Oleh: Ridwan Saidi
Budayawan, Sejarawan, Politisi Senior
Photo di atas diyakini sebagai Syekh Junaid al Batawi. Dalam riset Snouck Hurgronye di Mekah 1894-1895 ia gagal bertemu dengan Syekh Junaid karena Syekh Junaid menolak.
Snouck telah mendapat informasi bahwa Syekh Junaid imam di Masjidil Haram. Syekh Junaid asli orang Jembatan Lima. Mukim di Mekah sejak 1890.
Berdasar kesaksian Buya Hamka, Syekh Junaid adalah seorang Syaikhul Masyaikh, guru segala guru.
Ulama besar generasi awal adalah Layth Abu Nashr bin Ibrahim yang wafat di Jakarta tahun 983 M (British Library) dan dimakamkan di Kapuk Teko. Abu Nashr sendiri dikenal sebagai mu’alim Teko.
Generasi pelanjut penyebar Islam X-XI M adalah:
1. Dato Ibrahim, makam di Condet
2. Dato Mera, makam di Condet
3. Dato Biru, makam di Rawa Bangke, Mester.
4. Dato Banjir, makam di Pondok Gede
(Data revelata penduduk lokal).
Sebelum Islam ajaran ketuhanan yang bersumber dari Nabi Musa dibawa pertama kali oleh: Queen of Sheba pada II M, sumber Giovani abad XV M dan Raffles abad XIX M.
Kemudian:
1. Tuanku Raman abad V M, sumber Lalampahan Bujangga Manik XIV M, dan peninggalan Bendungan Melayu, Priok, dan Dam Raman, Metro. Tuanku Raman ahli bendungan. Makamnya di Unur Jiwa, Batu Jaya, Karawang, V M.
2 Syekh Yusha, Karawaci, V M. Kesimpulan dari penghadapan makam dan ketinggian makam dari permukaan tanah. Selain data revelata penduduk.
3. Dato Tonggara, Kramat Jati. Tonggara artinya orang yang tahan menderita. Ia juga diduga dari abad V M . Kesimpulan diambil berdasar metode yang sama dengan butir 2.
Di era transisi ajaran ketuhanan Musa ke tauhid Islam abad VII-VIII M muncul nama Syekh Darugem, artinya orang yang berpindah agama. Ia orang desa Bambu Jenar, Kecamatan Teluk Pucung, kabupaten Bekasi.
Pedepokannya di kawasan itu juga yang disebut kampung Irian. Beliau Syekh Siti Jenar. Makamnya di Pulo Mesigiet, Lemah Abang, Karawang.
Kesimpulan diambil dengan metode riset yang dipakai juga untuk butir 2 dan 3. Dalam konteks ini, juga digunakan jejak linguistic dalam toponim.
Dalam abad XVII ada seorang ulama Betawi ahli hukum peradilan dalam Islam. Namanya Asmat bin Asba. VOC minta keterangannya waktu mau bikin landraad, pengadilan. (RSaidi)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Novel “Imperium Tiga Samudra” (12) – Meja Baru Asia

Novel “Imperium Tiga Samudra” (11) – Dialog Dibawah Menara Asap

Novel “Imperium Tiga Samudra” (9) – Prometheus

Novel Imperium Tiga Samudra (8) – Horizon 3

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Seni Tergores, Komunitas Bangkit: Bagaimana Dunia Seni Indonesia Pulih Usai Protes Nasional




Related SiteOctober 25, 2024 at 3:07 am
… [Trackback]
[…] There you can find 30079 more Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-256-ulama-betawi/ […]
เว็บพนันออนไลน์เกาหลีDecember 21, 2024 at 12:17 pm
… [Trackback]
[…] Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-256-ulama-betawi/ […]
pgsoftJanuary 25, 2025 at 10:51 am
… [Trackback]
[…] There you will find 75231 more Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-256-ulama-betawi/ […]