Pemadaman Listrik Lumpuhkan Bali, Istana Angkat Bicara: “Kami Prihatin, Tapi Apresiasi Cepatnya Respons”

Pemadaman Listrik Lumpuhkan Bali, Istana Angkat Bicara: “Kami Prihatin, Tapi Apresiasi Cepatnya Respons”
Menteri Sekretaris Negara sekaligus juru bicara Presiden, Prasetyo Hadi

BALI — Pulau Dewata mendadak gelap. Pemadaman listrik yang terjadi pada Jumat sore, 2 Mei 2025, mengejutkan ribuan warga dan wisatawan di Bali. Dalam hitungan menit, sejumlah kawasan strategis mulai dari bandara, hotel, pusat perbelanjaan, hingga desa-desa wisata kehilangan pasokan daya.

Di tengah sorotan publik, Istana Negara akhirnya angkat suara. Menteri Sekretaris Negara sekaligus juru bicara Presiden, Prasetyo Hadi, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto memantau langsung perkembangan insiden pemadaman listrik tersebut. Pemerintah, katanya, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kejadian yang berimbas pada sektor pariwisata, ekonomi lokal, dan aktivitas masyarakat.

“Kami sangat menyesalkan kejadian ini, mengingat Bali adalah wajah Indonesia di mata dunia,” ujar Prasetyo dalam keterangan pers Sabtu pagi (3/5). “Namun kami juga memberikan apresiasi kepada PT PLN atas gerak cepat mereka dalam melakukan pemulihan sistem dan menghindari dampak yang lebih luas.”

Menurut PLN, pemadaman terjadi akibat gangguan sistem transmisi utama di jalur Jawa-Bali yang menghubungkan pembangkit di Pulau Jawa ke sistem kelistrikan Bali. Akibatnya, beban sistem terputus secara otomatis, menyebabkan blackout di hampir seluruh wilayah Bali selama lebih dari dua jam.

PLN mengklaim telah berhasil menormalkan 85% wilayah terdampak dalam waktu kurang dari tiga jam. Beberapa wilayah seperti Denpasar, Kuta, dan Ubud mulai kembali mendapatkan pasokan listrik secara bertahap menjelang malam.

Meski pemulihan cepat diapresiasi, publik tetap mempertanyakan mengapa insiden sebesar ini bisa terjadi di daerah yang begitu vital. Apalagi saat ini, Bali tengah bersiap menyambut gelombang wisatawan menjelang libur panjang akhir pekan.

Kritik juga datang dari pelaku pariwisata dan pelaku UMKM. “Kamar tamu kami gelap, AC mati, bahkan lift sempat berhenti. Banyak tamu asing panik dan bertanya-tanya apakah ini aman,” ujar Wayan Sumerta, pengelola hotel butik di Seminyak. “Kami harap pemerintah dan PLN melakukan audit menyeluruh dan menjamin ini tidak terjadi lagi.”

Di media sosial, tagar #BaliBlackout sempat menjadi trending topic nasional. Warganet mengunggah foto suasana gelap gulita di Pantai Sanur, keramaian minimarket yang tiba-tiba menjadi sepi, hingga antrean kendaraan akibat traffic light yang tak berfungsi.

Menanggapi kekhawatiran itu, Prasetyo menyebut pemerintah akan memerintahkan evaluasi total sistem kelistrikan di wilayah destinasi wisata utama seperti Bali, Labuan Bajo, dan Mandalika. “Presiden tidak ingin ada celah di sektor infrastruktur dasar, apalagi di titik-titik strategis ekonomi nasional,” tegasnya.

Sementara itu, PLN menjanjikan penyelidikan teknis untuk mengetahui penyebab pasti gangguan transmisi. Direktur Regional PLN Bali-Nusra, I Gusti Nyoman Pramana, mengatakan, “Kami berkomitmen penuh menjaga keandalan sistem Bali. Dalam waktu dekat akan ada peningkatan sistem cadangan untuk menghindari pemadaman massal serupa.”

Insiden ini menjadi pengingat bahwa infrastruktur kelistrikan di daerah wisata tidak boleh hanya andal saat normal, tapi juga tahan guncangan saat krisis.

Bagi Bali, citra sebagai destinasi unggulan dunia tengah diuji. Kini publik menanti: apakah blackout ini hanya kejadian teknis semata, atau isyarat akan perlunya perombakan besar-besaran dalam sistem energi nasional?

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K