Oleh: Daniel M Rosyid
Pendidikan masih disamakan persekolahan dalam debat Capres terakhir dalam Debat Capres terakhir Minggu malam 4/2/2024.
Sayang sekali, karena di era digital pendidikan bukan lagi soal pembesaran sistem persekolahan, tapi soal perluasan kesempatan belajar atau berguru.
Belajar bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Bahkan keluarga di rumah bisa menjadi tempat belajar terbaik, lalu masyarakat.
Sekolah atau pesantren hanya menambahi dan melengkapi pengalaman belajar. Dominasi persekolahan berbahaya karena bisa menjadi instrumen teknokratik sekedar untuk menyiapkan buruh trampil.
Padahal pendidikan harus lebih diarahkan untuk membangun jiwa merdeka, untuk belajar merdeka.
Untuk memanen bonus demografi, yang kita butuhkan adalah jejaring belajar yang lentur dan dinamis; sebuah learning cybernetics.
Pendidikan untuk semua as public goods diwujudkan oleh semua. It takes a village to raise a child. @PendidikanBukanPersekolahan.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Perihal Donasi Soros Untuk Kampaye Zohran

Perubahan iklim akan berdampak parah pada ekonomi dan keamanan Belgia

Kemenangan Zohran Mamdani Bukan Simbolis Tapi Transformasional

Laporan rahasia AS menemukan ‘ratusan’ potensi pelanggaran hak asasi manusia Israel di Gaza

Prancis dan Spanyol menuntut pembatasan hak veto PBB untuk memastikan keadilan di Gaza

Mesir sepakat dengan Iran, AS, dan IAEA untuk melanjutkan perundingan guna menemukan solusi bagi isu nuklir Iran

Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mencalonkan diri sebagai Sekretaris Jenderal PBB

Laporan PBB: Sebagian besar negara gagal dalam rencana iklim yang diperbarui

Rencana Tersembunyi Merobohkan Masjidil Aqsa, Klaim Zionis Menggali Kuil Sulaiman, Bohong!

Umat Islam Jangan Diam, Israel Mulai Menjalankan Rencana Jahatnya: Merobohkan Masjid Al Aqsa



No Responses