JAKARTA – Sebuah video yang membongkar rahasia IT KPU “SIREKAP” beredar dan viral. Isinya, sungguh hebat. Menghebohkan. Tidak diketahui siapa yang awalnya membuat, tetapi di aplikasi Tiktok video itu menjadi viral.
Video itu menjelaskan beberapa hal dan menjawab apa yang kira-kira sedang terjadi dengan dalam sistem IT KPU “SIREKAP”. Algoritmanya sedang dibongkar oleh ahli IT itu, entah siapa namanya, seorang lelaki muda (dari suaranya), tetapi dia bisa menjelaskan dengan simulasi sederhana. Persis seperti yang terjadi saat ini. Dia pasti seorang ahli IT, atau seorang programmer.
Pertama, dalam video itu dijelaskan, bahwa prosentase perolehan suara itu ditentukan sejak awal, dipatok dulu besarnya. Seperti dalam Qick Count (QC), dalam video ini pasangan Capres-Cawapres (01/AM) = 24%, (02/PG) = 58%, dan (03/GM) = 17 %.
Prosentasi perolehan suara ditentukan sejak awal, yang tidak akan berubah-ubah hingga semua suara diinput
Dalam simulasi itu dicontohkan ada 6 TPS. Jumlah surat suara yang masuk 2000. Setelah angka 2000 itu dimasukkan secara otomatis langsung tersebar dalam 6 TPS tersebut.
Kedua, dalam salah satu TPS akan terjadi penggelembungan, karena dengan 6 TPS seharusya jumlah total suara kurang dari 2000. Aturanya dalam 1 TPS maksimal 300 pemilih ditambah suara tambahan sekitar 10 %.
Dalam video ini penggelembungan terjadi di TPS 6, pasangan 02 mendapatan suara 77. Tetapi dalam tampilan simulasi menjadi 677 suara. Ada penggelembungan sebesar 600 suara di TPS itu.
Skenario penggelembungan 02 di TPS 06 dengan jumlah 677 suara. melebihi jumlah maksimal suara di TPS. Suara aslinya 77, sehingga ada 600 suara digelembungkan.
Ketiga, setelah perolehan suara 02 di TPS 06 diperbaiki dengan angka aslinya (77 suara) dan dimasukkan kolom pasangan 02, apakah penggelembungan suara menjadi hilang? Tidak.
Suara “siluman” hasil penggelembungan itu hanya pindah tempat secara acak (random). Dalam tampilan video itu suara siluman hasil penggelembungan sebesar 600 itu pindah ke TPS 5. Sehingga suara 02 yang semula 126 kini menjadi 726 suara.
Di TPS 5 pasangan 02 suaranya menggelembung menjadi 726, hasil penambahan 600 suara siluman ditambah suara aslinya 126
Keempat, setelah kesalahan (penggelembungan) di TPS 5 dikoreksi dan dibenarkan, anehnya suara siluman 600 itu secara otomatis pindah ke TPS lain (dalam video itu pindah ke TPS 4 menjadi 673, penambahan 600 dan suara aslinya 73).
Kelima, dimasukkan angka berapapun, prosentase perolehan suara tetap sama, tidak berubah sama sekali (01/AM) = 24%, (02/PG) = 58%, dan (03/GM) = 17 %.
Yang berubah hanya sebaran angka penggelembungan yang akan menyebar di ribuan TPS. Itu semua terjadi secara acak (random). Bisa saja penggelembungan itu muncul di TPS didaerah NTT, didaerah terpencil yang sulit dikenali. Atau muncul di TPS di daerah Pulau Sabang, Aceh. Atau ribuan TPS lainnya.
Dengan jumlah TPS dalam Pemilu 2024 sebanyak 800.000 lebih, maka perubahan random (acak) dalam sistem ini akan susah dikenali. Setiap saat dikenali, lalu dikoreksi, maka penggelembungan akan pindah ke TPS lain secara random.
Jadi bisa dipahami, saat terjadi protes input bermasalah sejumlah 2000 lebih TPS, Ketua KPU Hasyim Asyari kemudian minta maaf. Katanya sudah diperbaiki datanyan dengan angka yang sebenanrnya.
Kalau berdasar simulasi dalam video ini, memang mungkin perbaikan sudah dilakukan pada TPS tersebut, tetapi sesungguhnya penggelembungan suara di 2000 TPS lebih tersebut tidaklah hilang, dia hanya pindah TPS baru. Sehingga, prosentase peroelhan suara ketiga paangan tersebut akan tetap sama.
Anehnya, penggelembungan suara itu hanya terjadi pada paslon 02 saja. Artinya algoritmanya memang dibuat seperti itu. Dengan kata lain, desain penggelembungan memang untuk mengkatrol suara 02.
Luar biasa simulasi ini. Diduga, besar kemungkinan algoritma sistem IT KPU “SIREKAP” mirip seperti yang dijelaskan dalam video ini. Bila benar, ini sebuah kejahatan besar yang harus dibongkar.
Saksikan selengkapnya videonya dibawah ini:
EDITOR: REYNA
Related Posts

Ide Prof. Jimly Asshiddiqie Akan Melakukan Amandemen ke 5 UUD NRI 1945 Dapat Orderan Darimana Lagi

Rismon Dan Tifauzia Cabut Surat Kuasa Ahmad Khozinudin dkk

Tidak Terbukti Ada Unsur Korupsi, Hakim Ketua Sunoto: Eks Dirut ASDP Seharusnya Divonis Lepas

Putusan Tidak Adil Untuk Ira ASDP, Ahmadie Thaha: Hakim Logika Dengkul

Ira Harus Bebas Demi Hukum: Suara Ferry Irwandi yang Mengguncang Logika Penegakan Korupsi

Komisi Reformasi Polri Dan Bayang-Bayang Listyo Syndrome

Thrifting: Fenomena Baru Yang Kini Jadi Sorotan DPR dan Menteri Keuangan

Sri Radjasa: Reformasi Polri Setengah hati, Sekadar Perbaikan Kosmetik

Modus Ala Jokowi

Trump: “Bukan Masalah Pertanyaanmu, Tapi Sikapmu, Kamu Adalah Wartawan Yang Parah”




No Responses