WASHINGTO, D.C. – Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump kembali membuat pernyataan kontroversial, kali ini dengan mengancam kelompok negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) yang dikabarkan sedang mempercepat rencana mereka untuk meninggalkan dolar AS sebagai mata uang utama dalam perdagangan internasional. Trump menilai langkah ini sebagai ancaman serius terhadap perekonomian Amerika Serikat dan supremasi dolar di pasar global.
Trump: “Kami Tidak Akan Diam!”
Dalam sebuah wawancara saat kampanye, Trump menyampaikan bahwa jika ia kembali menjabat sebagai Presiden AS, ia tidak akan segan-segan mengambil langkah keras terhadap negara-negara yang berupaya melemahkan posisi dolar.
“Langkah mereka adalah serangan langsung terhadap kekuatan Amerika. Jika saya kembali ke Gedung Putih, saya akan memastikan Amerika Serikat tidak membiarkan negara mana pun menghancurkan dolar,” ujar Trump dengan nada tegas.
Trump menambahkan bahwa dominasi dolar adalah pilar penting bagi kekuatan ekonomi dan politik AS. Menurutnya, rencana BRICS ini akan memicu destabilisasi ekonomi global dan memperburuk hubungan antara Amerika Serikat dengan negara-negara anggota BRICS.
Rencana BRICS untuk Tinggalkan Dolar
Kelompok BRICS, yang menyumbang sekitar 40 persen dari populasi dunia dan 25 persen dari produk domestik bruto (PDB) global, telah lama mendiskusikan pengurangan ketergantungan mereka pada dolar AS. Dalam pertemuan terakhir mereka di Johannesburg, Afrika Selatan, anggota BRICS membahas lebih lanjut penggunaan mata uang lokal atau alternatif baru dalam perdagangan antaranggota.
China dan Rusia, sebagai motor utama BRICS, mendorong ide ini dengan tujuan mengurangi pengaruh AS dalam ekonomi global. Selain itu, BRICS telah berencana untuk memperkenalkan mekanisme pembayaran lintas negara yang berbasis mata uang selain dolar.
Analis ekonomi global menilai bahwa langkah ini merupakan bagian dari respons terhadap sanksi ekonomi AS yang kerap menggunakan dolar sebagai alat tekanan.
Respons Para Pengamat
Langkah BRICS dan ancaman Trump memicu beragam pandangan dari pengamat internasional.
Ekonom Senior Nouriel Roubini memperingatkan bahwa transisi dari dolar AS ke mata uang alternatif akan menjadi tantangan besar, tetapi jika berhasil, hal ini dapat mengurangi dominasi Amerika dalam ekonomi global.
Jeffrey Sachs, profesor di Columbia University, menilai bahwa ancaman Trump menunjukkan ketakutan AS terhadap hilangnya pengaruh dolar. “Amerika Serikat perlu memahami bahwa dunia sedang berubah, dan pendekatan unilateralisme tidak lagi efektif,” katanya.
Namun, tidak sedikit juga yang meragukan kemampuan BRICS untuk benar-benar meninggalkan dolar. Mereka mencatat bahwa meskipun retorika BRICS kuat, implementasinya menghadapi banyak hambatan teknis dan politis, termasuk perbedaan kepentingan di antara anggotanya.
Potensi Dampak terhadap AS dan Ekonomi Global
Jika BRICS benar-benar berhasil meninggalkan dolar, dampaknya terhadap ekonomi AS bisa signifikan. Permintaan global terhadap dolar kemungkinan akan menurun, yang dapat memengaruhi nilai mata uang ini dan meningkatkan biaya utang pemerintah AS.
Namun, para ahli juga mencatat bahwa posisi dolar sebagai mata uang cadangan global tidak akan mudah digantikan. Saat ini, sekitar 60 persen cadangan devisa dunia disimpan dalam bentuk dolar, dan banyak negara masih bergantung pada stabilitas ekonomi AS.
Kesimpulan
Pernyataan ancaman Donald Trump terhadap BRICS mencerminkan kekhawatiran AS terhadap perubahan lanskap ekonomi global. Meski upaya BRICS untuk meninggalkan dolar masih dalam tahap awal, langkah ini menandakan semakin besarnya dorongan negara-negara berkembang untuk mengurangi ketergantungan pada AS.
Dengan terpilihnya kembali Trump sebagai Presiden AS dan BRICS yang terus mendorong agenda mereka, ketegangan ini dapat menjadi salah satu isu utama dalam hubungan internasional ke depan. Apakah dominasi dolar akan bertahan, atau dunia benar-benar akan menyaksikan era baru dalam sistem keuangan global? Hanya waktu yang akan menjawab.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Perihal Donasi Soros Untuk Kampaye Zohran

Perubahan iklim akan berdampak parah pada ekonomi dan keamanan Belgia

Kemenangan Zohran Mamdani Bukan Simbolis Tapi Transformasional

Laporan rahasia AS menemukan ‘ratusan’ potensi pelanggaran hak asasi manusia Israel di Gaza

Prancis dan Spanyol menuntut pembatasan hak veto PBB untuk memastikan keadilan di Gaza

Mesir sepakat dengan Iran, AS, dan IAEA untuk melanjutkan perundingan guna menemukan solusi bagi isu nuklir Iran

Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mencalonkan diri sebagai Sekretaris Jenderal PBB

Laporan PBB: Sebagian besar negara gagal dalam rencana iklim yang diperbarui

Rencana Tersembunyi Merobohkan Masjidil Aqsa, Klaim Zionis Menggali Kuil Sulaiman, Bohong!

Umat Islam Jangan Diam, Israel Mulai Menjalankan Rencana Jahatnya: Merobohkan Masjid Al Aqsa


No Responses