AS mengirimkan kapal ke Mediterania untuk membangun pelabuhan sementara di lepas pantai Gaza

AS mengirimkan kapal ke Mediterania untuk membangun pelabuhan sementara di lepas pantai Gaza
CENTCOM: Dermaga sementara bertujuan untuk mengirimkan pasokan kemanusiaan yang penting

ANKARA – Komando Pusat AS (CENTCOM) pada Minggu mengumumkan bahwa mereka telah mengirimkan sebuah kapal yang membawa bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun pelabuhan sementara di lepas pantai Jalur Gaza.

“Pada tanggal 9 Maret 2024, Kapal Angkatan Darat AS (USAV) Jenderal Frank S. Besson (LSV-1) dari Brigade Transportasi ke-7 (Ekspedisi), Komando Keberlanjutan Ekspedisi ke-3, Korps Lintas Udara XVIII, berangkat dari Pangkalan Gabungan Langley-Eustis dalam perjalanan ke Mediterania Timur,” kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan.

Ia menambahkan bahwa kapal tersebut telah berlayar “kurang dari 36 jam setelah Presiden (Joe) Biden mengumumkan bahwa AS akan memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui laut.”

“Besson, sebuah kapal pendukung logistik, membawa peralatan pertama yang membangun dermaga sementara untuk mengirimkan pasokan kemanusiaan yang penting,” tambahnya.

Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Mayor Jenderal Angkatan Udara Pat Ryder, mengumumkan pada hari Sabtu bahwa pembangunan dermaga sementara yang akan dibangun AS mungkin memakan waktu 60 hari.

Ryder menjelaskan bahwa pendirian dermaga sementara di Gaza akan dilakukan bersama sekutu dan mitra di wilayah tersebut, dan mencatat bahwa tentara dari tujuh brigade transportasi di negara bagian Virginia telah dialokasikan untuk tujuan ini.

Dalam pidato kenegaraannya pada hari Jumat, Biden mengumumkan bahwa AS akan membangun dermaga sementara di garis pantai Gaza untuk memfasilitasi lebih banyak pengiriman bantuan.

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas yang dipimpin oleh Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

Hampir 31.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, dan lebih dari 72.500 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Perang Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K