Oleh Kanjeng Senapati
DALAM dunia yang penuh intrik, baik dalam peperangan nyata (pertempuran), peperangan diplomatik / politik. Bagaimana kiat dan strategi mengambil keputusan dan kebijaksanaan yang tepat, taktis dan strategis dalam menghadapi situasi negara yang sedang terpuruk, kacau atau instabilitas politik (tidak stabil) dalam ancaman atau darurat.
Maka hal ini ibarat seorang Panglima Perang sedang menghadapi acaman pertempuran besar dengan musuh. Saya selalu terinspirasi dalam strategi Ilmu Perang dari para tokoh Panglima Perang seperti Kholid bin Walid, Shalahudn Al Ayyubi dan Sultan Al Fatih.
Maka saya ambil juga teori tokoh ahli strategi perang Sun Tzu. Adalah seorang Panglima Perang di jaman Dinasti Ming.
Tokoh strategi Ilmu perang yang legendaris. dari kumpulan buku kitab-kitab yang saya miliki saya ada buku karya Sun Tzu klasiknya The Art of War. memberikan tiga pelajaran penting :
Pertama, Jangan tergoda oleh umpan dan pancingan musuh.
Kedua, Jangan mengganggu pasukan musuh yang sedang mundur.
Ketiga Jangan kalah perang karena didadak oleh musuh.
Ketiga prinsip ini menginspirasi saya dalam memimpin pertempuran (pertempuran nyata) saat masih mengikuti “Operas Militer”.
Ini adalah Ilmu strategi dalam situasi perang, baik dalam situasi perang pertempuran nyata (perang combat) atau pertempuran perang diplomatik (perang politik).
1. Yang Pertama.
Jangan mudah tergoda dengan umpan musuh.
Ini menggambarkan pentingnya seorang Pemimpin / Panglima gunakan Waskita (melihat jauh kedepan), kendali diri dan penilaian yang cermat terhadap situasi dua hal yang sering kali terabaikan dalam ambisi, nafsu dan emosi yang meluap-luap. Karena umpan musuh adalah pancingan yang diciptakan oleh musuh bisa musuh dari kalangan internal (penghianat) atau musuh eksternal (asing) agar kita masuk kedalam perangkap / jebakann. Karena kita kecenderungan manusia mudah terjebak dalam Egonya.
Panglima Sun Tzu mengingatkan bahwa salah satu strategi klasik dalam peperangan adalah menggunakan umpan untuk memancing lawan sehingga lawan / musuh terbuai bertindak gegabah. Dalam konteks modern, ini bisa berarti provokasi di media sosial, jebakan dalam perundingan diplomatik atau bisnis atau langkah-langkah taktis yang tampak menguntungkan tapi sebenarnya dirancang untuk jebakan untuk menjatuhkan dan melemahkan lawan.
Banyak orang atau institusi yang gagal karena terlalu cepat tergiur oleh tawaran yang tampaknya menguntungkan, tanpa menyadari risiko tersembunyi di baliknya. Prinsip ini mengajarkan kita untuk tidak tergesa-gesa dan untuk kita tidak selalu gunakan rasio / akal tapi juga gunakan rasa atau Waskito untuk menganalisis motif di balik tawaran atau situasi yang terlihat menggiurkan.
2. Yang Kedua.
Jangan Ganggu Pasukan yang Mundur
Jika sebuah pasukan musuh / lawan memutuskan untuk mundur, jangan kejar. Karena pasukan yang sedang mundur bisa menjadi berbahaya jika diprovokasi. Mundur bukan selalu mereka mengalah atau tanda kelemahan, tetapi bisa menjadi bagian dari merubah strategi atau upaya menghindari konflik yang tidak menguntungkannya. Karena mundur di dalam pertempurann umumnya untuk menghindari jatuhnya korban / kerugian yang banyak pada pihak lawan / musuh. Tapi mundur juga merupakan taktik strategi lawan / musuh untuk menikung atau melambung untuk mengambil kekuatan energi yang lebih besar.
3.Ketiga
Jangan kita kalah karena didadak oleh musuh.
Ini adalah salah satu peringatan untuk kita semua. Bahwa guru saya pernah berpesan kepada saya saat saya memimpin team pasukan komando.
“Bahwa kalian didalam fron pertempuran hal biasa kita bisa saja kalah didalam saat bertempur dan pertempuran, tapi yang dihindari kita tidak boleh kalah karena didadak oleh musuh..”
Disini mengandung arti bahwa kita tidak boleh lengah dan tidak waspada terhadap kemungkinan hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi didepan kita. Jangan kita merasa aman dan merasa nyaman. Karena sifat manusia selalu merasa cepat puas dan mudah merasa dizona aman.
Seorang Pemimpin atau Panglima adalah seorang yang memiliki insting tajam kedepan yang bisa mengingtkan dan mengerahkan segala pasukannya untuk jauh-jauh hari untuk antisipasi dini, mempersiapkan diri dari hal-hal yang buruk kemungkinan terjadi mendadak. Ini menggambarkan tentang kewaspadaan nasional tentang bahayal laten (dari luar dan dalam).
Disini pentingnya seorang Pemimpin yang smart tidak hanya yang kapasitas dan kapabilitas saja. Tapi seorang Pemimpin otomatis adalah seorang Panglima / Senapati.
Karena dia bisa mempersiapkan atau menciptakan benteng pertahanan luar dan membangun pertahanan dalam yang kokoh. Pandai menciptakan tatanan building sistem pertahanan yang kokoh yang didalamnya sudah siap pasukannya dengan membentuk kekuatan kolaborasi antar elemen negara membentuk formasi yang teratur, terstruktur dan terukur.
Bentuk sistem pertahanan atau sekoci / kapal penyelamat sebagai upaya antisipasi dini. Jangan sampai pasukan kita (bangsa kita) lengah dan tidak ada persiapan dini. Karena didadak musuh adalah sebuah kemenangan besar bagi musuh yang ingin menguasai wilayah kita tanpa harus adanya Perang dan pertempuran besar.
Apa jadinya jika “Mabes” (Markas Besar) kita atau NEGARA kita dikuasai oleh musuh. Akibat kita selalu merasa hidup di zona aman.
Tetap Eling lan Waspodo..
Penulis adalah :
Pelaku Operasi Militer, Analis Spiritual Geopolitik Geostrategi, Kontra Intelijen & Pengamat Sejarah Peradaban Nusantara
EDITOR: REYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Pertemuan “Rahasia” di PTIK (Bagian 2): Guncangan di Ruang Reformasi dan Bayang-Bayang Operasi Garis Dalam

Pertemuan “Rahasia” di PTIK (Bagian 1) : Walkout, Ketegangan, dan Polemik Komisi Reformasi Polri

Sikap Arogan Ketua Tim Reformasi Polri Justru Tak Hendak Mendengarkan Suara Rakyar

Sutoyo Abadi: Memusingkan

Tantangan Transformasi Prabowo

Kementerian PKP Tertinggi Prestasi Penyerapan Anggaran dari Seluruh Mitra Komisi V

Kejati Sumut Sita Rp150 Miliar dari Kasus Korupsi Penjualan Aset PTPN I: Babak Baru Pengungkapan Skandal Pertanahan 8.077 Hektare

Dipimpin Pramono Anung Jakarta Makin Aman dan Nyaman, Ketua Umum APKLI-P: Grand Opening WARKOBI Januari 2026 Diresmikan Gubernur DKI

Refly Harun Dan RRT Walkout saat Audiensi Dengan Komisi Percepatan Reformasi Polri



No Responses