Peluang Kerjasama Pendidikan Tinggi di Spanyol

ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Di Spanyol ini banyak sekali pendidikan tinggi yang bisa masuk dalam kriteria atau akreditasi beasiswa LPDB Kementrian Pendidikan Nasional. Ijasah pendidikan tinggi di Spanyol diakui baik dikawasan Eropa maupun dunia. Baik itu terkait sain teknologi maupun ilmu sosial, termasuk ekonomi dan seni.

“Di Spanyol ini untuk sekolah musik itu serius sekali. Mereka punya S2 dan S3 dibidang musik. Sekolah ini punya orkestra yang sering pentas di kawasan Eropa dan Amerika. Saya beberapa waktu lalu mengunjungi sekolah ini,” kata Dubes Muhammad Najib dalam channel youtube Wisma Duta RI Madrid.

Dubes Najib menjelaskan, pemilik sekolah ini seorang blasteran Indonesia-Spanyol. Ibunya orang Spanyol, sedang bapaknya orang Indonesia. Siswa sekolah musik ini sekitar 200 orang, berasal dari lebih 30 negara di dunia. Kebanyakan siswanya dari China. Siswa dari Indonesia sejauh ini baru berjumlah 4 orang.

“Saya katakan untuk membantu memasarkan sekolah musik anda agar mendapatkan mahasiswa dari Indonesia,” tambah Dubes Najib.

Terkait biaya pendidkan, menurutnya, di Spanyol itu biaya pendidikan murah sekali. Beda dengan di Amerika yang sangat mahal. Kenapa sekolah di Spanyol murah? Spanyol ini adalah negara sosialis, sehingga subsidi negara sangat besar di bidang pendidikan.

Lama pendidikan sekolah di Spanyol lebih pendek dibanding dengan di Amerika, sementara pengakuan dunia akademik internasional sama saja.

Sementara itu peluang join riset, tukar-menukar mahasiswa ataua dosen, dan fabrikasi ilmiah menjadi terbuka lebar, bagi perguruan tinggi Indonesai dan Spanyol.

“Yang menjadi persoalan, menurut Dubes Najb, adalah biaya hidup. Di Spanyol biaya hidup mahal sekali. Nah, saya kira bisa disiasati dengan tinggal di asrama,” jelasnya.

Disamping itu masyarakat Spanyol ini sangat ramah. Berbeda dengan orang-orang Eropa diwilayah utara seperti negara-negara Skandinavia yang cuek.

Orang Spanyol sangat suka viesta (pesta), ngopi dipinggir jalan sambil ngobrol. Ini beda dengan orang-orang Eropa lainnya. Hal ini bisa membuat kondisi orang Indonesia betah. Cuacanya juga sangat ramah, tidak ekstrim.

Warisan Islam di Spanyol kaya sekali. Dan itu, menurut Dubes Najib, masih banyak yang belum digali.

“Saya baru menyadari ternyata sejarah Andalusia yang ditulis oleh para sejarawan selama ini sangat sederhana. Dan hanya cocok untuk anak-anak. Harus dilakukan riset lebih lanjut, lebih mendalam apa bila ingin mendapatkan manfaat yang lebih besar lagi,” tuturnya.

Dia mencontohkan tokoh Tharik bin Ziyad, yang pertama kali berhasil membebaskan Andalusia. Tokoh ini dikisahkan sangat heroik selama ini. Namun dibalik itu, sesungguhnya dia sangat kecewa, karena tidak mendapatkan penghargaan yang setimpal. Saat dia minta untuk memimpin wilayah baru yang dibebaskan, Andalusia, permintaan Thariq di tolak oleh penguasa Bani Umayah yang saat itu berpusat di Damaskus.

Meskipun Thariq bisa menerima penolakan itu, namun para pengikutnya yang jumlahnya sangat besar, menjadi kecewa berat. Hal tersebut yang pada akhirnya menimbulkan dendam politik, dan menimbulkan konflik-konflik politik di Andalusia.

“Itulah perlunya menggali lebih dalam, lebih komprehensif, lebih ilmiah, untuk bisa melihat masalah itu, apalagi dari kacamata ilmuwan harus lebih detail lagi,” papar Dubes Najib.

Untuk lebih jelas dalam memahami peluang studi di Spanyol, pembaca bisa menyaksikan paparan Dubes Muhammad Najib, melalui video youtube dibawah ini:

EDITOR: REYNA

Related Posts