Pernyataan ini merupakan indikasi paling jelas dari meningkatnya rasa frustrasi Biden terhadap pemimpin Israel ketika kelaparan terus membunuh warga Palestina di Gaza
WASHINGTON – Presiden AS Joe Biden pada Jumat mengakui bahwa ia dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu perlu memperhitungkan penolakan Tel Aviv untuk mengizinkan lebih banyak bantuan ke Jalur Gaza..
Biden tertangkap kamera sedang asyik berbicara pada Kamis malam saat mengatakan kepada Senator Demokrat Michael Bennet bahwa dia dan perdana menteri perlu mengadakan “pertemuan datan ke Yesus” (come to Jesus meeting).
Ucapan tersebut terekam kamera saat presiden keluar dari Capitol setelah menyampaikan pidato kenegaraan tahunan.
“Saya katakan padanya, Bibi, dan jangan ulangi ini, saya berkata, ‘Kamu dan saya akan datang ke pertemuan Yesus,'” kata Biden setelah Bennet mendorongnya untuk terus menekan Israel mengenai pengiriman bantuan.
Ketika ditanya pada hari Jumat tentang komentar tersebut, Biden mengatakan dia tidak menyampaikannya selama pidato resminya.
“Bagaimana setelahnya?” seorang reporter bertanya. “Kalian menguping sesuatu,” kata Biden.
Pernyataan tersebut merupakan indikasi paling jelas dari rasa frustrasi Biden yang semakin meningkat terhadap pemimpin Israel karena kelaparan terus membunuh warga Palestina di Gaza.
AS mulai melakukan pengiriman bantuan kemanusiaan pada Sabtu lalu sebagai respons terhadap bencana tersebut, dan Biden mengumumkan bahwa AS akan membangun dermaga sementara di garis pantai Gaza untuk memfasilitasi lebih banyak pengiriman.
Presiden menyinggung rasa frustrasinya terhadap Netanyahu dalam pidato tahunannya, dengan mengatakan Israel tidak dapat menggunakan pengiriman bantuan kemanusiaan sebagai “alat tawar-menawar” dalam negosiasi untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza.
“Kepada para pemimpin Israel, saya mengatakan ini: Bantuan kemanusiaan tidak bisa menjadi pertimbangan sekunder atau alat tawar-menawar. Melindungi dan menyelamatkan nyawa tak berdosa harus menjadi prioritas,” kata Biden.
Israel telah melancarkan serangan balasan terhadap Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan kurang dari 1.200 orang. Serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 30.800 korban dan melukai hampir 73.000 orang di Gaza di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel juga menerapkan blokade yang melumpuhkan wilayah kantong Palestina, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Sekitar 85% warga Gaza terpaksa mengungsi akibat serangan Israel di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Permusuhan terus berkobar seiring dengan meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza. Sayangnya, pengiriman bantuan masih belum memadai untuk mengatasi bencana kemanusiaan di daerah kantong pesisir tersebut.
Sekelompok pakar PBB mengatakan pada hari Selasa bahwa Israel mengabaikan tanggung jawabnya berdasarkan perintah ICJ.
“Israel secara sistematis menyangkal dan membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dengan mencegat pengiriman di pos-pos pemeriksaan, mengebom konvoi kemanusiaan dan menembaki warga sipil yang mencari bantuan kemanusiaan,” kata mereka.
“Israel tidak menghormati kewajiban hukum internasionalnya, tidak mematuhi tindakan sementara Mahkamah Internasional, dan melakukan kejahatan kekejaman,” tambah para ahli.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Perihal Donasi Soros Untuk Kampaye Zohran

Perubahan iklim akan berdampak parah pada ekonomi dan keamanan Belgia

Kemenangan Zohran Mamdani Bukan Simbolis Tapi Transformasional

Laporan rahasia AS menemukan ‘ratusan’ potensi pelanggaran hak asasi manusia Israel di Gaza

Prancis dan Spanyol menuntut pembatasan hak veto PBB untuk memastikan keadilan di Gaza

Mesir sepakat dengan Iran, AS, dan IAEA untuk melanjutkan perundingan guna menemukan solusi bagi isu nuklir Iran

Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mencalonkan diri sebagai Sekretaris Jenderal PBB

Laporan PBB: Sebagian besar negara gagal dalam rencana iklim yang diperbarui

Rencana Tersembunyi Merobohkan Masjidil Aqsa, Klaim Zionis Menggali Kuil Sulaiman, Bohong!

Umat Islam Jangan Diam, Israel Mulai Menjalankan Rencana Jahatnya: Merobohkan Masjid Al Aqsa



No Responses