Oleh: Agus Mualif Rohadi.
Bizantium dikalahkan oleh Sasania Persia di Yerusalem hingga sampai Mesir.
Tetapi Heraclius tidak membalas kekalahannya dengan berperang di wilayah jajahannya yang direbut Sasania Persia Tersebut.
Heraclius justru melambunng menyerang wilayah Sasania Persia yang mendekati ibu kota Sasania Persia.
Heraclius membawa pasukannya ke arah wilayah Armenia yang secara tradisional mendukung bizantium, dan dari Armenia menuju Niniveh (Mosul).
Ketika benteng Niniveh dapat dijatuhkan, maka jalan kearah Ctesipon, ibu kota Sasania Persia, telah terbuka.
Hal itu memaksa Kisra II mau berunding dengan Heraclius. Kemudian sepakat melakukan barter.
Heraclius mundur dari Niniveh, Kisra II mundur dari Yerusalem dan Mesir.
Itu terjadi pada tahun 628 M. Tepat waktunya usai perang Khandaq.
Qs Ar Rum 1 – 5 :
Alif lam mim.
Bangsa Romawi telah dikalahkan.
Di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahan itu akan menang.
Dalam beberapa tahun lagi.
Bagi Allah lah urusan sebelum dan setelah (mereka menang).
Dan pada hari itu bergembiralah orang orang yang beriman.
Karena pertolongan Allah, Dia menolong siapa saja yang Dia kehendaki. Dia Maha Perkasa, Maha Penyayang.
Jadi pada masa itu ada dua medan peperangan yang terjadi bersamaan, terjadi secara pararel.
Perang besar antara dua super power pada masa itu, yaitu Bizantium dengan Sasania Persia, dan perang-perang yang kecil-kecil di jazeerah Arabiya, yaitu perang badr, Uhud dan Khandaq serta perang perang kecil lainnya.
Ketika dua perang besar dan kecil kecil di wilayah berbeda tetapi bertetangga itu selesai hampir pada waktu bersamaan, tiba tiba muncul negara baru di Arabiya, yang tidak pernah di perhitungkan oleh negara super power masa itu, yaitu Bizantium dan Sasania Persia.
Negara Islam Arabiya yang baru muncul itu, dengan berani berkirim surat pada Konstantinopel, Ctesipon dan Alexandria ( Mesir), agar wilayah mereka terbuka untuk dakwah agama baru, yaitu dakwah Islam.
Itu adalah surat Nabi Muhammad, yang ketika nabi meninggal lalu ditindak lanjuti oleh khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman.
Qs Ar Rum itu menginfokan bahwa ketika bangsa Rum berhasil mengambil wilayahnya kembali, pada saat yang sama kaum muslim, kaum beriman, bergembira karena telah berhasil menguasai Madinah, Mekkah dan wilayah suku suku Arabiya lainnya dan berhasil mendirikan negara baru.
Sebelumnya di wilayah arabiya hanya ada kota kota kesukuan kecil kecil yang terbentuk karena adanya oase oase dan kota kota tersebut tidak terhubung satu sama lain sebagai sebuah negara.
Negara baru yang kemunculannya tidak pernah diduga sama sekali.
Saya sebut perang besar antara dua negara super power, Bizantium melawan Sasania Persia karena perangya melibatkan ratusan ribu pasukan dari kedua belah pihak, dengan jumlah kematian pasukan puluhan ribu pasukan dan kaum sipil, kota kota dibakar, menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi kedua belah pihak.
Sedang perang perang kecil yang sama sekali tidak menarik perhatian dunia kala itu adalah :
Perang badr, melibatkan sekitar 300 orang muslim melawan 1000 orang kaum qurays Mekkah.
Perang Uhud, melibatkan sekitar 1000 orang kaum muslim melawan sekitar 3000 orang kaum qurays Mekkah.
Perang khandaq, melibatkan sekitar 3000 orang kaum muslim melawan sekitar 10.000 orang kaum qurays dan sekutunya.
Jadi skala perangnya sangat jauh berbeda, jumlah kurban perang perang kecil itu juga sangat kecil, perangnya di perbukitan dekat pinggir kota, tidak ada perang di kota, tetapi hasil perangnya mempunyai efek yang jauh berbeda.
Perang bertahun-tahun antara dua super power Bizantium dan Sasania Persia berakibat semakin melemahnya kedua imperium.
Sedang perang kecil kecil di Arabiya justru memunculkan negara baru yang kekuatannya tidak bisa dipetakan dan diperkirakan oleh dua imperium super power tersebut.
Sejarah membuktikan kemudian negara baru yang tidak diperkirakan ini malah mampu MENELAN dua imperium super power dalam waktu yang singkat dan menelannya dalam waktu hampir bersamaan.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Mencermati Komisi Reformasi Polri

Cinta, Kuasa, dan Kejatuhan: Kisah Gelap Yang Menyapu Ponorogo



No Responses