานแต่งAugust 3, 2025 at 1:14 pm

    … [Trackback]

    […] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  20. iTunes gift cardAugust 9, 2025 at 6:42 am

    … [Trackback]

    […] Information on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

  21. PG WALLETSeptember 9, 2025 at 5:46 am

    … [Trackback]

    […] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-26-muhammad-iqbal-dan-air-mata-kenangan-di-masjid-cordoba/ […]

Leave a Reply