Oleh: Muhammad Chirzin
Guru Besar UIN Sunan Kalijogo Yogyakarta
Persatuan kebangsaan Indonesia mengatasi paham golongan dan perseorangan.Organisasi sosial keagamaan menjadi perekat hubungan, wadah penyaluran kehendak, dan penggerak kehidupan berdasarkan nilai-nilai utama.Masyarakat ibarat sebuah kapal. Setiap penumpang bertanggung jawab atas keselamatan sampai tujuan.
Nilai-nilai ketuhanan adalah sumber etika dan spiritualitas vertikal-transendental, fundament etik kehidupan bernegara.Negara melindungi dan mengembangkan kehidupan beragama, sedangkan agama menguatkan etika sosial.
Nilai-nilai kemanusiaan universal menjadi fundamen etika-politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia. Manusia beriman mempunyai dua dimensi hubungan: hubungan vertikal dengan Tuhan dan hubungan horizontal dengan sesama. Interaksi manusia dengan sesama didasari keyakinan bahwa semua manusia adalah saudara. Semakin banyak persamaan, semakin kokoh persaudaraan.
Dimensi persaudaraan manusia:
(1) persaudaraan sesama;
(2) persaudaraan sebangsa;
(3) persaudaraan senasab;
(4) persaudaraan sesama pemeluk agama;
(5) persaudaraan seiman.
Antara persaudaraan iman dan persaudaraan nasional bukan persoalan alternatif, tetapi sekaligus.Siapa yang memisahkan antara politik dan agama berarti tidak mengerti apa itu agama. (Mahatma Gandhi).
Ulama adalah penerus Nabi; membawa kabar gembira, memberi peringatan, mengajak kepada Allah dan memberi cahaya, menjaga gawang moralitas dalam segala aspek kehidupan, termasuk moralitas para penguasa. Ciri utamanya takut kepada Tuhan.
Tugas ulama:
(1) membacakan ayat-ayat Allah;
(2) menyucikan pikiran dan akhlak manusia;
(3) mengajarkan kitab Allah;
(4) mengajarkan hikmah;
(5) mengajarkan pengetahuan;
(6) melakukan emansipasi sesuai dengan fitrahnya.
Berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali agama Allah, dan jangan terpecah-belah… (QS Ali Imran/3:103).
Hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh orang berbuat makruf dan mencegah perbuatan mungkar… (QS Ali Imran/3:104).
Umara atau ulul amri ialah pemimpin, penguasa, pemangku urusan rakyat, pemegang kekuasaan yang menangani pelbagai persoalan. Kekuasaan adalah amanat yang harus ditunaikan dengan jujur, adil dan ikhlas. Umara niscaya menyelenggarakan pemerintahan dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat. (QS An-Nisa`/4:59).
Kewajiban umara:
(1) menjaga penerapan agama yang benar;
(2) menerapkan hukum secara adil;
(3) melindungi keamanan negara;
(4) menegakkan hukum dan melindungi hak-hak warga;
(5) menjaga perbatasan negara untuk menangkal musuh;
(6) mengambil pajak dan zakat sesuai dengan ketentuan;
(7) mendistribusikan dana baitul mal dengan baik;
(8) mempekerjakan orang yang amanah dan kapabel;
(9) memantau perkembangan warganya.
Allah memerintahkan menyampaikan amanat kepada yang layak menerimanya. Apabila mengadili di antara manusia, bertindaklah dengan adil… (QS 4:58)
Hai Daud, Kami jadikan engkau penguasa di bumi; laksanakanlah hukum di antara manusia berdasarkan kebenaran dan keadilan, dan jangan memperturutkan hawa nafsu, karena itu akan menyesatkan kau dari jalan Allah… (QS Shad/38:26)
Tidaklah seorang hamba dijadikan Allah sebagai pemimpin sebuah komunitas, kemudian ia meninggal dunia dalam keadaan menzalimi komunitas yang dipimpinnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga. (HR Muslim).
Orang yang paling dicintai Allah dan paling dekat dengan-Nya pada hari kiamat adalah pemimpin yang adil; dan orang yang paling dibenci Allah dan paling jauh dari-Nya adalah pemimpin yang zalim. (HR Tirmidzi).
Pemilihan Umum adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota DPR, anggota DPD, Presiden, dan Wakil Presiden, serta anggota DPRD untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, serta menghasilkan wakil rakyat dan pemerintahan Negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pemilihan Umum wajib menjamin tersalurkannya suara rakyat secara langsung, umum, bebas, rahsia, jujur, dan adil.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan Pemilu.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah NKRI.
Penyelenggaraan Pemilu harus memenuhi prinsip mandiri, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional, profesional, akuntabel, efektif, dan efisien.
Pengaturan penyelenggaraan Pemilu bertujuan untuk memperkuat system ketatanegaraan yang demokratis, mewujudkan Pemilu yang adil, berintegritas, efektif, dan efisien.
Persyaratan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden antara lain:
(1) bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
(2) warga Negara Indonesia sejak lahir dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendaknya sendiri;
(3) mampu secara jasmani dan rohani melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
(4) tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
(5) setia kepada Pancasila, UUD NRI tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika;
(6) berusia paling rendah 40 tahun;
(7) memiliki visi, misi, dan program dalam melaksanakan pemerintahan Negara Republik Indonesia.
Kelemahan mendasar praktik demokrasi dewasa ini ialah bahwa setiap kepala mempunyai satu suara, tanpa mempertimbangkan isi kepalanya. (Mohammad Iqbal).
Permainan apa pun akan rusak bila wasit ikut bermain. Godaan Pilpres adalah NPWP: Nomer Piro Wani Piro..ilihan boleh berbeda, kerukunan tetap terjaga.
Pilpres, Yes! Golput, No!
Lirik Lagu Mars Pemilu 1971-1999:
Pemilihan umum telah memanggil kita/
S’luruh rakyat menyambut gembira/
Hak demokrasi Pancasila/
Hikmah Indonesia merdeka//
Pilihlah wakilmu yang dapat dipercaya/
Pengemban Ampera yang setia/
Di bawah Undang-Undang Dasar ’45/
Kita menuju ke pemilihan umum//
Lirik Lagu Jingle Pemilu 2024
Tiba waktunya untuk gunakan hak pilih kita
Salurkan aspirasi bersama demi bangsa
Teguh percaya suara kita sangat berharga
Menentukan arah masa depan Indonesia
Langsung umum bebas rahasia
Jujur dan adil
Sebagai sarana integrasi bangsa
Ayo rakyat Indonesia
Bersatu langkahkan kaki
Menuju bilik suara
Rabu 14 Februari
Ayo rakyat Indonesia
Beri kontribusi nyata
Raih asa bersama
Kita memilih untuk Indonesia
Tiba waktunya untuk gunakan hak pilih kita
Salurkan aspirasi bersama demi bangsa
Teguh percaya suara kita sangat berharga
Menentukan arah masa depan Indonesia
Langsung umum bebas rahasia
Jujur dan adil
Sebagai sarana integrasi
EDITOR: REYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (4): Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional Yang Menyelamatkan Indonesia

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Mencermati Komisi Reformasi Polri




No Responses