Warga Gaza Menentang Hamas

Warga Gaza Menentang Hamas

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Ada kejadian menarik di Gaza Palestina, dimana sebelumnya warga Gaza memiliki kekuatan moral dan nasionalisme yang tinggi dalam perlawanan bangsanya untuk merdeka dari penjajahan Israel. Perlawanan mereka itu melalui faksi-faksi perlawanan salah satunya Hamas yang berkuasa di Gaza. Namun pada hari Selasa tanggal 25 Maret 2025 ratusan warga Palestina di Gaza melakukan demonstrasi dimana tuntutannya adalah penghentian perang dengan Israel. Ratusan warga Palestina itu juga meneriakkan slogan-slogan anti-Hamas pada sebuah protes di Gaza utara pada hari Selasa yang menyerukan diakhirinya perang dengan Israel, kata saksi mata.

“Hamas keluar” dan “teroris Hamas” dinyanyikan oleh pengunjuk rasa yang sebagian besar laki-laki di Beit Lahia, di mana kerumunan berkumpul seminggu setelah tentara Israel melanjutkan pengeboman intens di Gaza setelah hampir dua bulan gencatan senjata. Di tengah bangunan yang hancur dan kabel listrik yang rusak di distrik Shuja’iyya di Jalur Gaza, puluhan warga Palestina meneriakkan: “Keluarlah, Hamas, kami ingin hidup dalam kebebasan.” Berdiri dalam lingkaran pada hari Rabu tanggal 26 Maret 2025, para pengunjuk rasa – kebanyakan pria dan anak-anak – bertepuk tangan mengikuti irama setiap nyanyian melawan kelompok militan itu.

Emosi tinggi karena banyak yang menceritakan kondisi mereka dimana selama perang – keluarga, teman, meninggal dunia, rumah mereka hancur– dan menyalahkan Hamas atas kerugian mereka dan untuk kelanjutan pertempuran di jalur Gaza. “Hamas membunuh anak-anak kami, Hamas menghancurkan rumah kami,” kata Mu’ayyid Dhahir kepada videografer lepas Mohamed El Saife dari protes tersebut. “Kami tidak ingin Hamas, keluar.”

Protes itu terjadi setelah seruan dibuat pada hari Selasa di platform media sosial agar warga Palestina di Gaza keluar dan mengungkapkan frustrasi mereka terhadap Hamas dan perang tanpa akhir di Jalur Gaza. Pekan lalu, Israel melanjutkan serangan udara dan daratnya ke Gaza untuk menekan Hamas agar membebaskan semua sandera yang tersisa.
Beberapa warga Palestina menyuarakan kehati-hatian tentang berbicara secara terbuka menentang Hamas karena takut akan pembalasan, tetapi banyak demonstran mengatakan mereka lelah hidup dalam kondisi mereka dan membutuhkan suara mereka untuk didengar.

Warga Gaza itu memang sudah bosan dengan penderitaan yang mereka alami selama perang dengan Israel itu. Namun saya melihat narasi protes mereka terhadap Hamas itu hampir sama dengan pernyataan pemerintah Israel selama ini bahwa penduduk Gaza itu menderita karena menjadi tameng hidup bagi Hamas dalam melawan Israel. Jadi penyebab penderitaan mereka itu adalah Hamas bukan Israel.

Pejabat senior Hamas Basem Naim mengatakan orang-orang memiliki hak untuk memprotes penderitaan yang ditimbulkan oleh perang, tetapi dia mengecam apa yang dia katakan sebagai “agenda politik yang mencurigakan” yang mengeksploitasi situasi.

“Dari mana mereka berasal, apa yang terjadi di Tepi Barat?” katanya. “Mengapa mereka tidak memprotes agresi di sana atau mengizinkan orang turun ke jalan untuk mengecam agresi ini?”. Komentar itu, yang mencerminkan ketegangan di antara faksi-faksi Palestina atas masa depan Gaza, muncul beberapa jam setelah gerakan saingan Fatah menyerukan Hamas untuk “menanggapi seruan rakyat Palestina di Jalur Gaza.” Fatah memimpin Otoritas Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Kita tidak mengetahui apakah demonstrasi warga Gaza itu memang murni dari keinginan mereka agar perang yang brutal itu berhenti; apakah mereka mewakili mayoritas warga Gaza, ataukah mereka itu sebenarnya digerakkan oleh faksi Fatah yang berkuasa di Tepi Barat/the West Bank yang menginginkan agar kekuasaan Hamas di Gaza segera diakhiri; ataukah demonstrasi itu digerakkan oleh dinas rahasia Amerika Serikat dan Israel – CIA dan Mossad yang sejak lama memiliki rekam jejak panjang memecah belah rakyat suatu negara.

Hal itu nampak dalam pernyataan resmi Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu yang mengambil keuntungan dari situasi di Gaza itu bahwa demonstrasi yang terjadi di Gaza tersebut telah menunjukkan bahwa “kebijakan kami selama (ini menyerbu dan membuhanguskan Gaza) adalah benar”.

Kita di Indonesia mendoakan agar rakyat Palestina tidak terpecah belah akibat provokasi dari negara lain agar cita-cita luhur mereka yakni merdeka dari penjajahan Israel terwujud.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K