Oleh : Daniel Mohammad Rosyid
Sudah makin jelas bahwa dakwah Islam terbukti kalah oleh dakwah kaum sekuler dan musyrik radikal. Jika muslim dituduh radikal garis keras, ingatlah bahwa musuh-musuh Islam tidak cuma radikal garis keras tapi juga bekerjasama secara terstruktur, sistemik, masif dan militan. Karena merasa mayoritas, ummat Islam terbukti gagal melakukan hal yang sama, sehingga fitnah dan kerusakan besar telah terjadi dan semakin menjadi-jadi.
Stop basa basi. Ketahuilah bahwa ummat Islam Indonesia itu minoritas. Yang mayoritas adalah kaum abangan atau sekuler radikal hasil proses sekulerisasi sekaligus deislamisasi besar-besaran melalui persekolahan massal paksa pemerintah dan siaran televisi sejak akhir 1960an. Jika NU dan Muhammadiyah besar jumlah pengikutnya, jumlah kaum sekuler abangan masih jauh lebih besar. Baik aset NU maupun Muhammadiyah jika dibandingkan dengan aset para Taipan, ini seperti kelinci dan gajah.
Siaran televisi dan persekolahan massal paksa besar-besaran adalah proyek penjongosan ummat Islam agar cukup trampil menjalankan mesin-mesin pabrik pemilik investor asing dan aseng, sekaligus cukup dungu untuk terus bekerja bagi kepentingan pemilik modal. UU Omnibus Law Cipta Jongos adalah puncak proyek penjongosan ini. Sementara sistem keuangan ribawi hasil kesepakatan KMB 1949 di Den Haag adalah instrumen perbudakan ummat Islam agar hidup dari hutang sekaligus dirampok kekayaannya melalui terms of trade yang tidak adil.
Dakwah via mimbar saja sudah terbukti gagal. Dakwah melalui ormas yang apolitis sudah terbukti gagal mengangkat derajad kaum muslimin secara ekonomi dan politik. Bahkan riba dibiarkan berlangsung terus walau dianggap darurat.
Baru-baru ini ada narasi bahwa negara tidak boleh kalah oleh Ormas semacam FPI. Narasi ini menyesatkan karena negara tidak pernah diancam oleh ormas, tapi diancam oleh Partai Politik yang membuat UU dan menentukan APBN serta mengorupsinya. Bahkan organisasi paling berbahaya di planet ini bukan ISIS, Al Qaedah, Hamas, Ikhwanul Muslimun, HTI atau FPI, tapi Partai Republik AS di bawah Trump. Menurut Noam Chomsky, di bawah Trump, dunia semakin terancam perang nuklir, kehancuran lingkungan, dan kematian demokrasi.
Kita memerlukan strategi dakwah baru. Ummat Islam Indonesia tidak perlu menjadi mayoritas. Jadilah minoritas kreatif yang bangga mengekspresikan diri sebagai muslim di kancah politik, ekonomi, dan kebudayaan. Bebaskan pendidikan ummat dari dominasi persekolahan, kuatkan keluarga, masjid, dan pesantren, serta segera bebaskan ummat dari cengkeraman riba.
Pendidikan Tinggi Dakwah Islam, Waru, Sidoarjo,
17/12/2020,
Related Posts

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Mencermati Komisi Reformasi Polri

Cinta, Kuasa, dan Kejatuhan: Kisah Gelap Yang Menyapu Ponorogo

Novel “Imperium Tiga Samudra” (12) – Meja Baru Asia



รับทำ BacklinkOctober 23, 2024 at 9:02 pm
… [Trackback]
[…] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-stop-basa-basi-dakwah/ […]
meal replacementOctober 26, 2024 at 12:10 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-stop-basa-basi-dakwah/ […]
free chatOctober 26, 2024 at 11:38 am
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-stop-basa-basi-dakwah/ […]
discountsOctober 26, 2024 at 1:12 pm
… [Trackback]
[…] Here you can find 94604 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-stop-basa-basi-dakwah/ […]