Oleh: Setyanegara
Kabar bahwa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant menjadi salah satu peristiwa hukum internasional paling kontroversial tahun ini. Apakah ini langkah menuju keadilan global, atau upaya yang berujung pada konflik diplomatik?
Apa yang Terjadi?
ICC menuduh Netanyahu dan Gallant bertanggung jawab atas pelanggaran hukum internasional selama konflik Gaza. Tuduhan ini mencakup serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil. Meskipun surat perintah itu dirahasiakan, reaksi dunia sudah mulai terlihat.
Dunia Terbagi: Siapa Mendukung, Siapa Menolak?
Pendukung Surat Perintah Penangkapan
Negara seperti Irlandia dan beberapa anggota Uni Eropa mendukung langkah ini, dengan alasan pentingnya penegakan hukum internasional tanpa pandang bulu. Irlandia bahkan menyatakan akan menangkap Netanyahu jika ia mengunjungi negara tersebut.
Penentang Tindakan ICC
Sebaliknya, Amerika Serikat, Jerman, dan negara lain yang dekat dengan Israel mengecam langkah ICC. Mereka menilai tindakan ini bisa dan mengabaikan otonomi Israel dalam menangani masalah hukumnya sendiri. “Ini adalah langkah tidak adil yang merusak legitimasi ICC,” kata seorang pejabat AS.
Mengapa Ini Penting?
Konteks Geopolitik: Surat ini dikeluarkan di tengah konflik yang sudah memanas antara Israel dan Palestina, memperumit hubungan internasional.
Hukum Internasional: Kasus ini menjadi ujian bagi keberanian dan netralitas ICC. Apakah pengadilan internasional ini benar-benar mampu bertindak tanpa pengaruh politik?
Reaksi Publik Global: Protes dan dukungan terhadap langkah ini terjadi di berbagai negara, mencerminkan betapa kompleksnya isu ini.
Apa Selanjutnya?
Dengan beberapa negara menolak yurisdiksi ICC atas Israel, pelaksanaan surat perintah ini mungkin terhambat. Namun, jika Netanyahu bepergian ke negara-negara yang mendukung ICC, ia menghadapi risiko penangkapan.
Kesimpulan yang Menggugah
Keputusan ICC ini bukan hanya tentang Netanyahu atau Gallant. Ini adalah refleksi dari dunia yang terpolarisasi tentang konsep keadilan, kedaulatan negara, dan tanggung jawab pemimpin terhadap rakyatnya. Akankah ini menjadi awal era baru hukum internasional atau sekadar langkah simbolis yang dilupakan waktu?
EDITOR: REYNA
Related Posts

Perihal Donasi Soros Untuk Kampaye Zohran

Perubahan iklim akan berdampak parah pada ekonomi dan keamanan Belgia

Kemenangan Zohran Mamdani Bukan Simbolis Tapi Transformasional

Laporan rahasia AS menemukan ‘ratusan’ potensi pelanggaran hak asasi manusia Israel di Gaza

Prancis dan Spanyol menuntut pembatasan hak veto PBB untuk memastikan keadilan di Gaza

Mesir sepakat dengan Iran, AS, dan IAEA untuk melanjutkan perundingan guna menemukan solusi bagi isu nuklir Iran

Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mencalonkan diri sebagai Sekretaris Jenderal PBB

Laporan PBB: Sebagian besar negara gagal dalam rencana iklim yang diperbarui

Rencana Tersembunyi Merobohkan Masjidil Aqsa, Klaim Zionis Menggali Kuil Sulaiman, Bohong!

Umat Islam Jangan Diam, Israel Mulai Menjalankan Rencana Jahatnya: Merobohkan Masjid Al Aqsa



No Responses