ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Berbicara Islam di Spanyol itu berarti berbicara tentang sejarah. Berbicara tentang sejarah akan dipengaruhi dari buku siapa kita membacanya.
“Terus terang saya membaca dari buku-buku tokoh muslim maupun non muslim, tokoh Asia maupun Eropa, dan beberapa tokoh hebat, baik dia muslim atau non muslim,” kata Dubes RI untuk Spanyol, Dr Muhammad Najib melalui channel youtube Wisma Duta RI Madrid.
Dia menyarankan, membaca sejarah sebaiknya terima apa adanya (taken for granted). Jangan mengadili sejarah. Kita hanya bisa memilih dari perspektif mana peristiwa itu dilihat. Semakin banyak buku yang kita baca akan semakin banyak perspektif yang bisa kita lihat. Dari situlah nanti kearifan kita dalam memilah dan memilih.
“Jangan mengadili sejarah.karena itu akan membawa kita kelorong gelap masa lalu. Jangan melihat peristiwa masa lalu dengan perspektif masa kini. Misalnya kalau kita melihat sejarah Andalusia, maka jangan melihat dari perspektif demokrasi saat ini. Waktu itu tidak ada demokrasi. Raja tidak ada yang demokrasi, baik Islam maupun bukan Islam, tidak ada yang demokrasi. Semua raja otoriter,” ungkapnya.
Itu harus dipahami, lanjutnya. Hanya saja ada raja yang baik, ada raja yang tidak baik.
Kalau kita bicara Andalusia, lanjutnya, ada raja-raja muslim yang baik, tetapi juga tidak sedikit yang tidak baik.
Kemudian, juga jangan melihat dari perspektif HAM saat ini. Pasti akan keliru dan menyesatkan.
Waupun Islam di Andalusia itu sempat disebut khilafah, karena dia bagian dari khilafah Bani Umayah di Damaskus, tapi dia kemudian memisahkan diri ketika Bani Umayah dikalahkan oleh Bani Abassiyah dan ibukotanya dipindahkan ke Baghdad.
“Dan jangan dilupakan, seluruh keluarga Bani Umayah itu dihabisi. Ini tentu menjadi catatan hitam dalam sejarah Islam, tetapi harus dikatakan. Harus diakui, sehingga ini menjadi pelajaran agar kita tidak mengulangi lagi,” tuturnya.
Abdurahman Ad-Dakhil itu satu-satunya yang selamat, tidak ikut dibantai di Baghdad, karena saat itu dia sakit. Seluruh keluarganya habis, dan dia lari ketempat yang paling jauh secara geografis. Dari Damaskus dia lari ke Andalusia.
Saat ia mengambil alih kekuasaan di Andalusia, dia tidak mendekalare untuk menolak kekhilafahan Abasiyah di Baghdad, tetapi dia juga tidak taat. Itu tentu menjai catatan sendiri.
Baghdad ingin menghabisi sisa-sia kekuasaan Bani Umayah di Andalusia, namun Abdurahman Ad-Dakhil berhasil mempertahankan kekuasaannya, dan akhirnya Baghdad merelakan Andalusia ini dikuasai Bani Umayah sepanjang tidak mengganggu kekuasaan di Baghdad.
“Saya merujuk Ibnu Khaldun, bahwa khilafah itu ada setelah Rosulullah dan hanya pada era Khulafaur Rosyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali). Setelah itu tidak ada khilafah. Kerajaan (yang ada) meskipun namanya khilafah. Cirinya apa, ketika Muawiyah mengganti Ali dia mengubah sistem khilafah menjadi kerajaan. Buktinya apa, dia mewariskan kekuasaan kepada anaknya. Ini ciri kerajaan yang paling nyata, dan setelah itu semuanya kerajaan, termasuk Abassiyah dan Turki Usmani,” jelasnya.
Ada raja-raja yang baik, tetapi ada juga yang tidak baik. Yang baik banyak dibicarakan, dan bekasnya banyak sekali.Tetapi yang tidak baik biasanya tidak dibicarakan. Sebagai pecinta sejarah, kata Dubes Najib, saya juga mempelajari. Karena keburukan-keburukan yang dilakukan itu mewariskan peristiwa-peristiwa besar yang lukanya seringkali masih dirasakan hingga kini. Buktinya apa?
Yasid bin Muawiyah secara politik militer dia menang melawan Husein bin Ali, yang dibantai di Karbala.Tetapi keburukannya itu sampai sekarang lukanya masih dirasakan oleh umat Islam.
“Yang ketiga ini yang terpenting, kalau paradigma lama jaman kerajaan-kerajaan, kompetisinya fisik militer. Siapa yang menang hidup, dan yang kalah mati. Nah sekarang tidak. Meskipun ada kompetisi politik, yang kalah tidak mati, bisa menjadi oposisi. Nanti pada gilirannya menang, bergantian yang kalah jadi oposisi. Itu biasa. Nah, fenomena ini harus disyukuri,” tegas Dubes Najib.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Perihal Donasi Soros Untuk Kampaye Zohran

Perubahan iklim akan berdampak parah pada ekonomi dan keamanan Belgia

Kemenangan Zohran Mamdani Bukan Simbolis Tapi Transformasional

Laporan rahasia AS menemukan ‘ratusan’ potensi pelanggaran hak asasi manusia Israel di Gaza

Prancis dan Spanyol menuntut pembatasan hak veto PBB untuk memastikan keadilan di Gaza

Mesir sepakat dengan Iran, AS, dan IAEA untuk melanjutkan perundingan guna menemukan solusi bagi isu nuklir Iran

Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mencalonkan diri sebagai Sekretaris Jenderal PBB

Laporan PBB: Sebagian besar negara gagal dalam rencana iklim yang diperbarui

Rencana Tersembunyi Merobohkan Masjidil Aqsa, Klaim Zionis Menggali Kuil Sulaiman, Bohong!

Umat Islam Jangan Diam, Israel Mulai Menjalankan Rencana Jahatnya: Merobohkan Masjid Al Aqsa



สล็อต เครดิตฟรีJanuary 4, 2025 at 4:45 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/internasional/memahami-sejarah-masa-lalu-untuk-menjadi-pelajaran-dimasa-kini/ […]
pgslot168February 8, 2025 at 8:57 am
… [Trackback]
[…] Information on that Topic: zonasatunews.com/internasional/memahami-sejarah-masa-lalu-untuk-menjadi-pelajaran-dimasa-kini/ […]