Kanselir Jerman Olaf Scholz tiba di Yordania untuk bertemu dengan Raja Abdullah

Kanselir Jerman Olaf Scholz tiba di Yordania untuk bertemu dengan Raja Abdullah
Raja Yordania Abdullah II (kiri) bertemu Kanselir Jerman Olaf Scholz (kanan)

Scholz akan bertemu Abdullah pada hari Minggu, menurut kantor berita Yordania

AMMAN, Yordania/BERLIN – Kanselir Jerman Olaf Scholz tiba pada Sabtu di kota Aqaba, Yordania selatan, tempat ia dijadwalkan bertemu Raja Abdullah II pada Minggu, menurut kantor berita resmi Yordania.

Sebelumnya pada hari Sabtu, Scholz mengatakan kepada wartawan menjelang perjalanannya bahwa ia akan terlebih dahulu melakukan pembicaraan dengan Abdullah dan mencatat rencananya untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Presiden Isaac Herzog dan pejabat lainnya di Israel.

“Saat ini diperlukan bantuan untuk mencapai Gaza dalam skala yang lebih besar. Itu akan menjadi topik yang juga harus saya bicarakan,” kata Scholz.

Mengekspresikan kekhawatiran mengenai potensi perkembangan militer di masa depan, Scholz mengatakan: “Ada bahaya bahwa serangan komprehensif di Rafah akan mengakibatkan banyak korban sipil yang mengerikan, dan hal ini harus dilarang keras.”

Scholz menegaskan kembali dukungannya terhadap Israel dan haknya untuk mempertahankan diri melawan perlawanan Palestina, Hamas, sambil menekankan pentingnya mematuhi hukum internasional, menghindari korban sipil, memastikan bantuan kemanusiaan mencapai Gaza dan menangani pembangunan perdamaian jangka panjang.

Dia juga menyoroti pentingnya segera mencapai kesepakatan mengenai jeda kemanusiaan dalam konflik yang memungkinkan pembebasan tahanan dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober yang dipimpin oleh Hamas yang menewaskan 1.163 orang.

Lebih dari 31.500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, dan 73.546 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Perang Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan genosida, dan menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Sumber: Anadolu Agency

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K