Oleh: Daniel M Rosyid
Pilpres sebagai tindakan kolektif penyediaan kepemimpinan nasional sebagai public goods mengikuti Olsonian logic of collective action.
Setiap responsible citizen berusaha hadir di TPS. Namun godaan nggolput besar karena terpikir 1 suaranya tidak terlalu berarti dalam 150 jutaan suara pemilih yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Dia punya pilihan lain yang lebih menarik : diam di rumah atau bekerja cari duit.
Semakin besar jumlah pemilih, godaan nggolput itu makin besar. Namun BLT atau bansos yang diterimanya meringankan kakinya pergi ke TPS sekedar untuk datang asal pilih.
Ini memperkuat Efek Olson. Gambar 02 di tengah kertas suara memberi efek tengah ‘the law of large number’ sehingga peluang gambar 01/02/03 tercoblos menjadi 25/50/25.
Jadi, kemenangan 02 dimungkinkan oleh efek Olson dan diwujudkan oleh efek tengah.
Siapapun yang terundi 02 berpeluang menang. Kemenangan 02 dalam 1 putaran justru disebabkan oleh blunder 01 maupun 03. @Daniel M. Rosyid
EDITOR: REYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (5) : Pelopor Swasembada Pangan Yang Diakui Dunia

Komisi Reformasi Polri Dan Bayang-Bayang Listyo Syndrome

Dusta Yang Ingin Dimediasi

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (4): Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional Yang Menyelamatkan Indonesia

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya




No Responses