Catatan Aktivis Demokrasi, 77 Tahun Indonesia Merdeka: Bagaimana Memperbaiki Carut-Marut Politik dan Ekonomi

Catatan Aktivis Demokrasi, 77 Tahun Indonesia Merdeka: Bagaimana Memperbaiki Carut-Marut Politik dan Ekonomi
Chris Komari, Aktivis Democrascy, mantan anggota City Council, 2 term, tahun 2002 dan 2008, dinegara bagian California USA

Bila sektor real estate industry jeblok, secara automatis akan menyeret sektor perbankkan, karena mayoritas dana pembangunan building apartments dan housings di China itu dibiayai oleh Banks, dan bila sektor real estate industry dan perbankkan nyungsep, seperti sekarang ini, dampaknya terhadap ekonomi, perekonomian dan income revenues pemerintah RRC sangat significant.

Sampai saat ini, begitu banyak ghost towns and ghost cities (Kota hantu dan Kabupaten hantu) tanpa penghuni.

Semua proyek real estate itu sengaja dibuat secara massive, dibangun gedung apartment dimana-mana sebagai bagian dari proyek pemerintah M2 hingga M12, literally sangat massive untuk menciptakan economic growth outlook bagi negara RRC, supaya tampak indah dan menarik secara balance sheet, hitam diatas putih setiap tahunnya.

Hal itu memungkinkan bagi negara diktator komunis, dimana kekuasaan penuh dan absolute ada diperintah pusat (central government), hingga semuanya mudag diatur dari pusat.

The more building of apartments and housings are built, the better for the economic growth outlook on paper (diatas kertas) bagi negara RRC, tidak peduli ada penghuninya atau tidak.

Itulah yg disebut dengan economic growth manipulations on the balance sheet hitam diatas putih.

Tetapi massivenya proyek-proyek itu juga ada maksud dan fungsi ekonomi bagi pemerintah RRC dan People’s Bank of China (PBOC).

Fungsi apa…???

Massive proyek infrastructures mulai dari roads, bridges, dam, airports, apartments dan housings adalah bagian dari M1 project, M2 project hingga M12 project yang disebutkan oleh BMS dalam interview dengan Bung Refly Harun channel.

Tetapi apa yang terjadi dengan sektor real estate industry dan per-bank-kan di China (RRC) saat ini…???

Saat ini ekonomi dalam negeri RRC (China) sedang menghadapi beberapa masalah besar:

Pertama, Real Estate Industry yang menjadi 30% GDP RRC sedang menghadapi kesulitan besar karena kebanyakan utang, bahkan sudah defaulting, korupsi, banyak proyek housing yang tidak selesai. Banyak bangunan rumah dan apartment yg selesai tetapi tidak ada penghuninya (menjadi ghost towns and ghost cities) yang mengakibatkan debts and liability sebesar $3 trillion dollar.

Kedua, Karena sector real estate di RRC (China) adalah mayoritas financed oleh Bank, maka dengan jatuhnya industry real estate, secara automatis juga menjatuhkan sektor perbankkan di RRC.

Banyak Banks di RRC yang memiliki assets yang jauh dibawah tanggung-jawab, obligasi dan liabilities yg dimiliki oleh Banks terhadap creditors dan depositors.

Banyak Bank di RRC yang bangkrut karena tidak memiliki cukup liquid assets (cash), sehingga banyak warga China yang tidak bisa lagi mengambil duit simpanannya di ATM machines.

Protes terjadi dimana-mana…!!!

Akibatnya, banyak rakyat China yg menolak membayar cicilan rumah dan apartment di 86 kota, dari 22 Propinsi.

Ketiga, Ditambah kebijakan Presiden RRC, Xi Jinping Zero-Covid policy and constant lockdowns, membuat ekonomi di dalam negeri RRC tidak berjalan, bukan hanya dibagian distributions tetapi juga disektor production dan income revenues bagi banyak pemerintahan Propinsi.

Keempat, Kini, dengan berlakunya UU (Bill) dari 116th US Congress (S.945) Holding Foreign Companies Act (12/18/2020), semua perusahaan asing yg listed di NYSE harus ikut dan in compliance dengan U.S. Audit Standards.

Bila gagal memberikan hasil audits atau tidak mau memberikan dokumen yang diminta untuk di Audit selama 3x berturut-turut, maka perusahaan itu akan di de-listing (keluarkan) dari daftar NYSE.

Kelima, Belum lagi ambisi PLA, CCP dan Xi Jinping untuk mencaplok Taiwan dan harus berhadapan dengan U.S dan JAPAN military alliances untuk membantu Taiwan.

Potensi military conflicts di strait of Taiwan dan South China Sea, akan membuat ekonomi dunia semakin buruk.

Juga akan menyulitkan bagi ekonomi RRC untuk bisa bounce back seperti dulu, apalagi bisa perang dengan Taiwan benar-benar dipaksakan dan The West melakukan sangsi ekonomi terhadap RRC, seperti yg sudah The West lakukan terhadap Russia.

Ekonomi RRC mulai goyang ketika menghadapi trade wars dengan USA dan ditambah dengan kesulitan mengatasi pandemic Covid-19, ekonomi dan financial RRC mulai cracking dan menurun, economic growth RRC tidak pernah lagi double digits, bahkan dibawah 5%.

Akibatnya, sektor real estate di RRC mulai Nyungsep dan banyak pemerintah propinsi tidak sanggup membayar obligasi bunga utang.

Lebih parah lagi bank central RRC (PBOC) juga tidak memiliki cukup dana untuk bailing out banyak pemerintahan tingkat propinsi yg mengalami kesulitan dana.

Kondisi ini membuat banyak sektor real estate industry diberbagai propinsi di RRC mulai bangkrut…!!!

Apalagi sekarang, ada 86 kota besar di RRC dimana jutaan rakyatnya yg memiliki investment di real estate, mulai menolak untuk membayar cicilan bulanan….!!!

Karena mereka sadar, uang investasi mereka di real estate tidak akan kembali, alias akan hilang. Daripada kehilangan investment lebih banyak lagi, mereka memilih untuk berhenti membayar cicilan mortgage…!!!

Saat ini sudah ada 30 perusahaan real estate di RRC yg bangkrut (defaulting), tidak bisa membayar obligasi utang, menciptakan liabilities sebesar $3 trillon dollar debts.

Jumlah yg sangat besar, belum lagi liabilities dari bank-bank di RRC yg kehabisan liquid assets (cash) untuk bisa membayar creditors dan depositors yg ingin mengambil tabungannya.

What are the lessons-learned dari jatuhnya real estate market di RRC…???

Concepts are always good but reality is a different story. Reality is 10x harder from the concept itself.

Proyek M1 hingga M12 di RRC, khususnya sektor real estate industry yg mendapat back up 100% dari pemerintah Xi Jinping saja masih bisa bangkrut, apalagi bila tidak mendapat full support dari central government.

Ini yang menjadi kekhawatiran dan tanggapan saya terhadap ide, gagasan dan konsep printing money dari BSM to fund government’s projects.

1). You have to be very careful printing too much money, karena jelas, bila tidak dimonitor dan dikontrol dgn baik akan menyebabkan skyrocketing inflation yg bisa out of control.

Contoh nyata seperti negara Venezuela, Zimbabwe, Sudan, Argentina, South Sudan, Liberia, Ethiopia, dll yg printing too much money dan menyebabkan skyrocketing inflation.

2). Proyek pemerintah M1 hingga M12 atau hingga M22 itu secara konsep bagus, tetapi membutuhkan centralized management and monitoring, supaya uang yg ditransfer dari pusat ke daerah atau BUMN atau Contractors tidak disalahkan gunakan atau dikorupsi.

Melihat massive corruption cases di Indonesia yg melibatkan pejabat tinggi negara dan pejabat BUMN, saya sangat pessimistic dengan proyek M1 hingga M12 itu akan bisa berjalan dengan baik dan sesuai target.

Sekarang saja, pemerintah memiliki 27 BUMN semuanya bangkrut…!!!

Menteri BUMN sekarang juga tidak peduli dengan 27 BUMN bangkrut, malah safari jalan-jalan kepelosok daerah, padahal semua kantor BUMN ada di Jakarta.

Bagaimana mungkin SDM Indonesia mau mengelola mega proyek dari printing money..??

3). Dengan kondisi SDM Indonesia yang masih lemah integritas, masih banyaknya corruptions dari pejabat tinggi negara sendiri dan lemahnya system judicial system di tanah air, saya khawatir printing money itu hanya akan menguntungkan dan memberi peluang besar kepada pejabat tinggi negara dan BUMN untuk korupsi lebih besar.

Jangan sampai, pemerintah printing money dalam jumlah yang fantastic, dana itu dibuat membiayai mega proyek pemerintah dari proyek M1 hingga proyek M12, tapi hasilnya mangkrak dan dikorupsi…???

That will be a disaster for the country. Indonesia bisa menjadi negara nomer#1 didunia, tapi nomer #1 untuk gulung tikar…!!!

Ke halaman berikutnya

Last Day Views: 26,55 K

5 Responses

  1. เว็บตรง lucabetNovember 23, 2024 at 2:07 am

    … [Trackback]

    […] Find More on to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-aktivis-demokrasi-77-tahun-indonesia-merdeka-bagaimana-memperbaiki-carut-marut-politik-dan-ekonomi/ […]

  2. live videoDecember 7, 2024 at 7:20 am

    … [Trackback]

    […] Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-aktivis-demokrasi-77-tahun-indonesia-merdeka-bagaimana-memperbaiki-carut-marut-politik-dan-ekonomi/ […]

  3. live webcamDecember 17, 2024 at 2:28 am

    … [Trackback]

    […] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-aktivis-demokrasi-77-tahun-indonesia-merdeka-bagaimana-memperbaiki-carut-marut-politik-dan-ekonomi/ […]

  4. เว็บพนันออนไลน์เกาหลีJanuary 21, 2025 at 11:04 pm

    … [Trackback]

    […] Find More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-aktivis-demokrasi-77-tahun-indonesia-merdeka-bagaimana-memperbaiki-carut-marut-politik-dan-ekonomi/ […]

  5. ไฟสนามกีฬาFebruary 12, 2025 at 8:56 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 72385 additional Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-aktivis-demokrasi-77-tahun-indonesia-merdeka-bagaimana-memperbaiki-carut-marut-politik-dan-ekonomi/ […]

Leave a Reply