JAKARTA – Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang merasa kalau dirinya diadu oleh presiden sebelumnya (Jokowi-red) adalah sikap yang kurang bijak kalau tidak mau dibilang salah. Pasalnya, keluh kesah dan kritik tajam ke Jokowi itu adalah sebuah bentuk kekecewaan rakyat di republik ini yang sudah penuh sesak dan meledak. Pada saat Prabowo menjadi Presiden k-8 yang di tunggu-tunggu rakyat dalam 4 pemilu adalah sebuah harapan bagai cahaya yang menerangi masa depan rakyat.
“Saya tidak melihat kalau keluh kesah dan kritik tajam terhadap Presiden Jokowi adalah bentuk adu domba antara Prabowo dengan Jokowi. Tapi rakyat berharap agar Pak Prabowo berbuat lebih baik dari Jokowi. Presiden Prabowo saat ini dianggap sebuah sosok perubahan bagi rakyat di negeri ini,” ujar Panglima Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid kepada wartawan, Jumat (14/2/2025).
Menurutnya, Jokowi saat ini sudah selesai. Seperti mendiang presiden yang lain, Pak Prabowo sebagai Presiden jangan sebut sebut lagi beliau sebagai guru karena image Jokowi dimata rakyat tidak baik baik aja.
“Saya tidak ingin mengurai ratusan kebohongan dan kebusukan yang dia (Jokowi-red) lakukan pada masa dia berkuasa. ibarat kalau guru kencing berdiri murid akan kencing berlari. Ingat rakyat tidak menginginkan hal tersebut menjadi seolah olah sosok bapak sebagai muridnya,” tutur Habib Umar.
Dikatakan Habib Umar, sekedar catatan saja anda adalah Mr presiden dan masih banyak mempunyai kata kata baik untuk memberi ketenangan dan harapan bagi seluruh rakyat.
“Misalkan bapak Prabowo telah beberapa kali mengatakan , ‘beri saya waktu untuk menyelesaikan segala persoalan yang mengganjal pada sanubari rakyat’. Dan, saya akan selalu bersama rakyat untuk menentukan nasib bangsa dan negara ini kedepan’. Kata itulah yang seharusnya selalu diucapkan Mr. Presiden Prabowo,” jelasnya.
Lebih lanjut Habib Umar mengatakan, kata atau kalimat tersebutlah yang patut diuraikan pada segala event. Karena Presiden Prabowo siapapun mengenal sosok Prabowo Presiden Indonesia yang bijak, humanis, rendah diri, baik hati, patriotik.
“Ingat bahwa beliau (Prabowo-red) ex militer punya ketegasan dan berani ambil resiko jika diperlukan pada saat saat tertentu. Ingat kata pepatah ‘kebaikan itu beda beda tipis dengan kebodohan’. Saatnya tunjukan jati diri yang hakiki, semoga lebih cepat lebih baik, teruslah menguatkan taring untuk menerkam, jadilah macan yang disegani,” katanya. (Nn).
EDITOR: REYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Pertemuan “Rahasia” di PTIK (Bagian 2): Guncangan di Ruang Reformasi dan Bayang-Bayang Operasi Garis Dalam

Pertemuan “Rahasia” di PTIK (Bagian 1) : Walkout, Ketegangan, dan Polemik Komisi Reformasi Polri

Sikap Arogan Ketua Tim Reformasi Polri Justru Tak Hendak Mendengarkan Suara Rakyar

Sutoyo Abadi: Memusingkan

Tantangan Transformasi Prabowo

Kementerian PKP Tertinggi Prestasi Penyerapan Anggaran dari Seluruh Mitra Komisi V

Kejati Sumut Sita Rp150 Miliar dari Kasus Korupsi Penjualan Aset PTPN I: Babak Baru Pengungkapan Skandal Pertanahan 8.077 Hektare

Dipimpin Pramono Anung Jakarta Makin Aman dan Nyaman, Ketua Umum APKLI-P: Grand Opening WARKOBI Januari 2026 Diresmikan Gubernur DKI

Refly Harun Dan RRT Walkout saat Audiensi Dengan Komisi Percepatan Reformasi Polri



No Responses