Netanyahu: Perang Gaza tidak akan berakhir dengan imbalan pertukaran sandera

Netanyahu: Perang Gaza tidak akan berakhir dengan imbalan pertukaran sandera
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di Konferensi Presiden Organisasi Besar Yahudi Amerika, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Yerusalem, 18 Februari 2024. REUTERS/Ronen Zvulun/File Photo 

Posisi Netanyahu muncul ketika Hamas mengadakan pembicaraan di Kairo mengenai gencatan senjata di Gaza dan pertukaran sandera dengan Israel

ANKARA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu menolak seruan untuk mengakhiri serangan mematikannya di Jalur Gaza sebagai imbalan atas kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.

Netanyahu mengklaim bahwa mengakhiri perang Gaza sekarang akan membuat Hamas tetap berkuasa di daerah kantong yang diblokade tersebut.

“Hamas tetap mempertahankan posisi ekstremnya, yang pertama adalah tuntutan untuk menarik seluruh pasukan kami dari Jalur Gaza, mengakhiri perang, dan membiarkan Hamas tetap berkuasa. Israel tidak bisa menerima hal itu,” katanya dalam pesan video di X.

Perdana Menteri Israel menyalahkan laporan media karena merusak negosiasi pertukaran sandera di Gaza dan menyebabkan “penderitaan yang tidak perlu” bagi keluarga, menurut surat kabar Yedioth Ahronoth.

Dia bersikeras bahwa Tel Aviv siap menghentikan pertempuran di Gaza untuk menjamin pembebasan sandera yang ditahan oleh kelompok Palestina.

Pernyataannya muncul ketika delegasi Hamas mengadakan pembicaraan di Mesir untuk gencatan senjata di Gaza dan pertukaran sandera dengan Israel.

Hamas, yang diyakini menyandera lebih dari 130 orang Israel, menuntut diakhirinya serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza sebagai imbalan atas kesepakatan penyanderaan dengan Tel Aviv.

Israel menggempur Jalur Gaza sebagai pembalasan atas serangan lintas batas yang dipimpin oleh Hamas, yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Hampir 34.700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, dan 78.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Hampir tujuh bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85% penduduk daerah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari mengatakan “masuk akal” bahwa Israel melakukan genosida di Gaza, dan memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan tersebut dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K