Soegianto@fst.unair.ac.id
Gula dikenal manis dan menggoda, tetapi benarkah ia mematikan? Pada makalah ini, kita akan membahas bahaya gula dengan peringatan serius dari para ahli. Menurut beberapa ahli, gula merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap berbagai masalah kesehatan. Makin banyak kita belajar tentang gula, makin menakutkan dampaknya.
Upaya Industri Gula untuk Menyembunyikan Fakta
Industri gula telah mencoba menyembunyikan dampak buruk gula. Strategi-strategi yang mereka gunakan mirip dengan yang dipakai oleh perusahaan tembakau pada tahun 1950-an. Bahkan, beberapa strategi tersebut telah digunakan sebelum itu. Keluarga kita, seperti kebanyakan warga Indonesia, berusaha membeli makanan sehat, tetapi sering kali gagal karena kesibukan. Mereka sering mengonsumsi makanan olahan tanpa menyadari kandungan gula yang tersembunyi di dalamnya.
Penipuan Label Nutrisi
Kita harus membantu keluarga kita memahami kandungan gula dalam makanan mereka. Label pada sereal NES Quick menyatakan bahwa ada 10 gram gula dalam 3/4 cangkir, tetapi siapa yang hanya makan 3/4 cangkir sereal? Setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata porsi sereal mengandung sekitar 20 sendok teh gula tambahan, yang sama sekali tidak bernutrisi.
Konsumsi Gula yang Berlebihan
Di Indonesia, rata-rata orang mengonsumsi 26 sendok teh gula per hari, atau sekitar 40 kilogram per tahun, setara dengan 20 kantong gula. Gula manis digunakan dalam produk-produk yang meningkatkan keuntungan perusahaan makanan besar. Industri makanan menghasilkan hampir puluhan triliun ruliah setiap tahun dan tidak bisa melakukannya tanpa gula.
Strategi Industri Makanan
Mantan eksekutif industri, Bruce Bradley, menjelaskan bahwa gula adalah salah satu bahan dasar yang digunakan dalam 99% makanan olahan. Industri makanan melakukan berbagai cara untuk membuat produk mereka lebih menarik bagi konsumen, termasuk menemukan “titik kenikmatan” yang tepat, yaitu kombinasi bahan yang membuat konsumen merasa puas.
Dampak Kesehatan dari Konsumsi Gula
Banyak gula yang kita konsumsi tersembunyi dalam makanan yang tidak kita anggap manis, seperti oatmeal, yogurt, roti, sup, dan kondimen. Sebagai contoh, oatmeal dapat mengandung 3 3/4 sendok teh gula, dan yogurt vanila hampir 5 sendok teh dalam setengah cangkir. Gula yang berlebihan dalam makanan telah dikaitkan dengan peningkatan obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Peringatan dari Para Ahli
Dr. Robert Lustig, seorang dokter dan penulis yang vokal dalam kampanye anti-gula, menyatakan bahwa makanan kita telah diubah secara drastis dalam 30 tahun terakhir, dengan gula sebagai penyebab utama berbagai penyakit metabolik. Gula, yang terdiri dari glukosa dan fruktosa, menyebabkan masalah ketika fruktosa diubah menjadi lemak hati, yang kemudian menyebabkan berbagai penyakit.
Pengalaman Keluarga
Sebuah keluarga memutuskan untuk mencoba hidup tanpa makanan olahan selama tiga pekan, dengan bantuan makanan yang disediakan oleh koki profesional tanpa tambahan gula. Hasilnya menunjukkan penurunan berat badan dan peningkatan kesehatan secara signifikan.
Kritik terhadap Industri Gula
Michael Moss, penulis buku terlaris, menggambarkan bagaimana perusahaan makanan besar pada tahun 1999 bertemu untuk membahas obesitas. Para eksekutif perusahaan seperti Kraft, Nabisco, Nestle, Coca-Cola, dan General Mills, diberi peringatan tentang tanggung jawab mereka terhadap krisis obesitas. Namun, reaksi mereka lebih defensif daripada proaktif.
Upaya untuk Menyembunyikan Fakta
John Yudkin, seorang ahli gizi Inggris, menulis buku pada tahun 1972 yang mengaitkan gula dengan berbagai penyakit. Namun, karyanya diserang oleh Ancel Keys, seorang ahli gizi Amerika yang didanai oleh industri gula. Akibatnya, penelitian tentang dampak gula terhadap kesehatan hampir tidak ada selama beberapa dekade.
Penelitian Baru tentang Gula dan Penyakit
Penelitian baru menunjukkan bahwa konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis. Dr. Kimber Stanhope dari Universitas California, Davis, menemukan bahwa konsumsi fruktosa berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hanya dalam dua minggu. Namun, penelitian ini masih diperdebatkan oleh beberapa ahli lainnya.
Dampak Gula terhadap Kanker
Dr. Lewis Cantley, seorang profesor di Universitas Harvard, menemukan bahwa insulin yang diproduksi oleh pankreas akibat konsumsi gula berlebih dapat mempercepat pertumbuhan tumor kanker. Meski demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.
Bahaya gula tidak bisa diabaikan. Meskipun ada perdebatan di kalangan ilmuwan, bukti menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius. Upaya edukasi dan regulasi yang lebih kuat diperlukan untuk membantu masyarakat mengurangi konsumsi gula dan menghindari dampak buruknya.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Dusta Yang Ingin Dimediasi

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (4): Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional Yang Menyelamatkan Indonesia

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang



No Responses