Menlu Inggris menolak rencana Netanyahu pasca perang di Gaza dan menyebutnya tidak bisa dijalankan

Menlu Inggris menolak rencana Netanyahu pasca perang di Gaza dan menyebutnya tidak bisa dijalankan
Menteri Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan David Cameron

Cakrawala politik baru diperlukan bagi rakyat Palestina agar mereka dapat melihat jalan menuju solusi 2 negara, kata David Cameron

WASHINGTON – Menteri Luar Negeri Inggris pada hari Jumat mengatakan bahwa rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk Gaza pasca perang “tidak akan berhasil.”

“Jika Anda memikirkannya dari kedua belah pihak, Israel perlu melihat bahwa keamanannya terjamin. Rakyat Palestina perlu melihat adanya prospek sebuah negara Palestina sehingga mereka dapat hidup bermartabat,” kata David Cameron kepada wartawan di PBB. Markas besarnya di New York, tempat ia berpidato di pertemuan Majelis Umum mengenai Ukraina.

“Kedua hal itu adalah kuncinya, dan jika hal tersebut tidak ada dalam rencana maka saya tidak yakin rencana itu akan berhasil,” kata Cameron.

Pernyataannya muncul setelah Netanyahu mengusulkan kepada Kabinet sebuah rencana untuk kendali penuh keamanan Israel yang tidak terbatas atas Gaza, dan penutupan badan UNRWA sebagai bagian dari rencananya ketika perang di Gaza selesai.

Cameron menambahkan cakrawala politik baru diperlukan bagi rakyat Palestina sehingga mereka dapat melihat jalan menuju solusi dua negara, dengan menambahkan: “Tetapi kita akan membutuhkan mereka yang bertanggung jawab atas tanggal 7 Oktober, yaitu kepemimpinan Hamas, untuk meninggalkan Gaza dan kita perlu melihat infrastruktur teror itu dibongkar.”

Ketika ditanya oleh Anadolu apakah Inggris berencana untuk menangguhkan ekspor senjata ke Israel, dan apakah Cameron khawatir Inggris mungkin “terlibat dalam kejahatan perang Israel terhadap Gaza karena bantuannya kepada Israel, Cameron mengatakan Inggris memiliki “salah satu dari sistem yang paling ketat” untuk ekspor senjata ke mana pun di dunia.

“Dan semuanya harus terjadi mengingat posisi hukum humaniter internasional, yang kami kaji secara rutin dan akan terus kami lakukan,” tambahnya.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K