Oleh: Rokhmat Widodo
Pengamat politik dan kader Muhammadiyah Kudus
Prof Sufmi Dasco Ahmad, seorang politisi senior Partai Gerindra, telah membangun reputasi sebagai salah satu aktor kunci dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Sebagai Wakil Ketua DPR RI, ia berada di posisi strategis untuk mengorkestrasi jalannya dinamika politik, terutama dalam memastikan stabilitas koalisi pendukung pemerintah di parlemen. Ia menjadi dirigen politik KIM Plus di parlemen karena kemampuannya menyelaraskan kepentingan beragam partai dalam koalisi ini, yang mencakup Gerindra, Golkar, PKB, PAN, Demokrat PBB, PRIMA, Gelora, PSI, Perindo, NasDem, PPP dan beberapa partai lainnya. Dalam konteks ini, Dasco memainkan peran yang jauh melampaui sekadar legislator, melainkan sebagai arsitek utama strategi politik parlemen.
KIM Plus yang terbentuk setelah kemenangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024, bukan sekadar aliansi politik biasa. Dengan tambahan PKS, KIM Plus muncul sebagai entitas dominan dalam politik nasional. Namun, dengan banyaknya partai di dalam koalisi, koordinasi menjadi tantangan besar. Perbedaan ideologi, agenda politik, dan kepentingan sektoral sering kali memunculkan gesekan. Dalam situasi seperti inilah Dasco tampil sebagai figur pemersatu.
Sebagai wakil rakyat, Dasco memanfaatkan pengalamannya untuk memastikan bahwa parlemen tetap menjadi mitra strategis pemerintah. Beberapa langkah kunci yang ia lakukan meliputi:
Pertama, Dasco menggunakan pendekatan konsensus untuk memastikan bahwa kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan ekonomi dan keamanan, mendapatkan dukungan penuh di DPR. Contohnya kenaikan PPN 12 hanya untuk barang mewah. Keputusan ini membuat lega rakyat dan negara juga mendapat pemasukan dari kenaikan PPN.
Kedua, sebagai dirigen politik, Dasco memainkan peran sentral dalam menentukan prioritas legislasi KIM Plus di DPR. Ia mengoordinasikan pimpinan fraksi lain dan memastikan bahwa kebijakan strategis tidak terganggu oleh oposisi.
Ketiga, stabilitas politik menjadi kunci pemerintahan yang efektif. Dasco mampu meredam potensi konflik di internal koalisi melalui diplomasi tingkat tinggi. Ia dikenal mampu mendekati tokoh-tokoh seperti Airlangga Hartarto (Golkar) dan Muhaimin Iskandar (PKB), serta menjembatani kepentingan yang kadang saling bertabrakan.
Keempat, Dasco juga membangun hubungan dengan kelompok masyarakat sipil dan organisasi strategis untuk memperkuat posisi KIM Plus. Pendekatan ini memungkinkan parlemen di bawah KIM Plus tetap relevan dan dekat dengan aspirasi rakyat.
Sebagai penggerak utama koalisi di parlemen, ia memegang kendali atas jalannya agenda pemerintahan, terutama yang membutuhkan persetujuan DPR. Dalam sistem presidensial dengan mekanisme checks and balances seperti di Indonesia, posisi Dasco memungkinkan dirinya untuk mengontrol jalur legislasi dan anggaran, dua hal yang sangat vital bagi keberlangsungan pemerintahan.
Meskipun peran Dasco sangat signifikan, ia juga menghadapi sejumlah tantangan besar di antaranya. Pertama, gesekan internal koalisi.
Perbedaan ideologi dan kepentingan antara partai besar seperti Golkar, PKB, dan Gerindra sering kali menjadi sumber konflik. Dasco harus terus bekerja keras untuk menjaga soliditas ini.
Kedua, tekanan oposisi. Meski KIM Plus dominan, oposisi, termasuk PDIP kerap memanfaatkan celah untuk menyerang kebijakan pemerintah. Dasco harus memastikan bahwa parlemen tetap produktif di tengah tekanan ini.
Dengan masa jabatan DPR yang terbatas, Dasco dihadapkan pada tugas untuk memastikan bahwa KIM Plus tetap solid dan memiliki elektabilitas tinggi menjelang Pemilu 2029. Koalisi yang sukses di parlemen harus mampu merefleksikan kesuksesan dalam pemilu berikutnya.
Keberhasilan Dasco sebagai dirigen politik KIM Plus menunjukkan pentingnya kepemimpinan parlemen dalam sistem politik Indonesia. Dalam konteks ini, ia menunjukkan bahwa politik bukan sekadar soal memegang kekuasaan, tetapi juga soal bagaimana kekuasaan itu dikelola untuk menciptakan stabilitas dan kemajuan.
Sufmi Dasco Ahmad telah membuktikan dirinya sebagai salah satu figur paling berpengaruh dalam politik Indonesia saat ini. Kepemimpinannya dalam KIM Plus mencerminkan kemampuan politik yang luar biasa, tetapi tantangan yang ia hadapi ke depan akan menjadi ujian sejati dari keberhasilannya.
EDITOR: REYNA
Baca juga artikel terkait:
Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (Bagian 17): Konsisten Mengawal Aspirasi Rakyat
Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (Bagian 18): Jatuh bangun bersama Prabowo
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Pertemuan “Rahasia” di PTIK (Bagian 2): Guncangan di Ruang Reformasi dan Bayang-Bayang Operasi Garis Dalam

Pertemuan “Rahasia” di PTIK (Bagian 1) : Walkout, Ketegangan, dan Polemik Komisi Reformasi Polri

Sikap Arogan Ketua Tim Reformasi Polri Justru Tak Hendak Mendengarkan Suara Rakyar

Sutoyo Abadi: Memusingkan

Tantangan Transformasi Prabowo

Kementerian PKP Tertinggi Prestasi Penyerapan Anggaran dari Seluruh Mitra Komisi V

Kejati Sumut Sita Rp150 Miliar dari Kasus Korupsi Penjualan Aset PTPN I: Babak Baru Pengungkapan Skandal Pertanahan 8.077 Hektare

Dipimpin Pramono Anung Jakarta Makin Aman dan Nyaman, Ketua Umum APKLI-P: Grand Opening WARKOBI Januari 2026 Diresmikan Gubernur DKI

Refly Harun Dan RRT Walkout saat Audiensi Dengan Komisi Percepatan Reformasi Polri



No Responses