Oleh : Agus Mualif Rohadi
IX. Nabi Muhammad
Heraclius membutuhkan waktu untuk menata pasukan Bizantium lagi, mendamaikan kekuatan kekuatan politik kaum hijau dan kaum biru. Heraclius juga mengirim utusan ke Persia menawarkan perjanjian damai. Namun Persia yang mengetahui bahwa sedang terjadi kekacauan di Konstantinopel, menolak tawaran damai.
id.quora.com Lukisan ilustrasi, armada laut pasukan Heraclius disambut rakyat di dermaga Konstantinopel.
Pada tahun 614 Koshru II justru menggerakkan pasukan Persia yang berada di Antiokia untuk merebut Yerusalem yang tidak mendapatkan bantuan pasukan dari Bizantium. Terjadi horor yang luar biasa di Yerusalem. Pengepungan kota berlangsung lama karena pasukan Bizantium di kota Yerusalem tidak mau menyerah. Ketika pintu benteng kota akhirnya dapat dijebol, maka pembantaian penduduk Yerusalem di lakukan tanpa pandang usia, laki laki atau wanita. Rumah penduduk dan gereja di jarah, salib salib di puncak kubah gereja dirobohkan, salib suci di bawa ke Persia sebagai simbul kaum majusi telah mengalahkan kaum Kristen. Tercatat sekitar 67.000 jiwa kaum Kristen di Yerusalem terbunuh. Bizantium sedang terpuruk.
Setelah kemenangan itu, Koshru II berkirim surat kepada Heraclius dan penduduk Bizantium yang mengumumkan bahwa dewa dewa Persia telah mengalahkan Bizantium, Heracklius dan para pengikut Tuhan Kristus. Surat ini justru menyadarkan dan membangkitkan seluruh penduduk Bizantium untuk bersatu mendukung Heraclius yang sedang mewarisi kehancuran dan kerusakan akibat perbuatan Kaisar Pochas. Heraclius pergi ke gereja Hagia Sophia, dan di altarnya berjanji kepada tuhannya akan bertahan di Konstantinopel dan berjanji merebut kembali kota kotanya. Perbuatan Heraclius tersebut dapat menggerakkan dan menyatukan rakyatnya. Kerajaan Bizantium mempersiapkan pembentukan kekuatan baru untuk merebut kota kota dan gereja gerajanya kembali. Heraclius membutuhkan waktu beberapa tahun untuk memperbaharui kekuatan pasukannya.
Kesibukan Persia dan Bizantium yang terus berperang tersebut, membuat mereka tidak mengetahui bahwa telah muncul seorang nabi dari kota kecil terpencil di gurun pasir ganas jazeerah Arabia, yaitu Makkah yang jauh dari pantauan dua negeri besar yang sibuk berperang. Dua suku Arab yang besar yaitu bani Gazan dan bani Lakhm yang secara tradisional merupakan sekutu dua negeri besar tersebut juga tidak menaruh perhatian terhadap Makkah karena harus konsentrasi memperhatikan perkembangan dinamika perang dua negeri patronnya masing masing.
Kekalahan Bizantium ini, di wahyukan Allah kepada nabi Muhammad sebagaimana Qs Ar-Rum 2 – 5. Tidak akan lama lagi Bizantium akan mendapatkan pertolongan dari Allah dimana setelah kekalahannya kemudian akan memperoleh kemenangan dalam beberapa tahun lagi. Ketika Bizantium memperoleh kemenangangannya, pada saat yang sama kaum muslim akan memperoleh kemengan pula sehingga kaum muslim senang atas kemenangannya atas musuh mereka dari kaum Qurays Makkah dan suku suku Yahudi. Dua peristiwa perang yang berbeda namun terjadi bersamaan waktunya. Perang besar berlarut-larut yang menimpa pada dua negeri besar disekelilingnya, dan perang kecil yang terjadi di kota kecil di Madinah dan Khaybar.
33. Perang Uhud
Kabilah dagang Qurays, sedang melihat langkah sukses manuver nabi Muhammad membangun aliansi dengan suku suku Arabiya dan suku suku Baduy padang pasir untuk menutup jalan kabilah Qurays menuju Syam. Yang terakhir kegagalan kabilah di Qaradah yang akan menuju Ctesiphon, semakin menyadarkan para tokoh Qurays dan para saudagarnya untuk membuat pembalasan yang serius kepada kaum muslim. Mereka tidak mempunyai pilihan lain kecuali menyatukan kemampuan dan harta mereka untuk membiayai perang dengan kekuatan yang dapat memukul dan menghancurkan kekuatan nabi Muhammad di Madinah agar perdagangan mereka tidak semakin terpuruk dan akhirnya harus menyerah pada nabi Muhammad.
Baca Juga:
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-223)
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-224)
Ibnu Ishaq berkisah, suatu hari setelah kekalahan pada perang Badr, Abdullah bin Abu Rabi’ah, Ikrimah bin Abu Jahl dan Shafwan bin Umayyah bersama sama mendatangi Abu Sufyan bin Harb dan para saudagar Qurays Makkah. Mereka berkata : “ Wahai orang-orang Qurays, sesungguhnya Muhammad telah melakukan kekeliruan besar pada kalian dengan membinasakan orang-orang pilihan kalian. Oleh sebab itulah, bantulah kami dengan harta kalian untuk memeranginya. Mudah mudahan dengan itu kitab isa melakukan balas dendam atas kematian orang-orang kita “. Abu Sufyan dan para saudagar tersebut menyetujui usulan mereka. Para kabilah lainnya yang tidak ikut dalam pertemuan tersebut, ikut mendukung mengumpulkan harta untuk perang balas dendam atas kekalahan pada perang Badr.
Atas niat kaum Qurays ini kemudian turun wahyu kepada nabi Muhammad sebagaimana pada Qs al-Anfal 36, yaitu “ Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan “. Dengan turunnya wahyu ini, nabi Muhammad dan kaum muslim mengetahui bahwa para tokoh Qurays sedang mengumpulkan harta untuk kepentingan membiayai perang balas dendam.
Shafwan bin Umaiyah meminta pertolongan seorang penyair untuk membuat sya’ir penyemangat kepada kaum Qurays dengan menjanjikan kekayaan baik kepadanya maupun kepada istri dan anak anaknya. Penyair tersebut adalah Abu Izzah al-Jumahi, yang kemudian membuatkan sya’irnya untuk bani Abdu Manat, bani Malik dan lainnya. Syair adalah sarana penting bagi orang-orang Arab untuk keperluan banyak hal termasuk untuk perang. Kemampuan membuat sya’ir dan kegemaran terhadap sya’ir menunjukkan bahwa penduduk Arab mempunyai kecerdasan akal dan spiritual yang rata rata tinggi. Sya’ir dari Abu Izzah alJumahi untuk mengobarkan semangat balas dendam, yang ditujukan pada bani Abdu Manat adalah sebagai berikut :
Wahai bani Abdu Manat nan tegar di medan perang,
Kalian para pembela sebagaimana nenek moyang kalian,
Janganlah janjikan pertolonganmu padaku setelah tahun ini,
Dan jangan kalian khianati aku,
Karena pengkhianatan itu tidaklah dibenarkan.
Di Madinah, selepas bulan Ramadhan pada tahun 625 M, Fatimah melahirkan seorang anak. Nabi Muhammad melantunkan azan di telinga cucunya, bayi laki laki yang baru lahir yang dinamakan Hasan yang mempunyai arti baik. Beberapa hari kemudian, nabi Muhammad menerima sepucuk surat dari seorang utusan pamannya yaitu Abbas bin Abu Thalib, yang mengabarkan bahwa kaum Qurays sedang mempersiapkan diri untuk menyerang lagi kota Madinah. Mereka mengumpulkan harta untuk memberangkatkan sekitar tiga ribu pasukan terdiri dari tujuh ratus orang berbaju zirah besi, dua ratus pasukan berkuda dan beratus unta pengangkut barang. Beberapa unta dilengkapi dengan hawdah untuk mengangkut wanita dan istri-istri penyemangat perang. Bukan sekedar sebagai penyemangat, kehadiran para wanita tersebut juga menjaga agar para suami tidak melarikan diri dari .
Orang-orang penyokong kaum Qurays dari bani Kinanah dan Tihamah juga akan berperang dengan membawa istri-istrinya. Abu Sufyan bin Harb pergi bersama istrinya yaitu Hindun binti Utbah, Ikrimah bin Abu Jahl berangkat bersama istrinya Ummu Hakim binti Al-Harits bin Hisyam bin Al-Mughirah. Al-Harits bin Hisyam bin Mughirah berangkat bersama istrinya Fatimah binti Al-Walid bin Al-Mughirah. Shafwan bin Umayyah berangkat bersama istrinya Barzah binti Mas’ud bin Amr bin Umair Ats-Tasaqafi. Semua tokoh bani Qurays berangkat bersama para istrinya.
(bersambung) ………………..
EDITOR: REYNA
Related Posts

Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??

Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??

Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)

Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-270)



Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-226) - Berita TerbaruFebruary 27, 2023 at 8:43 am
[…] Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-225) […]
my profileOctober 26, 2024 at 8:36 am
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-225/ […]
Food Recipe VideoDecember 27, 2024 at 5:57 am
… [Trackback]
[…] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-225/ […]
cinemakickJanuary 3, 2025 at 11:55 pm
cinemakick
เว็บสล็อตรวมทุกค่ายJanuary 7, 2025 at 7:05 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-225/ […]