Tulisan berseri ini diambil dari buku menarik berjudul “Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna di Turki dan Spanyol” yang ditulis oleh Biyanto, Syamsudin, dan Siti Agustini. Ketiganya adalah fungsionaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Buku ini mengisahkan perjalanan di Turki dan Spanyol, dua tempat yang penuh dengan memori kejayaan Islam dimasa lalu. Buku ini sangat menarik. Selamat mengikuti serial ini.
SERI-9
Makam Abu Ayyub Al-Anshari berada di halaman depan masjid. Bangunan makam memiliki desain yang patut diapresiasi. Arsitekturnya sangat indah dan berkelas. Pada dinding bagian depan masjid terdapat ornamen dari keramik warna biru yang menjadi warna khas peninggalan Turki Utsmani.
Menurut catatan sejarah, Abu Ayyub dan pasukannya berupaya merebut Konstantinopel pada tahun 52 H. Dalam perang tersebut beliau mengalami luka parah. Ia berwasiat agar jasadnya kelak diangkut dengan kudanya untuk dimakamkan di tempat yang sejauh mungkin masuk di negeri musuh.
Tempat persemayaman terakhir Abu Ayyub berada di daerah yang diberi nama sama dengan namanya sendiri yaitu distrik Eyub.
Di luar area masjid juga terdapat kompleks makam kuno dengan batu batu nisan yang unik. Keunikannya terletak pada ketiggian dan bentuknya. Tingginya antara satu sampai dua meter. Di bagian atasnya ada yang berhias sorban, topi torbus, dan senjata perang, bunga-bunga, jangkar kapal, dan lainnya.
Menurut keterangan tour guide yang memandu wisata, bahwa hiasan pada batu nisan, mewakili biografi orang yang meninggal.
Batu Nisan Makam Kuno Utsmani
Istanbul memang kota Istimewa. Banyak bangunan unik yang bisa dikunjungi. Di samping istana para khalifah dan museum, tentu masjid-masjid kuno dan kompleksnya. Umumnya pada masjid-masjid tempo dulu dilengkapi dengan madrasah, tempat pemandian (hammam), dan kuburan. Sebagian besar fasilitas telah lenyap.
Baca Juga:
- Rihlah Peradaban,Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-7): Menu Makanan di Istana Topkapi
- Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-8): Masjid Abu Ayyub Al-Anshari
Tetapi ada satu hal yang tersisa utuh dan ini memberikan kepuasan pengunjung yang berjalan menyusuri kompleks masjid, yaitu makam kuno dengan batu nisan unik.
Deretan makam berada di dekat pintu masuk kompleks masjid. Sehingga mereka yang berdo’a di dalam dapat melihatnya sebagai pelajaran tentang kematian dan akhirat.
Dalam syari’at Islam, makam berfungsi sebagai pengingat kematian. Dalam kasus makam kuno kesultanan Utsmani, baik di Istanbul atau yang lainnya, makam juga berfungsi sebagai pelestarian nilai artistik warisan kerajaan Utsmani.
Menurut Suleyman Beik, dosen Sejarah Seni Islam pada Universitas Yalova, Kerajaan Utsmaniyah memang memiliki budaya seni kuburan dan batu nisan (syahid al-qabr).
Sebagaian besar kuburan berada di halaman masjid. Yang lainnya di tengah lingkungan masjid. Juga dijelaskan bahwa setiap batu nisan unik memiliki arti dalam karakteristik dan sejarahnya. Batu nisan mewakili biografi orang yang meninggal.
Bantu nisan biasanya terbuat dari bahan batu atau marmer yang diletakkan di atas kuburan. Tujuannya untuk mengidentifikasi orang yang meninggal dan tanggal kematiannya. Termasuk tulisan status sosial saat hidup dan do’a-do’a di atasnya.
Batu nisan yang bahasa Arabnya syahid al-qabr, dalam adat Maroko dan Andalusia dinamakan maqbariyyah. Menempatkan batu nisan di atas kuburan adalah kebiasaan bangsa-bangsa sebelum Islam, yang kemudian diwarisi masyarakat Islam.
Orang-orang Arab pra Islam juga mengenal dan mempraktikkan adat batu nisan. Batu nisan Islam yang diyakini tertua adalah yang ditemukan di pemakaman Islam kota Aswan di dataran tinggi Mesir, karena bertarikh 31 H.
Prasasti ini dianggap sebagai salah satu data sejarah paling berharga dalam studi kaligrafi Arab. Ada juga sebuah batu nisan ditemukan di makam desa Qartah dekat kota Sidi Uqba. Di dalamnya terdapat makam sahabat Nabi SAW, yakni Uqba bin Nafi’. Makam ini bertarikh 126 H.
Kaligrafi yang terdapat pada batu nisan Islam biasanya memuat: basmalah, dua kalimat syahadat, kalimat tauhid dengan ragam redaksinya, iman pada kenabian, hari kebangkitan, surga dan neraka, serta di akhir ada panjatan do’a untuk orang telah meninggal dan semua orang Islam baik yang sudah meninggal dunia ataupun yang masih hidup.
Kesultanan Utsmaniyah sangat perhatian pada seni pahat dan dekorasi di atas marmer. Tidak hanya untuk penghias masjid dan istana, tetapi juga untuk penghias batu nisan. Mereka menjadikan batu nisan sebagai ekspresi budaya dan sejarah yang menunjukkan kehebatan seni Islam.
Di dalam seni batu nisan terdapat banyak unsur seni, meliputi seni pahat,
kaligrafi dan dekorasi, serta puisi dan sastra. Seperti halnya dengan monumen dan bangunan bersejarah Utsmani lainnya, batu nisan mereka yang masih ada hingga kini dianggap sebagai bukti terbesar kedalaman peradaban Islam klasik, dan kemampuannya untuk memadukan antara ajaran agama dengan karya seni, sekalipun itu hanyalah batu nisan.
Komplek makam era imperium Utsmani oleh sementara orang dianggap sebagai Taman Kenyamanan Spiritual (hadaiq rahah arruhiyyah). Para sejarawan menyebutnya sebagai saingan besar dari monumen Utsmani lainnya dan peninggalan Bizantium yang terdapat di kota Istanbul.
Di dalam kota Istanbul sendiri terdapat tidak kurang dari 600 komplek makam, dari sekitar 1000 makam kuno yang ada di seluruh Turki. Para penulis Barat yang mengunjungi Istanbul selalu menggambarkan kuburan bersejarah Turki sebagai salah satu tempat terindah dan terbaik untuk apresiasi artistik.
BERSAMBUNG
EDITOR: REYNA
Related Posts

Perihal Donasi Soros Untuk Kampaye Zohran

Perubahan iklim akan berdampak parah pada ekonomi dan keamanan Belgia

Kemenangan Zohran Mamdani Bukan Simbolis Tapi Transformasional

Laporan rahasia AS menemukan ‘ratusan’ potensi pelanggaran hak asasi manusia Israel di Gaza

Prancis dan Spanyol menuntut pembatasan hak veto PBB untuk memastikan keadilan di Gaza

Mesir sepakat dengan Iran, AS, dan IAEA untuk melanjutkan perundingan guna menemukan solusi bagi isu nuklir Iran

Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mencalonkan diri sebagai Sekretaris Jenderal PBB

Laporan PBB: Sebagian besar negara gagal dalam rencana iklim yang diperbarui

Rencana Tersembunyi Merobohkan Masjidil Aqsa, Klaim Zionis Menggali Kuil Sulaiman, Bohong!

Umat Islam Jangan Diam, Israel Mulai Menjalankan Rencana Jahatnya: Merobohkan Masjid Al Aqsa





naked women camsNovember 20, 2024 at 3:55 am
… [Trackback]
[…] Find More on to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-9-makam-abu-ayyub-al-anshari/ […]
MLM buisnessNovember 24, 2024 at 3:44 pm
… [Trackback]
[…] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-9-makam-abu-ayyub-al-anshari/ […]