TEL AVIV – Kenapa para jenderal Israel sudah tak ingin serang Gaza? Pertanyaan ini muncul di tengah seruan mengakhiri perang Gaza oleh berbagai elemen di angkatan bersenjata Israel.
Baru-baru ini, lebih dari 1.500 tentara korps lapis baja Israel, termasuk para jenderal menandatangani petisi menuntut pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memprioritaskan pemulangan para sandera yang ditawan di Gaza.
Hal ini harus segera dilakukan, bahkan termasuk dengan mengorbankan berakhirnya perang di wilayah tersebut.
Menurut laporan Maariv, para pihak yang menandatangani petisi meliputi tentara yang bertugas di unit tank, veteran perang, komandan junior hingga mantan perwira senior militer Israel eks kepala korps lapis baja dan komandan divisi.
Lalu, ada juga mantan Kepala Komando Pusat Amram Mitzna, mantan Kepala Staf Dan Halutz, mantan Kepala Intelijen Militer Amos Malka, mantan Kepala Komando Pusat Avi Mizrahi, dan mantan Komandan Brigade Lapis Baja ke-14 Amnon Reshef.
Kenapa Para Jenderal Israel Sudah Tak Ingin Serang Gaza?
1. Kebuntuan Militer dan Tujuan yang Tidak Jelas Sebagian analis dan mantan pejabat militer Israel menyebut tujuan perang di Gaza semakin tidak jelas.
Mereka pun menunjukan kekhawatiran atas pertempuran berkepanjangan yang sia-sia. Melansir The New Arab, bukan tanpa alasan para pejabat militer menandatangani serangkaian petisi mendesak pemerintahan Netanyahu menghentikan perang.
Mereka menganggap jalannya konflik terus meningkatkan kekhawatiran atas korban kemanusiaan dan nasionalnya. Ada pula yang menambahkan bahwa perang Gaza tampaknya semakin didorong kepentingan politik dan pribadi daripada kebutuhan keamanan.
Singkatnya, konflik di sana tidak lagi sesuai dengan tujuan awal sejak dimulainya perang, sehingga memunculkan ketidakpastian.
2. Ketegangan di Front Lain Israel telah lama memfokuskan tujuannya memerangi Hamas di Gaza.
Tak ragu, mereka menempatkan banyak pasukan dalam waktu lama di sana. Namun, belum selesai dengan Hamas, Israel juga dihadapkan ketegangan tinggi di front lain.
Tel Aviv juga menghadapi potensi konflik lanjutan dengan tetangganya seperti Iran. Berdasarkan pertimbangan dari situ, para pemimpin militer ingin menjaga kesiapan untuk kemungkinan perang lebih besar.
Sebagian menganggap terlalu fokus ke Gaza bisa membuat Israel rentan di tempat lain, sehingga muncul usulan meninggalkan Gaza dan berfokus ke front lainnya.
3. Tekanan Internasional dan Diplomatik Terlepas dari sikap keras kepalanya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, pejabat militer Israel sadar tekanan kuat dari dunia internasional bisa menjadi masalah tersendiri.
Mereka tahu tuntutan yang semakin kuat itu dapat berdampak besar, termasuk bagi posisi diplomatik dan militer Israel di kawasan.
Sebagaimana diketahui, negara-negara lain termasuk sekutu Israel seperti Amerika Serikat memang menuntut Tel Aviv untuk segera menghentikan serangan di Gaza.
Faktor utamanya berkaitan dengan meningkatnya jumlah korban sipil dan krisis kemanusiaan di sana yang selama ini selalu menjadi perhatian.
Itulah beberapa alasan para jenderal Israel mempertimbangan meninggalkan Gaza dan tidak lagi menyerang wilayah tersebut.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Kementerian PKP Tertinggi Prestasi Penyerapan Anggaran dari Seluruh Mitra Komisi V

Kejati Sumut Sita Rp150 Miliar dari Kasus Korupsi Penjualan Aset PTPN I: Babak Baru Pengungkapan Skandal Pertanahan 8.077 Hektare

Dipimpin Pramono Anung Jakarta Makin Aman dan Nyaman, Ketua Umum APKLI-P: Grand Opening WARKOBI Januari 2026 Diresmikan Gubernur DKI

Refly Harun Dan RRT Walkout saat Audiensi Dengan Komisi Percepatan Reformasi Polri

Subuh, Kolaborasi, Kepedulian, dan Keberkahan

Dukung Revisi PP 50/2022, Ketua Umum APKLI-P: Praktek Tax Planing PPH 0,5% UMKM Puluhan Tahun Dibiarkan

LPG, LNG, CNG dan Kompor Induksi, Solusi Emak Emak Swasembada Energi Di Dapur

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Jokowi, Oh Jokowi

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (2): Menumpas PKI dan Menghindarkan Indonesia dari Negara Komunis



No Responses