Antara Madrid dan Jakarta

Antara Madrid dan Jakarta
Duta Besar RI untuk Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib

ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Saat menjadi narasumber dalam forum Kopi Pahit, Dubes RI untuk Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib mengatakan pentingnya forum atau kelas virtual tersebut untuk memperkaya wawasan dan meluaskan jaringan. Pada ujungnya Dubes Najib berharap kita dapat memberikan kontribusi pada masyarakat, bangsa dan negara secara keseluruhan.

“Ini saya kira penting untuk disadari, sehingga kita menjadi lebih bersemangat didlaam forum Kopi Pahit ini,” kata Dubes Najib melaui channel yuotube Wisam Duta RI Madrid yang diterima redaksi.

Kemudian Dubes Najib memberikan bingkai historis tentang cerita heriok Thariq bin Zihad tahun 711 M menyeberangi selat Gibraltar dari Afrika Utara, yang sekarang masuk wilayah Maroko, menuju Iberia (sekarang Spanyol dan Portugal).

Saat itu Iberia dikuasai oleh bangsa Visigoth, yang bukan bangsa Spanyol asli. Visigoth merupakan keturunan Jerman yang ditempatkan oleh tahta suci Vatikan yang saat itu masih dibawah kekuasaan Romawi. masih Roma, belum menjadi Katolik dan Kristen.

Saat terjadi perebutan kekuasaan di Roma, kontrol didaerah kekuasaannya menjadi lemah, sehingga Visigoth berhasil mendeklarasikan diri menjadi kerajaan sendiri yang terpisah dari Roma, sampai kedatangan Thariq bin Zihat di wilayah itu.

“Dulu ibukota kerajaan Visigoth itu di Toledo. Thariq bin Zihad tetap mempertahankan ibukota negaranya di Toledo. Baru saat Abdurahman Addakil ibukota dipindah. Abdurahman ini keturunan Bani Ummayah yang dikalahkan oleh Bani Abassyiah. Seluruh keluarganya dihabisi oleh Bani Abassyiah. Nah, di Iberia ini Abdurahman berhasil membangun dinasti Umayah yang baru. Dibawah Abdurahman dan keturunannya inilah Islam masa kejayaannya,” jelas Dubes Najib.

Masa kejayaan Andalusia dibawah Abdurahman dan keturunannya itu hingga sampai tahun 1000-1100 M. Setelah keruntuhan Bani Umayah di Andalusia ini, kekuasaan diteruskan oleh dinasti-dinasti lainnya, tetapi sebenarnya sudah mengalami kemerosotannya. Puncaknya mereka terusir pada tahun 1492 M, yang dikenal Emir terakhir dari Granada yang memiliki istana bernama Alhambra itu bernama Abdillah atau Abdullah, atau di Barat dikenal dengan nama Buabdil.

“Didalamnya banyak sekali cerita yang sangat menarik yang bisa digali. Di Indonesia cerita tentang Andalusia, Thariq bin Zihad, Abdurahman Addakil, dan Buabdil ini terlalu sederhana, sehingga sedikit pelajaran yang bisa diambil. Sementara di Timur Tengah, saya sudah banyak membaca buku, banyak yang ditutupi karena ada kepentingan-kepentingan politik. Orang-orang Arab, katakanlah penulis-penulis Arab enggan mengungkap kesalahan-kesalahan yang dia lakukan sehingga menjadi terusir. Kecenderungannya selalu menyalahkan orang lain. Itu tidak salah, tetapi kajian itu hanya dari faktor eksternal saja yang dikupas habis. Tetapi faktor internal yang menyebabkan mereka terusir tidak banyak dibahas, dan ada kecenderungan mengkambing hitamkan orang lain. Ini saya kira penting untuk disadari,” ungkap Dubes Najib.

Dia juga sudah menulis sebuah novel, karena sebagai diplomat tidak boleh menulis politik global lagi karena takut mengganggu hubungan antar negara. Karena duta besar merupakan wakil resmi dari sebuah negara. Karena kata-katanya,sikapnya, dianggap mewakili negara. Karena itu dia tidak lagi menulis artikel atau pernyataan yang bersifat politis. Itu sebabnya dia membuat novel yang sifatnya fiksi yang berbasis pada sejarah.

Novel pertama karyanya yang sudah selesai dan bisa dicari di google bookstore, karena murah dan mudah didapat. Tetapi beberapa hari yang lalu Republika tertarik untuk menerbitkan dalam bentuk buku. Sehingga novelnya yang berjudul “Diberanda Istana Alhambra” akan segera ada di berbagai toko buku.

Novel keduanya berjudul  “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” juga akan segera selesai. Novel ini juga banyak bercerita tentang dimensi historis, yang spiritnya berbeda dengan kebanyakan buku tentang Andalusia yang ditulis banyak penulis Timur Tengah. Saya tidak melihat penulis Indonesia yang serius untuk menggali masalah ini.

“Spiritnya adalah introspeksi diri agar kita jangan mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh leluhur Islam yang berkuasa disini. Kenapa saya penting menekankan ini,  karena Thaifah-thaifah (penguasa-penguasa kecil), persaingan antara penguasa lokal di Andalusia yang tidak berkesudahan dan itu melemahkan diri sendiri, bahkan dimanfaatkan oleh lawan-lawannya untuk adu domba, dikalahkan satu persatu sampai habis sama sekali.Nah, suasana seperti itu masih terjadi di Timur Tengah. Antara negara Arab satu dengan yang lain cekcok tanpa alasan yang jelas dan saling menghabisi, kemudian ditumpangi oleh sejumlah negara baik yang besar maupun yang kecil, khususnya yang berada di Barat, mereka menikmati keuntungan, kita tercerai berai. Itu terjadi sampai sekarang di Timur Tengah. Ini dimensi aktualnya yang perlu disadari,” ungkapnya.

Karena itu Dubes Najib mengajak berbagai pihak khususnya di Perguruan Tinggi, dosen-dosennya dikirimkan kesini untuk melakukan riset. Banyak sekali Perguruan Tinggi disini yang mau menerima untuk kolaborasi, dan Dubes Najib siap untuk membantu mediasi.

“Dalam waktu dekat Insyaallah bapak Komarudin Hidayat juga akan berkunjung kesini untuk menawarkan beasiswa kepada banyak mahasiswa disini untuk program S2 dan S3. Sejumlah Universitas Muhammadiyah juga sudah mengirimkan tawaran menerima beasiswa termasuk alamamater saya Universitas Muhammadiyah Surabaya. Rektornya kan sekarang PWM Jawa Timur. Sudah mendapatkan 1 orang muslim asli Spanyol untuk mengambil studi di Surabaya,” jelasnya.

Masih menurut Dubes Najib, beberapa Universitas Muhammadiyah juga menawarkan seperti itu dan dia sudah desiminasi disini. Bagi mereka yang tertarik bisa juga melakukan riset-riset, katakanlah 3 bulan untuk tema-tema tertentu di tempat tertentu, terkait dengan disiplin ilmu masing-masing.

Di Spanyol banyak sekali yang mau menerima menjadi partner, begitu juga kalai mengundang periset (resaearcher) dari Spanyol, asal disediakan tempat. Kalau di perguruan tinggi disebut riset bersama. Melakukan publikasi bersama, sehingga bisa mendapatkan KUM yang besar, karena di publikasikan oleh media internasional. Dan peluang seperti itu banyak sekali yang menarik, kata Dubes Najib.

Hubungan ekonomi

Secara ekonomi, semakin hari semakin meningkat. Karena, walaupun potensinya besar, tetapi harus disadari bahwa bagi ornag Spanyol, Indonesia itu tidakterlalu dikenal. Yang dikenal hanya Bali.Mereka umumnya perah ke Bali atau ingin ke Bali.Cerita menariknya Bali itu sudah kemana-mana. Tetapi Indonesia dimana, itu banyak yang belum tahu.

Ini satu hal. Yang kedua menurut Dubes Najib, perlu disadari bahwa bagi orang Spanyol prioritas saat iniadalah Eropa. Karena sejak berdirinya Uni Eropa, sebuah negara didaratan Eropa yang tergabung dalam Uni Eropa itu seperti sebuah propinsi disbeuah negara repunlik. Mata uangnya sama. Tidak ada perbatasan antar negara. Mereka punya representatif atau anggota parlemen (UE) di Brussels. Sehingga Uni Eroa enjadi prioritas.

Kedua, secara historis negara-negara Amerika Latin itu dekat sekali dengan Spanyol. Apalagi darahnya mereka itu lebih dari limapuluh persen berdarah Spanyol. Bahasanya juga sama, dan seterusnya. Sehingga ini menjadi prioritas kedua.

Prioritas ketiga, lanjut Dubes Najib, adalah negara-negara Afrika Utara.Disebkan hubungan historis dan kedekatan geografis. Sehingga hubungan ekonomi juga menjadi prioritas.

“Nah, terakhir baru negara-negara Asia. Kalau bicara negara Asia pada umumnya dibenak mereka adalaj Asia Timur, mulai Jepang, Taiwan,Korea Selatan, dan belakangan China (produk-produk mereka membanjiri Spanyol), menyaingi produk-produk Eropa maupun Amerika, baik yang berbasis teknologi maupun lain-lainnya,” terang Dubes Najib

Nah Indonesia mulai berhubungan dengan Spanyol, sebenarnya, berkat jasa Pak Habibie. Jadi Pak Habibie saat mau membuat industri pesawat di Bandung, yang dulu awalnya namanya Nurtanio itu membuat proposal. Pak Habibie banyak yang tahu, kalau sekolahnya di Jerman, besar di Jerman, dan menjadi warga negara istimewa di Jerman. Saat membuat proposal itu, orang Jerman tidak yakin bahwa orang Indonesia bisa bikin pesawat. Bikin sepeda saja mungkin belum bisa. Tidak putus asa, lalu Habibie pergi ke Perancis, yang ditolak juga. Begitu juga saat pergi ke Inggris, ditolak juga. Akhirnya dia pergi ke Spanyol dan dierima oleh Casa Spanyol. Dan itulah yang kahirnya melahirkan pesawat CN-235. CN itu merupakan gabungan Casa-Nurtanio. Sejak itu sampai sekarang hubugan terus berkembang, dan Indonesia mulai dikenal.

Selanjutnya hubungan makin meningkat, Indonesia mulai mengirimkan kelapa sawit. Tetapi kelapa sawit disini tidak untuk minyak goreng.Tetapi untuk campuran diesel dan bahan baku kosmetik, dan seterusnya.

Belakangan juga mulai masuk kopi dan komoditi lainnya dikirim ke Spanyol. Kira-kira suasananya seperti itu kalau kita berbicara masalah hubungan ekonomi antara Indonesia-Spanyol.

Sementara itu, kopi Indonesia belakangan memang sudah mulai masuk. Kopi Indonesia itu variannya banyak, dan semuanya enak. Hanya saja, menurut Dubes Najib, perlu dipelajari secara mendalam, kopi yang mana yang cocok dengan lidah orang Spanyol.

“Orang Spanyol ini, mungkin warisan budaya Arab, suka sekali ngobrol, jagongan di cafe. Hampir di semua kantor itu ada cafe. Atau dekat kantor pasti ada cafe. Jadi orang Spanyol itu baru datang, dapat 2 jam aja keluar untuk merokok, ngopi, ngobrol, di cafe. Dapat setengah jam balik lagi ke kantor. Nanti waktu makan siang keluar lagi, ngobrol lagi. Nanti saat pulang kantor, tidak langsung pulang, karena tidak ada yang masak di rumah. Mereka jangongan lagi dirumah makan dengan teman-temannya, baru setelah itu pulang. Kira-kira seperti itu,” ungkapnya.

Kalau bicara kopi orang Spanyol kurang megerti kopi. Orang Italia lebih tahu kopi. Mana kopi enak, setengah enak, kurang enak, orang Spanyol tidka tahu itu. Pokoknya asal kopi.

Pada umumnya orang Eropa tidak mau kalau dikirm kopi bubuk. Mereka ingin kopi yang masih utuh. Sehingga saat dimasak oleh barista melalui mesin kopi, mereka tahu bahwa kopinya asli (tidak dicampur). Kualitas mereka utamakan.

Bagi orang Eropa minum kopi itu seperti kita makan durian. Makan durian yang langsung dibelah dari buahnya, itu rasanya lebih enak daripada beli yang sudah siap dalam kemasan. Kira-kira suasananya seperti itu.

“Kalau jualan kopi disini, storinya harus jelas dan dicantumkan. Karena orang sini selalu bertanya. Ini kopi asalnya dari mana? Misalnya dijawab dari Aceh, lalu akan ditanya Acehnya mana. Dijawab Gayo, lalu akan dikejar lagi Gayo mana. Bahkan kalau bisa dijelaskn sampai petani yang menanam, berapa luas lahannya, dansseterusnya, nah itu akan lebih menarik. Karena bukan hanya rasa yang meraka butuhkan tetapi juga memori dan pengetahuan yang ingin mereka kenang dan ketahui,” ungkap Dubes Najib.

Kopi yang masuk Spanyol pada umumnya dari Brasil. Tetapi belakangan karena terjadi serangan hama, impor mereka turun. Lalu mereka mencari alteratif, dan akhirnya kopi Indonesia bisa masuk. Tetapi menurut Dubes Najib belum sampai ada cafe khusus yang menjual kopi Indonesia.

Karena itu Dubes Najib berusaha meyakinkan sejumlah pengusaha disini untuk bikin cafe yang menjual kopi Indonesia. Dia ingin menampilkan satu atau dua cafe sebagai model untuk mengenalkan, baru nanti bisa berkembang.

Selain itu yang menarik adalah bumbu atau spices, atau rempah-repah. Bagi orang Eropa rempah-rempah itu bisa berfungsi tiga. Pertama sebagai bumbu masak. Lidah orang Spanyol beda, tidak suka terlalu kental. Seperti makanan padang, bagi mereka terlalu tajam. Apalgi kena cabe, wajah mereka langsung merah, air matanya keluar.

“Nah, harus mengerti sampai level mana yang disukai oleh mereka. Seperti ayam geprek misalnya, pedasnya variasi dari levelnya, sehingga ada pilihan bagi mereka. Itu untuk bumbu,” ungkap Dubes.

Selain itu bisa juga dalam bentuk suplemen kesehatan. Karena mereka meyakini repah-rempah itu memiliki fungsi menjaga kesehatan.Banyak riset, jaman Firaun menggunakan rempah untuk pengawet, pengawet makanan sampai pengawet mayat.Mereka juga percaya rempah sebagai obat yang mujarab dan meningkatkan imunitas tubuh.

Terakhir, rempah sebagai bahan kecantikan atau kosmetik. Trend ini meningkat karena kosmetik berbahan kimia mulai diitnggalkan. Orang Eropa ingin kembali ke alam. Produk yang ramah lingkunan mereka sukai, termasuk yang menyangkut kecantikan.

“Karena efek terhadap kulit manusia menyebabkan kanker, itu sangat maju disini. Orang banyak mengetahui, karena itu banyak yang ingin kembali ke alam. Nah ini potensi yang bisa dimanfaatkan, selain potensi lainnya yang menarik dibicarakam, tetapi forum yang terbatas ini tidak mungkin membahas semeuanya,” pungkas Dubes Najib.

Selengkapnya bisa disaksikan dalam video dibawah ini:

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K