MEDAN – Dalam menghadapi kompleksitas globalisasi, Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan menyelenggarakan Seminar Internasional Metafisika Tasawuf Islam pada Rabu, 9 Juli 2025. Dengan tema “Implementasi Metafisika Eksakta dalam Menjawab Tantangan Zaman,” seminar ini menjadi platform diskusi mendalam tentang tasawuf, khususnya pemikiran revolusioner almarhum Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, Mursyid Thariqah Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah.
Ulama kelahiran Pangkalan Brandan Sumatera Utara ini dikenal dunia karena kemampuannya menjelaskan tasawuf dari perspektif ilmiah, dengan karya-karyanya yang banyak diteliti, ditulis, dan diterbitkan, dalam berbagai bentuk tulisan akademik, jurnal, maupun buku oleh para peneliti dan penulis, baik dari Indonesia maupun luar negeri.
Sains dan Spiritualitas
Era globalisasi menciptakan paradoks: kemajuan teknologi berdampingan dengan krisis global yang berakar pada pola pikir materialistis, mengabaikan dimensi spiritualitas. Seminar ini menawarkan pemikiran transformatif: Metafisika Eksakta.
Konsep ini bukan sekadar filosofi, melainkan kerangka keilmuan holistik, sebuah “roadmap” restrukturisasi ilmu pengetahuan berdasarkan prinsip spiritual demi pemahaman utuh tentang realitas.
Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, S.E., M.M., Rektor UNPAB, menyatakan, “Ajaran agama, yang kerap dipisahkan dari sains, sesungguhnya adalah fondasi bagi ilmu pengetahuan tertinggi yang dapat diverifikasi dan diterapkan secara empiris.” Selanjutnya ia berharap seminar ini dapat memantik minat kalangan akademik pada persinggungan ilmu pengetahuan dan spiritualitas.
Metafisika Eksakta Tasawuf
Syaikh Dr. H. Ahmad Baqi Arifin, SH., MBA., MM., pembicara kunci seminar dan cucu Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, menjelaskan, “Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI), Prof. Dr. H. Kadirun Yahya mengemukakan bahwa agama adalah ilmu tertinggi yang dapat membuktikan kebenaran hukum fisika dan fenomena alam semesta.”
Konsep utamanya, “Metafisika Eksakta”, secara inovatif menggabungkan sains modern dengan kedalaman tasawuf Islam untuk mengungkap realitas lebih luas. “Beliau memandang alam semesta bukan sekadar kumpulan materi acak, melainkan realitas dinamis yang terjalin erat oleh ruang, waktu, dan segala isinya, baik fisik maupun non-fisik,” tegas Syaikh Dr. H. Ahmad Baqi Arifin.
Teori Kuantum dan Tasawuf
Prof. Dr. H. Kadirun Yahya banyak menulis dan mengisi seminar untuk menjelaskan fenomena spiritual dalam tasawuf secara ilmiah. “Pemikiran Beliau sangat selaras dengan teori fisika modern, seperti Teori Kuantum,” ungkap Syaikh Dr. H. Ahmad Baqi Arifin.
Fenomena Quantum Entanglement, di mana dua partikel saling terhubung tanpa batasan jarak, sudah dibahas Prof. Dr. H. Kadirun Yahya puluhan tahun lalu untuk menjelaskan konsep “wasilah” dalam tasawuf.
Konsep ini memungkinkan pengamal tasawuf “menghubungkan” dimensi rohaninya dengan guru-gurunya hingga kepada rohani Rasulullah SAW. “Wasilah adalah metodologi esensial untuk menemukan ‘saluran’ atau ‘frekuensi’ Ilahi, yang memungkinkan transformasi spiritual mendalam,” tutur Dosen Metafisika UNPAB ini.
Syaikh Dr. H. Ahmad Baqi Arifin juga menjelaskan, salah satu pemikiran besar kakeknya adalah penjelasan ilmiah tentang peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Perjalanan agung Nabi Muhammad dapat dijelaskan secara rasional sebagai ‘Quantum Leap’. “Kalkulasi fisika dan matematika Isra’ Mi’raj telah dijabarkan di salah satu bukunya,” tegasnya.
Pembicara Lintas Negara
Seminar internasional ini juga menghadirkan pembicara dari berbagai negara: Maulana Syekh Muhammad Yasin Attari Al-Qadri dari Pakistan, Wakil Mursyid Tarikat Qadiriyah, yang menekankan tasawuf sebagai bagian integral ajaran Islam yang perlu dipelajari.
Kemudian pembicara dari Malaysia, Md Nor Alkhafiz Md Som, membahas “Metafisika Eksakta Dalam Perbankan Syariah.” Sedangkan Ahmad Fauzi Lubis dari Amerika Serikat memaparkan secara daring tentang “Energi Metafisika Eksakta.”
Equal, Equity, dan Laboratorium
Dari tanah air, Prof. Dr. Maya Sari, SE., Ak., M.Si., CA., Guru Besar Akuntansi dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, membahas Metafisika Eksakta Tasawuf Islam dari perspektif akuntansi. Ia menyatakan akuntansi harus bertransformasi dari ‘Equal’ menuju ‘Equity’ untuk keadilan sejati, dan ‘Balance’ sempurna hanya dicapai dengan campur tangan Tuhan. Ia menjelaskan lebih lanjut, “Tingkat kesempurnaan tertinggi dari ‘Equal’ dan ‘Equity’ adalah rasa Syukur.”
Sementara itu, Assoc. Prof. Dr. Vivi Purwandari, M.Sc, Dekan Fakultas Sains, Teknologi dan Informasi (FASTEK) Universitas Sari Mutiara Medan dan peneliti nano material, membawakan materi tentang “Metafisika Eksakta dalam Hukum-Hukum Kimia.”
Baginya, melalui sains kimia dan nano material, banyak fenomena spiritual dapat dibuktikan. “Melalui metafisika eksakta, kami memandang laboratorium dan teknologi mendorong ilmuwan untuk menyaksikan Sang Pencipta di baliknya,” ungkapnya. “Ini adalah upaya mengubah ilmu pengetahuan yang ‘kering’ menjadi perjalanan spiritual mendalam menuju Tuhan.”
Silaturahmi Mursyid Tarekat
Acara seminar yang dipandu oleh moderator Assoc. Prof. Dr. Ir. Syaripudin, MH., mendapatkan respon positif dari peserta fisik dan daring. UNPAB berencana mengadakan kegiatan serupa di masa mendatang secara berkala.
Selain dari masyarakat umum dan civitas akademik UNPAB, peserta yang hadir dalam seminar ini terdiri dari kalangan murid-murid Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya maupun penerus-penerusnya, yaitu murid-murid dari Drs. H. Sayyidi Syaikh Iskandar Zulkarnain, SH., MH., Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH., dan Drs. H. Sayyidi Syaikh Ahmad Farki
Sebagai rangkaian penutup dari Seminar Internasional Metafisika Tasawuf Islam ini, di malam harinya diselenggarakan kegiatan Makan Malam dan Silaturahmi Persaudaraan. Acara ini dihadiri oleh para pembicara dan para Mursyid dan wakil Mursyid dari beberapa tarekat serumpun, dari provinsi Sumatera Utara dan Aceh
Kehadiran para pembicara seminar dan para Mursyid serta wakil Mursyid tarekat dalam makan malam yang hangat ini menjadi sebuah agenda silaturahmi, untuk menjajagi berbagai potensi kerja sama antar kelompok pengamal tarekat, sebagai kontribusi dunia tasawuf untuk kemaslahatan umat, dan sebagai pembuktian kebesaran ayat-ayat suci Al-Qur’an dalam fakta, nyata, dan realita.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Pertemuan “Rahasia” di PTIK (Bagian 2): Guncangan di Ruang Reformasi dan Bayang-Bayang Operasi Garis Dalam

Pertemuan “Rahasia” di PTIK (Bagian 1) : Walkout, Ketegangan, dan Polemik Komisi Reformasi Polri

Sikap Arogan Ketua Tim Reformasi Polri Justru Tak Hendak Mendengarkan Suara Rakyar

Sutoyo Abadi: Memusingkan

Tantangan Transformasi Prabowo

Kementerian PKP Tertinggi Prestasi Penyerapan Anggaran dari Seluruh Mitra Komisi V

Kejati Sumut Sita Rp150 Miliar dari Kasus Korupsi Penjualan Aset PTPN I: Babak Baru Pengungkapan Skandal Pertanahan 8.077 Hektare

Dipimpin Pramono Anung Jakarta Makin Aman dan Nyaman, Ketua Umum APKLI-P: Grand Opening WARKOBI Januari 2026 Diresmikan Gubernur DKI

Refly Harun Dan RRT Walkout saat Audiensi Dengan Komisi Percepatan Reformasi Polri



Titik Temu Sains dan Spiritualitas Melalui Implementasi Metafisika Eksakta - LIMTIAugust 17, 2025 at 12:12 am
[…] ZonaSatuNews.com: https://www.zonasatunews.com/nasional/seminar-internasional-titik-temu-sains-dan-s… […]