GAZA – Sayap bersenjata Hamas mengatakan mereka bertanggung jawab atas serangan roket yang menewaskan 21 tentara Israel pada hari Senin (22/1). Dihari yang sama, 3 tentara Israel tewas dalam serangan terpisah. Sehingga Israel menderita kehilangan 24 tentaranya. Israel menderita kehilangan tentara yang terburuk dalam 3 bulan serangannya di Gaza. Hal itu memaksa AS, sekuru dekatnya mendorong penghentian sementara konflik di Gaza.
Dikutip Reuters, juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan kepada wartawan di Tel Aviv bahwa roket-roket militan Hamas menghantam sebuah bangunan di mana pasukan Israel meletakkan bahan peledak untuk menghancurkannya. Seranan Hamas itu menyebabkan gedung itu dan gedung di sebelahnya runtuh, katanya.
Secara total, 220 tentara Israel telah tewas sejak dimulainya serangan darat pada akhir Oktober.
Marah dengan kejadian tersebut, sehari setelahnya, Selasa (23/1) tank-tank Israel bergerak maju menutup jalan keluar dari Khan Younis menuju pantai Mediterania, menghalangi jalan keluar bagi warga sipil yang mencoba mencapai Rafah, kota terakhir di tepi selatan Gaza yang berbatasan dengan Mesir – yang sekarang dipenuhi oleh lebih dari setengah penduduk wilayah kantong yang berjumlah 2,3 juta orang. .
Israel memblokade rumah sakit, yang menurut para pejabat Palestina membuat upaya penyelamatan korban luka tidak mungkin dilakukan. Di Rumah Sakit Eropa, yang dijangkau oleh Reuters di selatan Khan Younis, Ahed Masmah membawa lima mayat, ditumpuk di atas kasur di kereta keledainya.
“Saya menemukan mereka tertelungkup di jalan,” katanya.
Di rumah sakit utama Nasser milik Khan Younis, yang terbesar yang masih berfungsi di Jalur Gaza, jenazah dikuburkan di halaman karena tidak aman untuk pergi ke pemakaman.
Ashraf Al-Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan tim medis tidak dapat memindahkan kasus-kasus kritis dari Kompleks Medis Nasser ke rumah sakit lapangan terdekat di Yordania karena penembakan yang sedang berlangsung.
Israel mengatakan pejuang Hamas beroperasi di dalam dan sekitar rumah sakit, namun hal ini dibantah oleh staf rumah sakit dan Hamas.
Martin Griffiths, koordinator bantuan darurat PBB, mengatakan pada hari Selasa (23/1) bahwa 24 orang tewas dalam serangan Israel terhadap gudang bantuan pusat PBB dan zona kemanusiaan di wilayah Khan Younis. Sebuah pusat distribusi di mana keluarga-keluarga menerima bantuan mengalami pemboman besar-besaran, katanya di platform media sosial X.
“Perang mempunyai akibat yang sangat menyakitkan dan berat”, kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari setelah 24 tentara tewas di Jalur Gaza, jumlah korban tewas harian terbesar bagi militer sejak dimulainya operasi darat pada 27 Oktober menyusul serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Israel.
Editor: Reyna
Related Posts

Perihal Donasi Soros Untuk Kampaye Zohran

Perubahan iklim akan berdampak parah pada ekonomi dan keamanan Belgia

Kemenangan Zohran Mamdani Bukan Simbolis Tapi Transformasional

Laporan rahasia AS menemukan ‘ratusan’ potensi pelanggaran hak asasi manusia Israel di Gaza

Prancis dan Spanyol menuntut pembatasan hak veto PBB untuk memastikan keadilan di Gaza

Mesir sepakat dengan Iran, AS, dan IAEA untuk melanjutkan perundingan guna menemukan solusi bagi isu nuklir Iran

Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mencalonkan diri sebagai Sekretaris Jenderal PBB

Laporan PBB: Sebagian besar negara gagal dalam rencana iklim yang diperbarui

Rencana Tersembunyi Merobohkan Masjidil Aqsa, Klaim Zionis Menggali Kuil Sulaiman, Bohong!

Umat Islam Jangan Diam, Israel Mulai Menjalankan Rencana Jahatnya: Merobohkan Masjid Al Aqsa



No Responses