Direktur WHO mengecam pemboman Israel terhadap Khan Younis

Direktur WHO mengecam pemboman Israel terhadap Khan Younis
Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah masjid, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah di Jalur Gaza selatan, 24 Januari 2024. REUTERS/Fadi Shana ​

Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban

ATHENA – Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia mengecam pemboman Israel terhadap kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan pada hari Rabu.

“Pemboman besar-besaran yang sedang berlangsung, perintah evakuasi dan pembunuhan warga sipil di Khan Younis, Gaza sungguh mengerikan,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus di X.

“Tim WHO bergabung dengan misi UNRWA untuk membantu mereka yang terluka dalam ledakan hari ini di pusat pelatihan tempat warga sipil berlindung,” ujarnya dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.

Sebelumnya, kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) di Gaza, Thomas White, menulis di X bahwa serangan terhadap Pusat Pelatihan Khan Younis terjadi pada hari Rabu, di mana dua peluru tank menghantam sebuah bangunan yang menampung 800 orang.

Sembilan orang tewas dan 75 luka-luka dalam serangan itu, menurut White.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Martin Griffiths mengatakan pemboman besar-besaran terhadap Khan Younis terus berlanjut.

“Memerintahkan orang-orang yang terjebak untuk mengungsi dan membom mereka sebelum mereka dapat melakukannya adalah tindakan yang tidak berperasaan,” kata Griffiths di X.

Israel telah menggempur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 25.700 warga Palestina dan melukai 63.740 orang. Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Serangan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Editor:Reyna

Last Day Views: 26,55 K