Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Seorang diplomat Amerika Serikat pernah berbicara santai dengan saya tentang banyak hal termasuk soal pertanyaan publik kenapa susah memperoleh Visa ke Amerika Serikat. Dia mengatakan bahwa peraturan keimigrasian AS yang diterapkan di Kedutaan Besar dan Konsulat Jendral AS diseluruh dunia – menggunakan hukum pembuktian terbalik seperti di kasus korupsi dimana petugas hukum “menduga” kita melakukan tindak korupsi kecuali kita bisa membuktikan bahwa kita tidak melakukan hal itu.
Sama dengan soal Visa ke AS, seseorang yang ingin memperoleh Visa AS diduga tidak kembali ke negaranya kecuali dia bisa membuktikan bahwa dia benar akan kembali ke negaranya dengan bukti kecukupan dana untuk tinggal di AS dan memiliki tiket pulang ke negaranya. Karena itu pertanyaan umum yang ditanyakan antara lain: apakah anda punya bukti tiket PP, dimana anda tinggal selama di AS, tunjukan bukti jumlah dana yang anda miliki di rekening bank dsb.
Setelah kejadian 9/11, diplomat AS yang bertugas dibagian konsuler tentu mengecek apakah seseorang itu punya kaitan dengan organisasi terlarang yang mengancam keamanan AS, juga dicek sikap dan pandangannya terhadap Amerika Serikat. Petugas konsuler bisa mengecek akun media sosial seperti FB, Instagram, Tiktok dsb. Kalau ketahuan pernah memprotes AS di media sosial itu bisa diduga Visa tidak akan diberikan.
Lalu ada peraturan baru yang mengejutkan para pencari Visa Amerika Serikat ketika Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menginstruksikan diplomat AS untuk mempertimbangkan obesitas atau kegemukan di samping berbagai kondisi medis kronis sebagai salah satu alasan untuk menolak orang asing yang mencari visa AS, menurut kutipan kabel yang dilihat oleh POLITICO. Ya obesitas atau kegemukan salah satu faktor yang membuat orang ditolak mendapatkan Visa AS.
Panduan Menlu Rubio adalah interpretasi yang relatif ketat dari aturan “muatan publik” pemerintah federal. Aturan itu melarang calon imigran memasuki negara itu jika mereka dianggap mungkin membutuhkan bantuan publik nanti, seperti Pendapatan Keamanan Tambahan dan pendanaan dari program Bantuan Sementara untuk Keluarga yang Membutuhkan.
Obesitas atau kegemukan orang dewasa meningkatkan risiko kondisi kesehatan termasuk tekanan darah tinggi, masalah pernapasan, batu empedu dan penyakit kandung empedu, menurut kabel itu, yang mengutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan menyatakan bahwa “semua ini dapat membutuhkan perawatan jangka panjang yang mahal.” Kalau ada imigran yang masuk AS dan memerlukan perawatan medis yang mahal, maka itu dianggap menjadi beban pemerintah AS.
Petugas visa juga diinstruksikan untuk menyaring dan mempertimbangkan penyakit gawat lainnya seperti kardiovaskular, kanker dan diabetes, menurut kabel itu.
J
uru bicara Gedung Putih Anna Kelly mengatakan panduan itu adalah perpanjangan dari upaya pemerintah untuk memfokuskan pengeluaran federal untuk kepentingan warga AS.
“Selama 100 tahun, kebijakan Departemen Luar Negeri telah mencakup wewenang untuk menolak pemohon visa yang akan menimbulkan beban keuangan bagi pembayar pajak, seperti individu yang mencari perawatan kesehatan yang didanai publik di Amerika Serikat dan selanjutnya dapat menguras sumber daya perawatan kesehatan dari warga negara Amerika,” katanya. “Pemerintahan Presiden [Donald] Trump akhirnya sepenuhnya menegakkan kebijakan ini, dan mengutamakan orang Amerika.”
Trump telah berusaha untuk secara substansial mengurangi imigrasi legal dan ilegal ke Amerika Serikat sejak kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari. Upaya tersebut mencakup interpretasi dan penegakan undang-undang imigrasi yang lebih ketat. Trump dan Kongres Republik mendorong untuk mencapai 1 juta deportasi per tahun, dengan miliaran dana dari Undang-Undang One Big Beautiful Bill yang ditandatanganinya digunakan untuk meningkatkan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai AS. “Bukan rahasia lagi bahwa pemerintahan Trump mengutamakan kepentingan rakyat Amerika,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Tommy Pigott. “Ini termasuk menegakkan kebijakan yang memastikan sistem imigrasi kita tidak membebani pembayar pajak Amerika.”
Jadi bagi warga Indonesia yang ingin bepergian ke AS dengan berbagai keperluan seperti sekolah, seminar, menjenguk keluarga dan piknik dsb perlu dipertimbangkan kembali kalua punya ukuran badan yang gemuk, punya penyakit jantung, diabet, kanker – karena tentu tidak akan mendapatkan Visa.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Mencermati Komisi Reformasi Polri

Sri Radjasa : Jangan Biarkan Indonesia Jatuh di Kaki Mafia

Duwitokrasi Merusak Seluruh Nilai Dan Fungsi Kekuasaan

Cinta, Kuasa, dan Kejatuhan: Kisah Gelap Yang Menyapu Ponorogo

Jokowi, Antara Luka Hati dan Rasio Politisi

Ketika Ruang Bicara Dibelenggu: Pembela Dr. Tifa Menuntut Penghentian Penyidikan

Nasionalisme Prabowo: Jalan Baru atau Bayang-Bayang Jokowi?

Dialog Kebudayaan: Menjemput Peradaban Surabaya

Kuliah Lapang Mahasiswa S3 Sekolah Pasca Sarjana UB: Integrasi Teori dan Praktik untuk Solusi Lingkungan Berkelanjutan

Fakus Perjuangan Kita – Selamatkan Indonesia Dari Kehancurannya


No Responses