Menguatkan Sinergi Keluarga, Sekolah, dan Kota untuk Anak Surabaya
Oleh: M. Isa Ansori
Kolumnis dan Akademisi di STT Multimedia Internasional Malang, Pengurus Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim dan Wakil Ketua ICMI Jatim
Surabaya kembali menunjukkan komitmennya sebagai Kota Layak Anak dengan menyongsong Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran 2025/2026 dengan tema:
“Sekolahku Rumahku, Guruku Orang Tuaku.”
Tema ini tidak lahir dari ruang kosong. Ia lahir dari pertemuan penuh makna antara Dinas Pendidikan Surabaya, para kepala bidang pendidikan, pengawas sekolah, Dewan Pendidikan, PGRI, dan para pemerhati pendidikan. Mereka menyepakati bahwa pendidikan bukan semata urusan sekolah, melainkan kerja bersama antara keluarga, sekolah, dan pemerintah kota.
Sekolah yang Memanusiakan, Guru yang Menyayangi
Dalam semangat ini, sekolah diposisikan sebagai rumah kedua, tempat anak merasa aman, diterima, dan tumbuh menjadi pribadi berkarakter. Sementara guru adalah orang tua kedua, yang tidak hanya mendidik dengan pengetahuan, tetapi membimbing dengan kasih sayang dan keteladanan.
Kota Surabaya percaya bahwa anak-anak tumbuh utuh jika lingkungan mereka mendukung — mulai dari rumah, sekolah, hingga kebijakan kota. Karena itulah MPLS tidak boleh lagi menjadi ajang perpeloncoan atau formalitas belaka. MPLS harus menjadi ruang pertama yang menghangatkan, memeluk, dan memperkenalkan anak-anak kepada budaya belajar yang menyenangkan dan penuh nilai kemanusiaan.
Dari Ki Hajar Dewantara untuk Surabaya
Kota Surabaya meneladani filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, yang menyatakan bahwa pendidikan adalah proses menuntun segala potensi anak menuju keselamatan dan kebahagiaan. Nilai-nilai seperti “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” menjadi dasar pendidikan kita: guru memberi teladan, membangun semangat, dan mendorong kemandirian.
Melalui mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning, Surabaya membangun pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan otak, tetapi juga membentuk hati dan karakter.
Ajakan Walikota: Hari Pertama Sekolah Adalah Milik Bersama
Untuk memperkuat sinergi ini, Walikota Surabaya diharapkan mengeluarkan kebijakan khusus yang mendorong semua orang tua di Surabaya — termasuk ASN, pekerja swasta, hingga pelaku UMKM — untuk bisa mengantar anak-anaknya ke sekolah di hari pertama MPLS.
Kebijakan ini akan menjadi simbol kuat bahwa pendidikan anak Surabaya adalah urusan bersama, bukan hanya tanggung jawab guru.
Untuk itu, jam kerja di lingkungan pemerintahan maupun perusahaan di Surabaya diimbau dimulai pukul 09.00 WIB pada hari pertama MPLS, guna memberi kesempatan orang tua hadir mendampingi anaknya. Bahkan jika memungkinkan, orang tua diberi kesempatan pula untuk menjemput anak-anak mereka tanpa mengorbankan pelayanan publik.
Ini bukan soal presensi. Ini adalah soal membangun ikatan awal yang hangat antara anak dan sekolah, serta memperlihatkan bahwa di Surabaya, anak adalah prioritas utama.
Kota Layak Anak: Bukan Sekadar Status, Tapi Gerakan
Dengan langkah-langkah konkret ini, Surabaya mengukuhkan dirinya bukan hanya sebagai kota layak anak secara administratif, tetapi sebagai kota yang benar-benar berpihak pada tumbuh kembang anak secara holistik.
MPLS bukan sekadar perkenalan. Ia adalah awal peradaban. Ia adalah panggung pertama di mana anak-anak Surabaya disambut dengan cinta, bukan tekanan.
Ia adalah penegasan bahwa di kota ini, pendidikan bukan beban, melainkan harapan dan kebersamaan.
Surabaya, 13 Juli 2025
EDITOR: REYNA
Related Posts

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Mencermati Komisi Reformasi Polri

Cinta, Kuasa, dan Kejatuhan: Kisah Gelap Yang Menyapu Ponorogo

Novel “Imperium Tiga Samudra” (12) – Meja Baru Asia



No Responses