Oleh: Geis Chalifah
Bermula dari Cawapres Prabowo, anaknya Presiden Jokowi yang dengan songong tampil dalam debat cawapres dengan menyebut nama Tom Lembong berkali-kali.
Lalu Tom Lembong dengan santai berbicara tentang namanya yang berkali-kali disebut. Menerangkan berbagai pertanyaan, dengan sangat rilex dengan argumentasi disertai data.
Tak lama kemudian, buah dari kesongongan anaknya Presiden yang dicalonkan jadi cawapres dengan melanggar konstitusi itu.
Memerlukan pemadam kebakaran. Dari mulai Bahlil hingga Luhut Panjaitan serta para tukang gonggong lainnya berteriak di media. Untuk memadamkan api yang disulut oleh anaknya presiden bernama Gibran.
Dengan tendensi negatif mereka bicara tentang Tom Lembong, dan kinerjanya selama membantu Presiden Jokowi.
Ada yang mereka lupa bahwa dalam semua aspek yang terpenting adalah data.Bukan cuma pernyataan yang keras dengan aksentuasi yang seolah menekan lalu orang lain akan merasa takut.
Kita semua masih ingat ketika Luhut Panjaitan bicara tentang reklamasi dengan mengatakan : Siapa dia?
Kemudian Anies Baswedan yang saat itu diwawancara di mata Najwa diputarkan kembali rekaman tersebut. Anies dengan penuh senyum menjawab berdasarkan regulasi yang ada di kewenangannya. Menyatakan dengan lugas. Dia akan terus menjalankan aturan. (Menyetop Reklamasi).
Demikian pula Tom Lembong. Saat diwawancara di Metro TV, dia katakan siap beradu data. Juga membuka semua hal apakah itu OSS maupun investasi di dalam negeri selama dia menjabat.
Bahkan Tom Lembong mengucapkan dengan datar tanpa aksentuasi yang keras bahwa OSS itu jilatan yang luar biasa dari seorang menteri senior kepada Presiden.
Para pendekar di barisan Amin, bukan saja tak pernah menyerah dalam mengedepankan kebenaran. tapi juga selalu dan selalunya siap beradu data.
Kini kebakaran itu bukannya padam namun semakin membara. Karena data-data yang diberikan Tom Lembong semakin membuat mata publik terbuka.
Bagaimana kisah selanjutnya dari kebakaran yang disebabkan oleh kesongongan anak Presiden.Tentu saja akan lebih menarik, karena Panggung untuk Tom Lembong sudah disiapkan untuk diskusi publik dengan mengundang para pemadam kebakaran. Seperti Luhut juga Bahlil.
Kita tunggu episode berikutnya.
EDITOR: EYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (4): Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional Yang Menyelamatkan Indonesia

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Mencermati Komisi Reformasi Polri



No Responses