Partai Politik Adalah Produk Gagal Demokrasi Yang Sengaja Dihidupkan Untuk Memecah Belah Persatuan Bangsa

Partai Politik Adalah Produk Gagal Demokrasi Yang Sengaja Dihidupkan Untuk Memecah Belah Persatuan Bangsa
Kanjeng Senopati

Oleh: Kanjeng Senopati

PEMILU itu bukan Pesta Rakyat tapi Pestanya para “Petugas Partai”. PEMILU adalah KEDAULATAN Rakyat yang Dibeli oleh Partai-Partai Politik kemudian dijual kembali pada Pemilik Modal (para Kapitalis) !!

PARTAI POLITIK adalah alat Kapitalis yang paling ampuh untuk menguasai, meremote / mengontrol pemerintahan negara dan senjata paling ampuh untuk memecah belah persatuan anak bangsa dan memecah belah barisan kaum muslimin.

Tidak sadar politik “De vide et Impera” yang lebih jahat daripada penjajah VOC yang berhasil dipraktekkan di negara-negara yang menjadi TO (Target Operasi) sasaran tembak “globalis yahudi” sasaran yang paling utama adalah Indonesia.

Indonesia berhasil termasuk dalam negara yang terbelenggu dengan radikalisasi demokrasi_ yang akhirnya dipimpin oleh penguasa otoriterian yang kapitalistik liberalistik yang menekan rakyat, memiskinkan rakyat dan mengusir rakyat dari tanah-tanah leluhurnya dengan kebijakan kapitalisnya ini telah membentuk “Imperialisme Gaya Baru” buah hasil dari sebuah kemenangan PARTAI-PARTAI POLITIK.

Siapa yang ingin menghidupkan pemerintahan Kapitalis maka hidupkanlah “Demokrasi”.
Siapa itu Kapitalis? Adalah mafia Konglo merah kelompok “high finansial” kelompok yang berduit besar yang akan menyokong, mendanai dan menguasai kotak suara dan yang akan menguasai dan mengontrol kebijakan pemerintah.

Antara Partai-Partai Politik, Demokrasi dan Kapitalis adalah kepanjangan tangan sebagai “alat” dari para Globalis alias
Elite Global

Dalam Demokrasi kekuasaan tertinggi adalah ditangan rakyat adalah hanya omon-omon dan omong kosong. Demokrasi adalah sebuah Drakor (Drama Kotor Perusak Jatidiri). Realitanya adalah pembualan kepada rakyat karena disanalah peluang besar munculnya manipulasi politik (curang) dan money politik (sogok menyogok), inilah hasil dari produk dan budaya sistem “demokrasi”.

TOKOH-TOKOH PARTAI POLITIK HANYA AKAN MENJADI BURUH-BURUH MAFIA POLITIK (OLIGARKI), SEBAGAI KACUNG POLITIK DAN MEREKA HANYA BEKERJA KEPADA BOSNYA SEBAGAI KACUNG-KACUNG KAPITALIS YANG TUNDUK PADA PEMILIK MODAL !

Bagaimana mengakhiri dari ontran-ontran demokrasi. Hanya ada jalan yang terbaik yaitu bangsa ini kembali kepada tatanan leluhur (tatanan Agama dan Adat Budaya) sebagai tatanan luhur jatidiri bangsa Nusantara.

Akhirnya saatnya nanti Kerajaan Nusantara yang akan muncul dipermukaan bersama Ulama Nusantara disaat puncaknya kegaduhan bangsa ini. Ibarat pemerintah NKRI ini sebuah kapal besar yang rombeng yang karam dan akan tenggelam. Dan Kerajaan Nusantara sebagai “sekoci” kapal penyelamat yang akan menyelamatkan penumpang kapal (rakyat) untuk dipindahkan ke kapal yang lebih besar dan telah kokoh kapalnya itulah Kapal Besar Nusantara. Kerajaan Nusantara ini yang akan “meng-backup” rakyat dan negara ini dari keterpurukan dan ancaman kehancuran negara.

Kerajaan Nusantara akan memayungi dan mengemong seluruh rakyat dari kalangan manapun tanpa pamrih akan membawa aspirasi rakyat Nusantara, karena peduli dan berjuang murni untuk rakyat dan bangsa ini.

Pada akhirnya Kerajaan Nusantara yang akan menjadi “sekoci” (kapal penyelamat) disaat negara ini akan karam dan tenggelam

Ada DUA ELEMEN besar sebagai elemen Inti bangsa yaitu elemen Kerajaan Nusantara dan elemen Ulama Nusantara. Hanya dua elemen ini yang akan mengarahkan arah tujuan pondasi bangsa negara ini yang bisa mengayomi seluruh rakyat Indonesia. Bukan partai-partai politik yang telah merusak negara.

Pesan untuk seluruh rakyat Indonesia..
Jangan berambisi dan bermimpi untuk menjadi anggota DPR MPR menjadi anggota Legislatif, anggota dewan alias menjadi “petugas partai” karena sebentar lagi bakal ada masanya PEMERINTAHAN TRANSISI dimana seluruh partai-partai politik akan DIBUBARKAN !

Karena realita partai-partai politik sudah menjadi musuh bersama rakyat karena realita dilapangan tidak pernah membawa suara rakyat dan aspirasi rakyat.

Partai-partai Islam “sami mawon sendiko dawuh” kepada boss kapitalistik. Nasibnya sama hanya akan menjadi budak-budaknya Demokrasi, dengan kata lain ikut bermain lumpur dalam kubangan “Demokrasi”.

Ada sebuah kaidah dari Ulama Ahlus Sunnah..

“Adalah sebuah keniscayaan bahwa ISLAM tidak akan pernah MENANG diperjuangkan dengan sistem DEMOKRASI..”

Penulis adalah:
Keluarga Besar Wangsa Mataram Padjajaran
(Analis Spiritual Geopolitik Geostrategi, Kontra Intelijen & Pengamat Sejarah Peradaban Nusantara)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K