Indonesia Baru Dengan Harapan Baru dan Pemimpin Baru

Indonesia Baru Dengan Harapan Baru dan Pemimpin Baru
Isa Ansori

Oleh: Isa Ansori Kolumnis

Selamat tinggal 2022, meski banyak hal yang menjadi harus diperbaiki di tahun 2023.

Hari ini, 1 Januari 2023 adalah hari awal menjejakkan kaki menuju Indonesia baru dengan harapan baru.

Namanya baru maka hal hal yang sudah dianggap lama dan perlu diganti atau diperbaiki harus dilakukan, sehingga harapan untuk menjadi baik akan tetap ada. Itulah yang disebut dengan “change and continuity”. Bukan sesuatu yang melanjutkan kepentingan lama, melindungi oligarki, merusak persatuan dan kesatuan dan mencekik rakyat dengan kebijakan dan peraturan yang menguntungkan oligarki.

Lalu apa yang lama dan perlu diganti dalam konstelasi Indonesia baru dengan harapan baru Indonesia yang berkeadilan sosial? Suksesi kepemimpinan nasional menjadi keniscayaan, karena memang suksesi itu sudah diatur dan sudah ditetapkan tanggal 14 Februari 2024.

Sehingga tak ada alasan bagi siapapun untuk mencari celah dan siasat untuk mempertahankan yang lama apalagi kalau yang lama sudah tak bisa diharapkan bahkan dalam rekam jejaknya, yang lama justru menimbulkan kegaduhan dan potensi kerusakan.

Suksesi kepemimpinan nasional tidak hanya menyangkut siapa yang akan mengganti, bukan hanya persoalan orang, tapi ini menyangkut persoalan gagasan yang akan dibawah dalam menjalankan kepemimpinan kedepan.

Rekam jejak calon dalam memimpin dan gagasan yang dimiliki menjadi sangat penting dalam menentukan pilihan. Tak boleh lagi kita disodori kucing didalam karung, tak tahu kucingnya seperti apa, yang kita tahu hanya karungnya, dan kadang – kadang karungnya dibuat sebagus mungkin, tak tahunya didalamnya adalah kucing garong, yang suka menggarong uang rakyat.

Tahun 2023 bisa dikatakan sebagai tahun politik, kita akan jumpai sebuah kontestasi yang sebagian menghalalkan segala cara dengan menipu rakyat menggunakan tampilan tampilan yang seolah merakyat. Pengalaman hampir 10 tahun cukuplah sudah, negara diambang kebangkrutan, hutang menumpuk, oligarki diuntungkan rakyat dibuntungkan. Keadilan sosial dan penegakan hukum dipasung dan dikebiri, janji – janji hanya sekedar janji tak ada bukti.

Menghadapi tahun yang penuh dengan ketidakpastian, tahun penuh dengan kepalsuan, dibutuhkan sebuah kecerdasan dan kejelian. Cerdas dalam menerima informasi dan jeli melakukan identifikasi. Sehingga tak mudah kita ditipu oleh citra yang tak terbukti.

Memimpin Indonesia dibutuhkan prestasi dan harga diri. Harga diri menyangkut apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan, itulah integritas. Kita butuh pemimpin yang berintegritas.

Pemimpin yang rekam jejaknya berpihak pada rakyat, pemimpin yang rekam jejaknya tidak dikendalikan oligarki.

Surabaya, 1 Januari 2023

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K