Tulisan berseri ini diambil dari Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, lihat linknya dibawah tulisan ini.
Novel “Bersujud Ditas Bara” ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata, dengan latar belakang Perang Afghanistan tahun 1979- 1989. Pada saat itu, di tingkat global bertarung antara dua super power, Amerika dan sekutunya NATO didukung oleh sejumlah negara Muslim, bertempur melawan Uni Soviet yang didukung Pakta Warsawa. Sementara di medan laga terjadi pertarungan antara Rezim Boneka Afghanistan dukungan Uni Soviet melawan Mujahidin yang didukung oleh Amerika dan sekutunya.
Karya: Muhammad Najib
Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
SERI-20
Siang itu, udara agak panas. Seperti biasanya Mujahid berada di Wartel yang berlokasi di depan rumahnya. Ia mengawasi seorang karyawan yang sedang melayani seorang ibu yang baru saja menggunakan telepon di bilik yang paling ujung. Di bilik tengah, tampak seorang pemuda berambut gondrong masih berhaloria, entah berbicara dengan siapa. Sedangkan bilik satunya lagi tampak kosong. Mujahid mengandalkan pendapatannya sehari-hari dari ketiga bilik telepon itu. Kini Ia mulai mengembangkan usahanya dengan menjual aneka permen untuk anak anak. Kalau permen sudah jalan, saya akan menambah dengan sabun mandi, sabun cuci dan odol, pikirnya dalam hati.
“Bah! Abah…!”, terdengar suara anak kecil dengan sangat manja membuyarkan lamunannya.
Mujahid menoleh ke arah datangnya suara yang sudah sangat dikenalnya itu. Ia mengulurkan kedua tangannya menyambut kedatangan sang anak bungsu yang menubruknya setengah berlari. Anak itu lalu diangkatnya tinggi-tinggi, kemudian dilepas dan ditangkapnya kembali. Terdengar suara jeritan ketakutan yang ditahan. Anak itu lalu didekapnya eraterat di dadanya. Dengan gemas diciumnya pipi Kiri dan Kanannya secara bergantian.
Cover Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah
“Dari mana lin dapat balon itu?”, tanya Mujahid pada si kecil yang bernama lengkap Sahin.
“Umi, Bah…!”, jawab Sahin tersenyum gembira.
Ia mengibaskan rambutnya yang pendek kekuningkuningan. Sehingga lehernya tampak putih bersih.
“Assalamu’alaikum…!”, terdengar suara salam dari pintu depan.
“Wa’alaikum salam…!”, jawab Mujahid sambil menoleh dengan tetap menggendong Sahin.
Baca Juga:
- Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-18): Keputusan Menikah
- Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-19): Merantau Ke Bali
“Ahlan wasahlan wa marhaban”, katanya menyambut gembira kedatangan seorang tamu yang mengenakan baju koko panjang dan berjenggot lebat. Sambil menjabat tangannya Mujahid mempersilahkan tamunya duduk. Ia menarik kursi rotan di depannya.
“Ismak?”, tanya Mujahid menanyakan nama sang tamu dalam bahasa Arab.
“Ana Imam Segoro”, jawab si tamu singkat.
“Dari siapa Antum tahu Ana?”, tanya Mujahid menyelidik.
“Dari Zunaidi”, jawabnya. Mujahid langsung teringat seniornya di Peshawar dulu.
“Kahwa au sahi?”, Ia menawarkan minuman pada sang tamu.
“Ahsan kahwa…!”, jawab Imam yang memilih kopi.
“Ngomong-ngomong kapan sampai?”, tanya Mujahid lagi.
“Baru saja”.
“Asal dari mana?”.
“Jawa Barat, tepatnya Bogor”.
“Sebentar”, kata Mujahid sambil menggendong Sahin meninggalkan tamunya. Sesaat kemudian Ia kembali lagi.
“Ayo kita gada”, ajak Mujahid pada tamunya untuk makan siang di rumahnya.
“Wah, ngerepotin nih”, kata Imam berbasa-basi.
“Yah, kebetulan ada”, kata Mujahid sambil mengajak tamunya ke belakang menuju rumahnya.
“Al afu… Alladzi fi”, katanya minta maaf karena menyediakan hidangan seadanya. Mereka lalu duduk lesehan di lantai beralas tikar plastik.
“Sebentar Mas, kuahnya belum”, terdengar suara sang Istri dari dapur.
Tidak lama kemudian, Ia keluar dengan membawa mangkuk sop dan kerupuk, melengkapi laukpauk yang sudah ada di depannya.
“Iin, sini…! Nggak boleh nakal, ya!”, kata sang Istri sambil mengangkat si kecil dan membawanya ke belakang.
“Walad semuanya berapa?”, tanya Imam mengenai jumlah anaknya.
“Baru tiga”, jawab Mujahid.
“Yang pertama tujuh tahun, sekarang kelas satu SD, namanya Amil. Yang kedua, baru empat tahun setengah, namanya Sabira, sering dipanggil Ira, dan yang ketiga, yang tadi itu baru tiga tahun, namanya Sahin”.
“Masih mau nambah?”, tanya Imam menggoda.
“Wah, Kita kan anti KB”, jawab Mujahid singkat sambil tertawa.
“Rencananya mau ke mana saja?”.
“Ana tidak punya rencana pasti, cuman sekadar ingin tahu Bali”.
“Al afu, rumah Ana sederhana sekali dan hanya ada satu kamar”.
“Oh, tidak apa-apa, Ana maklum, kok. Yang penting, dibantu carikan penginapan yang sederhana saja yang tidak terlalu jauh dari sini”.
“Kebetulan di dekat sini ada losmen. Harganya tidak terlalu mahal, tapi cukup bersih dan bagus. Kalau mau, setelah makan, Ana antar agar Antum bisa istirahat. Nanti sore ba’da Asar, kita jalan-jalan. Kebetulan Ana ada sepeda motor”, kata Mujahid.
“Wah senang sekali”, jawab Imam setuju.
(Bersambung….)
EDITOR: REYNA
Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:
Judul Novel: Di Beranda Istana Alhambra https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ Judul Novel: Safari https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ Judul Novel: Bersujud Diatas Bara https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ
Related Posts

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Novel “Imperium Tiga Samudra” (12) – Meja Baru Asia

Novel “Imperium Tiga Samudra” (11) – Dialog Dibawah Menara Asap

Novel “Imperium Tiga Samudra” (9) – Prometheus

Novel Imperium Tiga Samudra (8) – Horizon 3

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Seni Tergores, Komunitas Bangkit: Bagaimana Dunia Seni Indonesia Pulih Usai Protes Nasional




Saba sport เดิมพันกีฬาเสมือนจริงOctober 17, 2024 at 10:41 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-20-tamu-tak-diundang/ […]
best free camsNovember 25, 2024 at 2:30 pm
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-20-tamu-tak-diundang/ […]
แทงมวยออนไลน์ คืออะไร ?January 24, 2025 at 7:05 am
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-20-tamu-tak-diundang/ […]
Diyala InfoJanuary 24, 2025 at 12:27 pm
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-20-tamu-tak-diundang/ […]