Perang Model Baru, Musuhnya Mahasiswa Asing

Perang Model Baru, Musuhnya Mahasiswa Asing

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Gendang model “perang baru” itu ditabuh oleh pemerintahan Donald Trump yang ditujukan kepada mahasiswa asing terutama yang berasal dari Cina yang sedang atau ingin belajar ke negeri Amerika Serikat. Saya sebut model perang baru karena selama ini perang yang digaungkan negara Paman Sam ini adalah perang dagang dalam bentuk kebijakan tarif yang sasaran utamanya adalah negara Cina. Untuk mencegah kemajuan pesat Cina, maka Amerika Serikat tidak hanya berupaya untuk menhentikan kemajuan Cina itu dalam bidang ekonomi dan teknologi, namun juga menghentikan munculnya para intelektual Cina yang akan menjadi contributor utama dalam kemajuan Cina.

Pemerintahan Presiden Donald Trump mengeluarkan pernyataan akan “secara agresif” mencabut visa siswa China yang belajar di AS. Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengatakan langkah itu akan mencakup “mereka yang memiliki koneksi dengan Partai Komunis China atau belajar di bidang kritis (= bidang-bidang yang penting dan strategis)”.
Hubungan antara Beijing dan Washington telah anjlok dalam beberapa bulan terakhir karena perang dagang meletus antara dua negara adidaya yang dipicu oleh tarif Trump.
China mengatakan pihaknya “dengan tegas menentang” langkah tersebut, dan mendesak AS untuk menjaga hubungan yang lebih konstruktif.

Diperkirakan ada 280.000 siswa Tiongkok yang belajar di AS tahun lalu. Tidak jelas berapa banyak dari mereka yang bisa terpengaruh oleh langkah terbaru itu, atau apakah semua mahasiswa Cina itu akan dideportasi keluar dari AS.

Sebagai bagian dari rencana tersebut, kriteria juga akan direvisi untuk “meningkatkan pengawasan” terhadap pemohon visa masa depan dari China dan Hong Kong, tambah Rubio dalam suatu pernyataannya. Selain itu Pada Menlu Rubio juga memerintahkan kedutaan besar AS di seluruh dunia untuk berhenti menjadwalkan janji temu untuk visa pelajar saat Departemen Luar Negeri bersiap untuk memperluas pemeriksaan media sosial terhadap pelamar tersebut.

Sebelumnya warga negara Tiongkok dulunya menyumbang sebagian besar siswa internasional yang terdaftar di universitas Amerika, meskipun itu baru-baru ini berubah.
Dari pembatasan era pandemi hingga memburuknya hubungan antara kedua negara, jumlah mereka telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, menurut data departemen luar negeri AS.

Menlu Rubio mengatakan: “Di bawah kepemimpinan Presiden Trump, Departemen Luar Negeri AS akan bekerja dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk secara agresif mencabut visa bagi siswa China, termasuk mereka yang memiliki koneksi dengan Partai Komunis China atau belajar di bidang yang penting. “Kami juga akan merevisi kriteria visa untuk meningkatkan pengawasan semua aplikasi visa di masa depan dari Republik Rakyat Tiongkok dan Hong Kong.”

Pemerintahan Trump telah bergerak untuk mendeportasi sejumlah mahasiswa asing, sambil mencabut ribuan visa untuk yang lain. Banyak dari tindakan ini telah diblokir oleh pengadilan.

Sejumlah siswa internasional terpukul dengan kebijakan perubahan visa yang direncanakan itu. Beberapa mengatakan kepada awak media bahwa mereka berharap mereka tidak pernah bermimpi memilih untuk belajar di AS. “Saya sudah menyesalinya,” kata seorang mahasiswa master berusia 22 tahun dari Shanghai, yang tidak ingin disebutkan namanya karena takut membahayakan visa untuk belajar di University of Pennsylvania.

Amerika Serikat memiliki kekhawatiran atau kecurigaan yang besar bahwa Cina mengirim ribuan mahasiswa sekolah di berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat dalam rangka “mencuri” ilmu-ilmu yang vital, strategis dan penting yang dimiliki Amerika Serikat terutama di pusat-pusat penelitiannya.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K