Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-185)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-185)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem

Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad

Ibnu Ishaq mengkisahkan, Rasululah Sallalahu ‘alaihi wa salam berkata : Setiap aku mengajak seseorang kepada Islam biasanya ia tidak langsung memberikan jawaban, kecuali Abu Bakar bin Abu Quhafah. Ia tidak lambat merespon dan tidak ragu ragu ketika aku mengajaknya kepada Islam.

Abu Bakar akhirnya termasuk menjadi orang yang sangat dipercaya nabi Muhammad, yang diminta menemaninya ketika berhijrah dan akhirnya menjadi khalifah pertama. Abu Bakar juga dikuburkan di samping kubur nabi di kompleks masjid Nabawi.

Newscast.id Kubur Abu Bakar berada dalam satu ruangan dengan kubur nabi Muhammad dan Umar ibn Khattab di dalam masjid Nabawi.

2) Utsman bin Affan, Az Zubayr bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abu Waqqash, Thalhah bin Ubaydilah.

Abu Bakar ternyata tidak sekedar menyatakan beriman, namun juga berdakwah kepada sahabat sahabatnya sesama pedagang untuk mengikuti agama baru yang dibawa oleh nabi Muhammad. Orang orang yang pertama kali diajak oleh Abu Bakar untuk masuk Islam adalah Utsman bin Affan, setelah itu berurutan masuk Islam adalah Az Zubayr bin Awwam, kemudian Abdurrahman bin Auf, kemudian Sa’ad bin Abu Waqqash, dan Thalhah bin Ubaydilah.

Mediabanten.com Kubur Utsman bin Affan, di kompleks makam baqi’ di dekat masjid Nabawi.

Meskipun Abu Bakar yang mengajak, namun sahabat sahabat awal tersebut masing masing mempunyai kisah yang mendahului sehingga ketika diajak Abu Bakar mereka langsung tanpa ragu mengikutinya. Utsman bin Affan, yang masih ada hubungan keluarga dengan nabi Muhammad karena dia adalah cucu dari bibinya yaitu Umm al – hakim al Bayda binti Abdul Muthalib mempunyai kisah aneh yang membuatnya bertanya-tanya. Ketika perjalanan pulang dari Syam, ditengah malam terbangun dari tidurnya karena merasa ada yang meneriakinya “ Hai orang yang tidur, bangunlah ! Sungguh Ahmad telah datang di Makkah “. Demikian pula Thalhah, ditanya, seorang pendeta di Bushra, apakah Ahmad telah datang di Makkah. Setiap sahabat awal mempunyai kisahnya sendiri.

Yang di ajak Abu Bakar ini terbukti menjadi orang orang penting pada masa awal Islam maupun setelah nabi Muhammad meninggal. Utsman bin Affan kemudian menjadi Khalifah ke tiga.

Baca Juga:

10. Awal Dakwah Nabi Muhammad di Mekkah.

Ibnu Ishaq berkisah, setelah turunnya wahyu pertama ada jeda waktu yang cukup panjang dimana nabi Muhammad tidak mendapatkan wahyu. Tentu tidak cukup untuk nabi Muhammad dengan hanya bekali sekali mendapatkan wahyu kemudian mengajak kaumnya untuk beriman pada agama baru yang belum pernah sama sekali di dengar keberadaannya dimanapun. Penduduk Makkah adalah pedagang yang sebelumnya telah mengenal adanya agama besar yaitu agama Yahudi, Kristen dan Majusi (Zoroaster). Apa kelebihan agama yang dibawa nabi Muhammad dibanding dengan tiga agama tersebut. Pekerjaan yang maha sulit, meskipun kaumnya sangat sedikit bersentuhan dengan tiga agama tersebut dan tentu tidak mengetahui bahwa ada nubuwah tentang kedatangannya yang tertulis pada kitab agama yahudi dan Kristen, karena tidak pernah membaca kitab tersebut. Tentu ada kebingungan dan kegelisahan yang sangat yang menghinggapi Nabi Muhammad akan berbuat apa setelah wahyu pertama tersebut. Apa yang harus dikatakan pada kaumnya agar mereka mengubah keimanannya.

Sekitar dua tahun belum juga turun wahyu lagi yang menjadi petunjuk untuk melakukan sesuatu sehingga kegelisahan tersebut mencapai puncaknya. Nabi Muhammad tentu binggung apakah dirinya telah melakukan kesalahan sehingga wahyu tidak ada kelanjutannya. Pada saat nabi Muhammad merasa putus asa karena menganggap dirinya telah ditinggalkan Allah, datang Malaikat Jibril menyampaikan wahyu yang kedua, yang dalam al – Qur’an disebut Surat Ad – Dhuha terdiri dari 11 ayat, yang bunyinya sebagai berikut :

1. Demi waktu matahari sepenggalah naik.

2. Dan demi malam apabila telah sunyi.

3. Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tiada benci kepadamu.

4. Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan.

5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia – Nya kepadamu, kemudian kamu puas.

6. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, kemudian Dia melindungimu.

7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, kemudian Dia memberikan petunjuk.

8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, kemudian Dia memberikan kecukupan.

9. Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang wenang.

10. Dan terhadap orang yang minta minta maka janganlah kamu menghardiknya.

11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut nyebutnya (dengan bersyukur).

Ayat 1 – 3 menunjukkan bahwa Allah yang telah menjadikan Muhammad sebagai rasulnya, dengan bersumpah kepada nabi Muhammad bahwa setiap saat baik dikala siang maupun malam, Allah tidak akan meninggalkannya dan membencinya. Ayat ini menjawab kegelisahan nabi Muhammad yang merasa ditinggalkan dalam kebingungan karena sekitar dua tahun setelah turunnya wahyu pertama tidak ada wahyu berikutnya yang bisa menjadi petunjuk baginya untuk berbuat sesuatu.

Ayat 4 – 5 Allah menjamin bahwa kembalinya nabi Muhammad adalah kepada Allah dalam keadaan lebih baik dari kenikmatan yang diberikan Allah ketika di dunia, dan dengan karunia itu membuat Nabi Muhammad puas karena kesulitan pada awal sejak lahir hingga sulitnya mengemban tugas kerasulan diganjar dengan keberutungan di dunia dan di akhirat.

Ayat 6 – 8 menunjukkan riwayat hidup Muhammad yaitu bahwa ketika Muhammad yatim sejak lahir dan menjadi piatu ketika masih kecil, Allah selalu melindunginya, dan ketika dalam keadaan bingung Allah memberikan petunjuk sehingga selalu mendapatkan jalan kebaikan, dan ketika dalam keadaan miskin Allah memberikan kecukupan.

Ayat 9 – 11, ditujukan pada para pengikut Muhammad, berkaca dari riwayat hidup Muhammad, agar menjadi orang yang tidak sewenang wenang pada anak yatim, mengusir dan menghardik orang yang miskin dan yang minta minta, dan selalu mengingat atas kenikmatan yang diberikan Allah dengan selalu mengucapkan syukur kepada-Nya. Bagi orang orang yang mendapatkan kenikmatan lebih, maka tidak boleh melupakan pada anak yatim dan orang miskin.

(bersambung ………)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

3 Responses

  1. live webcamsNovember 19, 2024 at 8:38 am

    … [Trackback]

    […] Information to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-185/ […]

  2. chatroomJanuary 5, 2025 at 11:37 am

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-185/ […]

  3. Bauc ETJanuary 24, 2025 at 4:07 am

    … [Trackback]

    […] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-185/ […]

Leave a Reply