Oleh Hamid Basyaib, Penulis Senior
ANTROPOLOG Margaret Mead pernah ditanya oleh seorang mahasiswanya apa yang ia anggap sebagai tanda pertama peradaban dalam sebuah kebudayaan. Mahasiswa itu mengharap Mead bicara tentang kail ikan, pot tanah liat, atau batu penggiling.
Tapi tidak. Mead mengatakan: tanda pertama peradaban dalam budaya kuno adalah tulang paha (femur) yang telah patah dan kemudian sembuh. Ia menjelaskan bahwa dalam kerajaan hewan, jika kau patah kaki, kau akan mati.
Kau tidak bisa lari dari bahaya, tak bisa pergi ke sungai untuk minum, atau untuk berburu makanan. Kau hanya akan menjadi mangsa bagi binatang buas yang selalu mengintai. Tidak ada hewan patah kaki yang mampu bertahan hidup cukup lama hingga tulang pahanya sembuh. Ia pasti keburu dimangsa hewan ganas sebelum pulih.
Femur yang patah dan kemudian sembuh adalah bukti bahwa seseorang telah meluangkan waktu untuk tinggal bersama orang yang patah-kaki itu. Ada orang yang telah membalut lukanya, membawa orang tersebut ke tempat yang aman, dan merawatnya hingga pulih.
“Membantu orang lain melewati kesulitan adalah saat peradaban dimulai,” kata Mead, seperti ditulis oleh Ira Byock. “Kita berada pada kondisi terbaik ketika kita membantu orang lain.”
Jadi, kendi keramik, tombak besi dan sebagainya itu adalah artifak, hanya aspek fisikal dari permulaan peradaban. Awal dan inti peradaban adalah compassion, kesediaan menolong orang lain. *
EDITOR: REYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (4): Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional Yang Menyelamatkan Indonesia

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Mencermati Komisi Reformasi Polri


No Responses