Mahasiswa Indonesia di Spanyol Bergerak

Mahasiswa Indonesia di Spanyol Bergerak
Dubes Muhammad Najib bersama mahasiswa Indoensia di Spanyol yang tergabung dalam PPI Spanyol

ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Dubes Muhammad Najib menghadiri Musyawarah Besar Perhimpunan Pelajar Indonesia (Mubes PPI) Spanyol 2023 yang dilaksanakan secara hybrid. Dubes Najib memberikan sambutan dari KBRI Madrid, sementara peserta Mubes berada di beberapa lokasi berbeda. Bahkan juga diikuti oleh PPI di berbagai negara.

Dubes Najib menyatakan bahwa yang tergabung didalam PPI ini adalah anak-anak muda yang luar biasa. Karena hanya sebagian anak-anak muda di Indonesia yang bisa mengenyam pendidikan tinggi. Sebagian dari itu bisa menikmati perguruan tinggi yang berkualitas. Sementara sebagian lain belum.

Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib memberikan sambutan pada Mubes PPI Spanyol 2023

“Adik-adik bukan saja bisa menikmati perguruan tinggi yang berkualitas, dan itu berada di Eropa. Jadi tidak berlebihan kalau saya mengatakan saudara-saudara ini adalah anak-anak muda yang istimewa. Banyak orang mengatakan mahasiswa itu calon pemimpin, tetapi bagi saya bukan. Mahasiswa itu sudah menjadi pemimpin. Apalagi yang ada di Spanyol ini, ada yang sudah mengambil S2 bahkan S3. Saudara adalah anak-anak muda yang menjadi pemimpin. Kalau bicara teori kepemimpinan ya ada di level kepemimpian, ada di wilayah kepemimpinan. ,” kata Dubes Najib melalui channel youtube Wisma Duta RI Madrid.

Karena itu Dubes Najib jugamengingatkan, jangan menunggu setelah lulus nanti baru akan memula. Kalau merujuk pada apa yang dilakukan Bung Karno Presiden pertama kita, dia melakukan secara konsisten sungguh-sungguh apa yang disebut membangun karakter bangsa.

Bangsa-bangsa besar yang maju, bangsa-bangsa yang hebat adalah bangsa yang memiliki karakter. Karena itu penting sekali membangun karakter bangsa ini karena implikasinya akan kemana-mana, dalam penegakan hukum, dalam masalah keuangan dalam masalah eksekutif, legislatif ,dan seterusnya.

“Coba lihat kenapa bangsa Jepang itu maju karena bangsa ini memiliki karakter. Saya berkali-kali ke Jepang dan tidak hanya berhenti di gedung pemerintahan, di jalan-jalan besar tapi sampai di kampung-kampung. Bangsa Jepang adalah bangsa yang sangat detail hal yang sampai sekecil-kecilnya diatur, direncanakan, dimonitor, diperhatikan. Sangat disiplin masalah waktu, sangat peduli terhadap fasilitas publik, mereka menjaga tidak merusaknya. Itu sebabnya bangsa Jepang walaupun alamnya itu tidak seluas Indonesia bahkan tidak seluas Amerika, tanahnya tidak subur hanya sebagian kecil yang layak dihuni, tapi bangsa ini diakui oleh dunia sebagai bangsa yang besar,” kata Dubes.

Dubes Muhammad Najib bersama mahasiswa Indoensia di Spanyol yang tergabung dalam PPI

Coba lihat di Spanyol ini atau di Eropa secara keseluruhan, lanjut Dubes Najib,  mobil-mobil Jepang menguasai dan seterusnya. Karena itu kita sebagai bangsa Indonesia khususnya adik-adik yang tergabung di PPI ini, Dubes najib menghimbau jangan nunggu nanti selalu lulus baru berbuat. Sekarang juga saudara bisa buat dalam konteks membangun bangsa dan negara sekarang ini.

Kita memasuki tahun politik. Saya berharap adik-adik sekalian berpartisipasi dalam banyak hal. Coba ingat-ingatkan teman-teman kita, saudara-saudara kita di kampung yang tidak mengerti. Jangan mau jadi korban dalam pemilu hanya sekedar iming-iming sembako uang 50.000 kemudian masa depan kita-kita gadaikan.

Ajari merek, beritahu mereka. Ingatkan mereka bahwa memilih pemimpin itu penting sekali paling tidak bagi bangsa dan negara 5 tahun ke depan.

“Kalau suara kita bisa dibeli limapuluh ribu, seratus ribu, nah ini bagian dari implikasi karakter bangsa. Belum lagi mereka yang mau digiring-giring diajak membuli-buli apakah langsung atau lewat sosmed diingat-ingatkan. Bukan begitu, bangsa yang besar kalau mau jadi bangsa yang besar harus dewasa dalam berdemokrasi. Boleh berdebat boleh saling mengkritisi tapi gunakan kata-kata yang santun. Adik-adik PPI ini kan masyarakat yang ilmiah. Bangsa yang maju saat ini dan ke depan adalah bangsa yang rasional, mereka harus diajak dan diajar untuk berpikir rasional.,” ujar Dubes Najib.

Dubes Najib mengatakan, bangsa Eropa ini sejak Renaissance kan kunci kemajuannya adalah karena mengembangkan rasionalisme. Dulu bangsa Eropa ini juga klenik tahayul bid’ah khurafat sehingga kemudian tertinggal.

Dari sejarah Renaissance mereka menyadari kesalahannya, kekeliruannya, kekurangannya, kemudian membangun karakter bangsa yang rasional, maka bangsa ini sampai sekarang menguasai dunia.Kalau kita bicara Amerika, Australia termasuk Amerika Latin, itu bangsa Spanyol dan Portugis (yang banyak menguasai).

“Coba disadari saudara-saudaraku, sekalian adik-adik yang berada di sini melihat dari dekat, bagaimana bangsa Eropa ini sangat menghargai hukum, menghormati hak orang lain, tidak mengambil yang bukan haknya, yang bukan miliknya. Saya perhatikan kalau di Eropa ini begitu pemilu hari ini selesai tidak sampai 24 jam hasilnya udah ketahuan. Bahkan India yang penduduknya lebih dari satu miliar dan tingkat pendidikannya rata-rata jauh lebih rendah dari Indonesia, sekarang sudah menggunakan e-voting,” ungkap Dubes Najib.

Ini penting bagi KPU, kata Dubes Najib, sehingga hasilnya dalam hitungan hari sudah bisa diketahui dan ada kepercayaan publik.  Turki baru saja mengadakan Pemilu kurang dari 24 jam hasilnya sudah diketahui dan diterima.

Kalau kita larut dengan cara berpikir lama dengan kebiasaan lama kita akan menjadi bangsa aneh di seluruh dunia. Bayangkan hasil pemilu nunggu berbulan-bulan. Itu artinya apa? Kurangnya kepercayaan publik.

Ini masalah institusi-institusi negara kurang dipercaya. Dulu KPK yang tingkat kepercayaan publiknya tinggi, sekarang katanya sangat rendah hampir di semua institusi negara di Indonesia katanya tidak bebas korupsi.Ini persoalan besar. Jangan dianggap enteng. Jangan karena kita ikut menikmati terus kita diam, tidak boleh.

Ada yang khawatir Pemilu itu akan tidak jujur, bila menggunakan komputer. Kalau pakai e-vooting,katanya, algoritmanya dibuat sedemikian rupa bisa terjadi manipulasi atau programnya dibuat sedemikian rupa. Kita bisa libatkan perguruan tinggi untuk mengaudit bagi yang ngerti komputer ITB, ITS,  UI, UGM dilibatkan mudah itu untuk mengeceknya.

“Justru sebaliknya, menunda-nunda hasil (Pemilu) memberikan ruang bagi mereka yang nakal untuk bermain-main dan ini akan membawa efek rendahnya lecgitimasi. Kita berkepentingan siapapun yang terpilih diantara anak bangsa adalah mereka yang secara objektif mendapatkan mandat dari rakyat karena legitimasi itu merupakan modal besar bagi seorang pemimpin mendapatkan kepercayaan, dan diikuti oleh masyarakatnya,” ungkap Dubes Najib.

Karena itu di tahun politik ini Dubes Najib kembali mengajak PPI untuk berpartisipasi karena ini menyangkut masa depan kita bersama, kebaikan kita bersama, kemajuan kita bersama, kesejahteraan kita bersama.

Tidak perlu berpikir jauh-jauh sekarang di era internet, era online, era digital, sosmed, mudah dan murah. Dubes memberikan contoh di kampungnya,  di Kompleks Perumahan, dengan Kompleks KPR, ada kos-kosan mahasiswa, ada pekerja yang mungkin pekerjaannya pas-pasan. Sehingga bayar sampah tidak bisa, tiap hari sampah dibungkus ketika berangkat bekerja berangkat ke kampus dibuang ke sungai.

Dibuat berbagai pengumuman, dilarang buang sampah tetap aja sampah numpuk. Ada anak muda yang kreatif dikasih CCTV khusus di tempat itu. Begitu fotonya membuang sampah di viralkan sekali, dua kali, tiga kali bersih itu.

“Nah ini kan bisa dilakukan mahasiswa. Apakah di organisasi kalau ada calon-calon yang nakal gitu ada timses yang nakal mau curi-curi suara mindah-mindah suara difoto aja diviralkan. Nah artinya di era teknologi era digital, era sosmed banyak hal yang kita bisa lakukan asal kita punya kepedulian dan punya kreativitas. Tidak perlu dana besar, tidak perlu membentuk kepanitiaan di Indonesia. Apa-apa bikin panitia, apa-apa bikin panitia, anggarannya habis untuk panitia.”

“Pemilu juga gitu bikin timses yang sukses timnya. Para caleg, para kandidat Walikota bupati yang gagal bisa gila, karena uangnya habis dimakan timses. Nah ini hal-hal yang saya kira tepat waktunya. Saya ingin mengajak adik-adik sekalian untuk memotret secara objektif persoalan bangsa kita dalam rangka bagaimana membangun bangsa yang berkarakter, bangsa yang kuat sehingga bangsa kita bisa besar siap bersaing dengan bangsa-bangsa yang lainnya.”

“Saya kira kalau masalah-masalah ini kita perbaiki tentu semuanya memerlukan waktu. Tetapi saya yakin kalau ini kita bisa bangun melanjutkan cita-cita besar Sukarno, cepat atau lambat, karena Indonesia itu besar sekali, Indonesia itu luas sekali, alamnya subur dan kaya sekali, kalau dikelola secara baik dikelola secara benar maka Indonesia itu cepat sekali maju dan menyalip bangsa-bangsa lain.”

“Saya kira ini pesan-pesan saya di saat yang sangat berharga ini. Saya memiliki keyakinan anak-anak muda kita generasi muda kita apalagi yang berada di perguruan tinggi itu sudah terlatih di ajar berpikir rasional objektif dan kritis. Apalagi yang berada di Eropa ini, karena saya meyakini Anda adalah orang-orang hebat. Karena itu saya berharap tingkatkan kepedulian kepada bangsa dan negara dan ambil inisiatif. Betapapun kecilnya sehingga itu akan menjadi bagian dari kontribusi saudara di dalam memajukan bangsa negara dan mensejahterakan rakyatnya,” pungkas Dubes Najib.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K