Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Dalam sejarah baru kali ini perseteruan di tubuh PBNU mencuat dipermukaan secara terbuka. Sebagaimana organisasi -organisasi lainnya, konflik internal ditubuh organisasi merupakan hal yang biasa. Di tubuh NU – sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia konflik di internal NU khususnya di PBNU juga sering terjadi. Di berbagai Muktamar muncul beberapa kubu yang mendukung dan menolak calon ketua umum PBNU. Ada kubu yang menolak keras bila seseorang calon ketua umum PBNU itu didukung oleh penguasa, ada juga yang menolak bila seseorang calon itu nasab nya bukan nasab Kiai. Malahan ada yang menolak bila calon ketua umum PBNU itu dari HMI bukan PMII.
Khusus yang terakhir ini mencuat menjelang Muktamar ke-34 NU di Lampung Sumatra Selatan misalnya salah satu Kiai-Prof. Dr. KH Asep Saifuddin Chalim, MA mengaku prihatin karena kader HMI lebih dominan dibandingkan kader PMII dalam pencalonan ketua umum PBNU.
“Kalau ketua umumnya (PBNU) dari HMI, untuk apa NU mendirikan PMII,” katanya. Yang dimaksud beliau calon ketua umum dari HMI itu tentu KH. Yahya Staqub yang sekarang menjadi ketua umum PBNU. Sekjennya pun Gus Ipul juga dikenal sebagai kader HMI – namun berbeda dengan Yahya Staqub – Gus Ipul tidak pernah secara terang-terangan mengaku sebagai kader HMI.
Sejak dulu konflik internal di tubuh NU (PBNU) bisa diselesaikan dengan cara-cara pesantren, melibatkan beberapa Kiai sepuh dan tidak terlalu mencuat di media. Konflik itu dapat diredam dengan rapi.
Namun konflik yang terjadi saat ini nampaknya baru terjadi di sejarah NU yang sudah berumur hampir 100 tahun itu. Konflik terbuka kali ini muncul karena Syuriah NU dalam Rapat Hariannya “mengancam” KH. Yahya Staqub untuk mengundurkan diri sebagai ketua umum PBNU dalam waktu 3 hari. Konflik itu muncul secara luas di media dan perlawanan sang ketua umum juga dilakukan secara terbuka.
Rapat Harian Syuriah tersebut digelar pada Kamis (20/11) di Hotel Aston City Jakarta yang diikuti 37 dari 53 orang pengurus harian syuriah PBNU. Risalah rapat ini ditandatangani oleh pimpinan rapat sekaligus Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.
“Musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam memutuskan: KH Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU,” tulis poin keputusan dalam risalah Rapat Harian Syuriah PBNU tersebut.
“Jika dalam waktu 3 (tiga) hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” lanjutnya.
Keputusan meminta Gus Yahya mundur dari jabatan Ketum PBNU didasarkan pada tiga poin. Salah satunya berkaitan dengan kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) yang mengundang narasumber yang terkait jaringan Zionisme Internasional. Hal itu dianggap telah melanggar dan bertentangan dengan nilai serta ajaran PBNU. Kegiatan itu disebut sebagai tindakan yang mencemarkan nama baik perkumpulan NU.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya melawan dan menegaskan dirinya tidak akan mundur dari jabatannya. “Saya sama sekali tidak terbesit pikiran untuk mundur. Karena saya mendapatkan amanah dari muktamar untuk lima tahun, pada muktamar ke-34 lalu,” kata Gus Yahya di Surabaya, Minggu (23/11/2025) dinihari. Gus Yahya menegaskan kembali dirinya akan menyelesaikan jabatan Ketum PBNU selama 5 tahun sesuai masa jabatannya saat dipilih oleh pemilik hak suara.
Perlawanan KH, Yahya Staquf itu dilakukan secara terbuka didepan awak media dan juga memobilisasi kekuatan dengan mengundang ketua-ketua PWNU di Surabaya itu.
Semoga perseteruan di tubuh PBNU ini bisa diselesaikan dengan baik, sebab kalau tidak hal ini menjadi kontra produktif mengingat NU adalah organisasi Islam terbesar dan menjadi salah satu elemen “the guardian of nation” – atau penjaga bangsa.
EDITOR: REYNA
Baca juga:
Rismon Dan Tifauzia Cabut Surat Kuasa Ahmad Khozinudin dkk
Ahmad Cholis Hamzah: Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Harus Meniru NU
Related Posts

Faizal Assegaf: Saya usulkan mediasi agar gugurkan status tersangka Roy cs

Lapoan PBB: Jakarta, ibu kota terpadat di dunia dengan 42 juta penduduk

Delegasi konferensi perubahan iklim PBB mencapai kesepakatan di menit-menit terakhir, tetapi hasilnya masih jauh dari harapan.

Swasembada Energi Presiden Prabowo Bagi Emak Emak Berdaulat Di Dapur

Desak Kejagung dan Polri Tangkap Importir Thrifting dan Pejabat Terlibat, Ketua Umum APKLI-P: Gurita Puluhan Tahun Laksana Kanker Stadium IV

Maklumat Yogyakarta: Menolak Munculnya Gagasan Amandemen ke 5 UUD NRI 1945

Dua Jalan ke Israel: Gus Dur di Jalur Merpati, Yahya Staquf Meniti Sayap Elang

Gus Yahya Melawan, Tolak Mundur Dari Jabatan Ketua PBNU

Ewuh Ing Pambudi, Boyo Keduman Melik, Sengsoro Wekasanipun

Kombes Pol Dofir: Anak Rentan Alami ‘Stunting Ideologi’, Densus 88 Ajak Semua Pihak Cegah Paparan Paham Radikal


No Responses