Oleh : Agus Mualif Rohadi
VI. Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Haekal Sulaiman dan Pecahnya Kerajaan Israel.
Semua yang hadir kemudian mendoakan Boas bin Salmon bin Nahason bin Aminadab bin Ram bin Hezron bin Peres bin Yehuda. Peristiwa Ruth hampir mirip dengan peristiwa Tamar yang menjadi istri Yehuda. Naomi menjadi mertua yang bahagia dan terjaga kehormatannya. Kitab Rut 4 : 14 – 15 menyebutkan para perempuan bani Israel mendoakan Naomi karena hadirnya penebus. Dari Ruth istri Boas, ketika lahir anak laki laki diberikan nama Obed. Dengan kelahiran laki laki ini, para perempuan bani Israel menyebut bahwa Ruth bagi Naomi lebih berharga dari pada tujuh anak laki laki.
Makam Ruth di Hebron (yang terdapat pagar), jewishpress.com. Pada hari libur Yahudi, di sinagog yang menempel pada makam Ruth dibacakan kitab Ruth.
Doa para perempuan bani Israel ini dikemudian hari terbukti bahwa pada akhirnya Obed akan mempunyai anak yang diberi nama Isai, dan Isai (Yishai) mempunyai anak Dawud. Yaitu seorang yang dalam sejarah bani Israel akan mempunyai kedudukan khusus baki kaumnya dan bahkan bagi semua manusia.
3. Nabi Samuwel dan Saul (Thalut).
Samuwel adalah orang yang berasal dari suku Efraim bin Yusuf, lahir di ramataim zofim dipegunungan Efraim. Kitab 1 Samuwel 1 – 3 mengkisahkan, Sejak disapih dari susuan, karenanadzar ibunya yang telah lama menikah namun tidak dikaruniai anak, Samuwel diserahkan pada Imam bani Israel untuk mengabdi pada Allah di kota Silo tempat penyimpanan Tabut Perjanjian. Sejak bayi rambut Samuwel tidak dicukur. Setelah kelahiran Samuwel itu ibunya mendapatkan anugerah tiga putra dan tiga putri lagi. Eli, imam di kota Silo mengasuhnya dengan baik, dan justru anak anaknya sendiri menjadi anak yang sering melanggar hukum taurat sedang Eli tidak bisa bersikap tegas kepada anak anaknya. Sedang Samuwel sejak masih muda justru menunjukkan bahwa dirinya menjadi orang salih yang pantas menggantikan Eli sebagai Hakim bani Israel. Kemudian pada suatu hari terbukti Samuwel mendapatkan wahyu Allah sehingga dirinya oleh bani Israel diakui sebagai nabi bani Israel.
Saat itu, bani Israel sedang berperang dengan suku Filistin di wilayah Eben Haezer dan sering mengalami kekalahan. Kitab 1 Samuwel 4 – 7 mengkisahkan, ribuan orang telah meninggal. Atas kekalahan tersebut, para tetua bani Israel sepakat untuk mengambil tabut perjanjian dari kota silo. Eli yang telah empat puluh tahun menjadi hakim bani Israel sudah semakin tua dan matanya hampir tidak dapat melihat lagi. Oleh karena itu tidak dapat mengikuti perang dan sebagai gantinya dua anak lelakinya yang dalam hidupnya banyak melakukan perbuatan dosa, menjadi orang yang ikut menandu tabut Taurat. Ketika bani Israel melihat tabut Taurat telah sampai di Afek, bangkit kembali semangat bani Israel untuk berperang. Namun pada pertempuran pada keesokan harinya, bani Israel justru mengalami kekalahan jauh lebih besar lagi. Kurban meninggal sampai sekitar tiga puluh ribu orang dan sisa sisa pasukan bani Israel tercerai berai. Sedang tabut Taurat di rebut suku Filistin, dibawa ke Gaza di kota Asdod dan ditempatkan disisi dewa dagon.
Ketika bani Israel melaporkan kekalahan tersebut dan menyampaikan pula kematian dua anaknya kepada Eli, seketika itu Eli yang kaget langsung meninggal. Sedang istri anaknya yang pada saat itu kesulitan melahirkan anak, karena kagetnya kemudian justru seketika itu bayinya dapat lahir. Anak itu diberi nama Ikabod, yang mempunyai arti “telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah telah dirampas”.
BACA JUGA:
Di Asdod, ketika orang orang Filistin masuk ke kuil dagon, didapatinya patung dewa dagon jatuh di lantai dalam keadaan tengkurab dengan posisi kepalanya menyembah tabut Taurat. Para imam dagon kemudian mengembalikan patung dewa dagon ditempatnya. Namun keesokan harinya, mereka menjumpai patung dagon berserakan di lantai dengan kepala terpenggal dan kedua tangannya putus terlempar agak jauh. Masyarakat suku Filistin juga diserang wabah yang membuat kulit mereka keluar borok borok. Para imam kemudian memindahkan tabut Taurat ke kota Filistin lainnya yaitu kota Gat. Namun tidak lama kemudian masyarakat kota tersebut menderita sakit yang sama. Ketika akan dipindahkan ke kota Ekron, penduduknya menolak kotanya ditempati tabut Taurat milik bani Israel. Elloh menunjukkan kuasanya pada kaum penyembah berhala, meskipun mereka dapat mengalahkan kaum beriman.
Akhirnya tabut Taurat dikembalikan ke tanah orang bani Israel di Bet Semes dengan disertai berbagai macam harta tebusan termasuk emas dan lembu. Orang Lewi di Bet Semes kemudian memimpin bani Israel di kota itu melakukan penyembelihan hewan kurban sebagai ungkapan rasa syukur atas telah kembalinya tabut Taurat. Namun ada penduduk yang lancang membuka tabut tersebut, kemudian muncul kerumunan melihat isi tabut. Akibatnya terdapat sekitar tujuh pulang orang meninggal karena perbuatan tersebut. Atas peristiwa tersebut orang orang Bet Semes melaporkan kepada orang Kiryat – Yearim, yang kemudian mengambil tabut Taurat dibawa ke tempat semula pertama kali datang yaitu di rumah Abinadab. Sejak saat itu, Tabut Taurat di tempatkan di kota Kiryat – Yearim di rumah abi Nadab. Kiryat Yearim sekarang masuk dalam distrik Yerusalem.
Atas kekalahan besar melawan Filistin dan musibah yang diterima suku Filistin ketika merampas Tabut Taurat, Nabi Samuwel yang diangkat sebagai Hakim menggantikan Eli, kemudian berkeliling ke wilayah suku suku bani Israel untuk mengingatkan bani Israel agar kembali kepada Allah dan membuang patung baal dan asytoret. Nabi Samuwel juga mendendangkan nyanyian Musa untuk mengingatkan kesalahan perbuatan bani Israel.
Kitab 1 Samuwel 8 – 12 mengkisahkan, ketika Nabi Samuwel menginjak usia tua, kemudian dua orang anaknya diangkat menjadi hakim bani Israel menggantikan kedudukan nabi Samuwel. Tetapi dua orang anaknya tidak berperilaku seperti bapaknya karena selalu mencari keuntungan atas tugas yang diembannya. Saat itu, suku suku bani Israel sedang mendapatkan perlawanan yang sengit dari suku suku Kana’an dan suku Filistin. Suku suku bani Israel sering mengalami kekalahan dalam perangnya. Akhirnya mereka berpikir bahwa karena suku suku bani Israel bekerja sendiri sendiri, tidak ada saling bantu diantara suku suku mereka, membuat mereka harus berperang dengan kekuatan kesukuannya masing masing, sehingga mengalami banyak kekalahan dalam perang. Mereka harus pergi dari kampungnya atau kotannya dengan meninggalkan orang orang tua dan anak anak mereka agar tidak diperbudak. Akhirnya, mereka merasa memerlukan seorang pemimpin bagi seluruh suku suku bani Israel. Pemikiran itu membuat para tetua suku suku bani Israel meminta nabi Samuwel agar mengangkat seorang raja diantara mereka.
Qs Al – Baqarah 246 meriwayatkan permintaan tersebut yaitu: Tidakkah kamu perhatikan para pemuka bani Israel setelah Musa wafat, ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “ angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah”. Nabi mereka menjawab, “ jangan jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga ?”. Mereka menjawab “mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dipisahkan dari anak anak kami ?’. tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang orang yang zalim. (Nabi yang dimaksud dalam ayat ini, bila di baca pada kitab Samuwel adalah nabi Samuwel)
Nabi Samuel mengingatkan kaumnya bila ada raja, maka raja punya hak bermacam macam dari mulai merekrut orang orang terbaik laki laki maupun perempuan bahkan budak dari suku suku untuk kepentingan raja dalam kesehariannya sampai untuk keperluan perang dengan mengambil sepersepuluh kekayaan dan ternak terbaik dari masing masing orang, mengambil sebagian waktu setiap orang untuk kerja rodi dan lain lain. Namun bani Israel tetap bersikeras perlunya ada raja yang akan memimpin dan menghakimi mereka. Samuwel kemudian berkeliling ke suku suku bani Israel untuk mencari orang yang pantas menjadi raja bani Israel, hingga akhirnya mendapat petunjuk dari Allah tentang orang tersebut. Ketika Samuwel bertemu orang itu, ternyata adalah dari suku BenYamin yaitu Saul bin Kish. Saul sempat tidak percaya terhadap apa yang dikatakan nabi Samuwel karena dirinya adalah dari suku terkecil yang dipandang hina oleh suku suku bani Israel lainnya. Namun nabi Samuwel meyakinkannya dan kemudian memberi petunjuk kepadanya tentang apa saja yang perlu dilakukannya. Nabi Samuwel kemudian mengumpulkan seluruh suku bani Israel kemudian meminta agar para tetua suku membawa orang orang terbaiknya berkumpul di kota Mizpah di wilayah suku BenYamin.
(bersambung ………………..)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??

Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??

Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)

Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-270)




Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peraaban (Seri-57) - Berita TerbaruAugust 11, 2022 at 4:44 pm
[…] Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-55) […]