Oleh: Gus Aam Wahib Wahab / Agus Solachul Aam
Putra KHM Wahib Wahab Mantan Menteri Agama RI
Cucu Pendiri NU KH Wahab Chasbullah
Ponpes Bahrul Ulum Tambak beras Jombang
Pernyataan Sekjen PBNU Saefullah Yusuf: Jangan pilih Paslon Capres & Cawapres yg didukung Ust Abubakar Bai’asyir, apalagi didalamnya ada Amin Rais, arahnya jelas bahwa “jangan memilih Paslon no 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar”.
Pernyataan Sekjen PBNU Saefullah Yusuf Pernyataan yang sangat tendensius mengarah ke pribadi, pernyataan sesat & menyesatkan, sungguh pernyataan yang sangat berbahaya bagi ikhtiar besar Persatuan Umat dan Perubahan.
Pernyataan Sekjen PBNU sepaket dengan Ketum PBNU Yahya Staquf bahkan seirama dengan Chofifah Indarparawangsa,
satu-satunya Gubernur di seluruh Indonesia yang tidak digantikan pasca jabatannya berakhir.
Pernyataan pejabat tinggi PBNU itu sejatinya bagian dari strategi pemenangan Paslon Prabowo Gibran. Mereka berusaha memecah soliditas Keluarga besar warga Nahdliyyin bahkan kalangan umat, nasionalis, religius dan barisan non muslim Mereka tahu persis gelombang/arus besar berbagai komponen diantaranya : Ponpes NU yang besar,sepuh,berpengaruh banyak alumni & santrinya, para Masyayikh, Kyai, Habaib, Gus Ustad, Ustadzah yg tergabung dalam berbagai organisasi, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, akademisi, para purnawirawan TNI Polri, milenial, tenaga Profesional, para relawan seluruh Indonesia, masyarakat Indonesia, berbondong bondong ke Paslon no 1 AMIN.
Para petinggi PBNU & Muslimat sengaja dimainkan sebagai pemecah belah soliditas massa pro AMIN. Para petinggi PBNU dan Muslimat tidak menyadari dirinya sedang dieksploitasi kekuatan Istana, sehingga dengan tanpa rasa malu atau ragu menyalahgunakan otoritasnya/ kekuasaan nya untuk kepentingan politik pragmatis
Yang sangat memprihatinkan sikap pejabat tinggi PBNU & Muslimat tersebut diatas tentu akan diikuti jajaran pengurus PBNU & Muslimat di berbagai daerah, cabang & ranting secara kultural bersikap sami’na wa ‘athona jajaran pengurus yang ada dibawah.
Mengakibatkan jajaran pengurus yang dibawah sangat mungkin bingung, hanya ikut saja, tanpa tahu, tanpa diberi penjelasan mana Paslon yg terbaik yang seharusnya dipilih diantara ketiga Paslon yang ada tapi diarahkan hanya memilih Paslon no 2 Prabowo – Gibran
Dan yang menjadi malapetaka besar bagi PBNU bagaimana konsistensi dan komitmen PBNU antara menegakkan Khithah Nahdlatul Ulama versus Politik Praktis
Bahkan lebih jauh sangat memprihatinkan PBNU & Muslimat benar-benar menguasai umat bukan melayani umat seperti tujuan awal didirikannya NU MELAYANI UMAT, penggiringan politiknya, hanya untuk memperkuat calon pemimpin yang di didukung Istana.
Sudah seharusnya PBNU muncul, tampil beda sesuai dengan perspektif negara NU sebagai Ormas Keagamaan harusnya konsisten menjaga dan memelihara nilai nilai agama, moral, etika dan budaya yang hidup di masyarakat dan menjunjung tinggi kesetiakawanan sosial serta memperkuat persatuan & kesatuan bangsa guna mewujud kan tujuan negara RI. Menjunjung tinggi marwah & martabat Nahdlatul Ulama, menegakkan Khitthah Nahdlatul Ulama
Dan seharusnya PBNU menerima, bahkan bersyukur kepada Allah SWT bahwa Allah SWT telah menghadirkan dua tokoh dari unsur Ormas besar Muhammadiyyah&NU Paslon no 1 Capres Cawapres AMIN dan baru kali ini Indonesia mempunyai Capres & Cawapres Santri dipersatukan dalam panggung politik kontestasi ini. Dengan landasan rasa syukur berangkat dari tujuan utama didirikannya Nahdlatul Ulama yaitu membangun, mempertahankan dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Ukhuwah Islamiyyah, Ukhuwah Wathoniyah, Ukhuwah Basyariyyah
Dan seharusnya PBNU melihat dengan mata hati yang bersih dan jernih diantara ketiga Paslon Capres Cawapres hanyalah Paslon no 1 Capres Cawapres AMIN lah menjadi salah satu faktor utama PEMERSATU UMAT. Juga sbg wujud nyata pengejawantahan cita cita besar para pendiri bangsa terwujudnya persatuan umat di Tanah Air ini
Lebih jauh seharusnya PBNU dengan jiwa kenegaraan melihat Paslon no 1 AMIN tidak hanya dilihat sebatas kontestasi politik pilpres semata, tapi pemersatu umat di tanah air.
PERSATUAN inilah yang menjadi modal dasar super dahsyat bagi negara RI ke depan. Modal politik yang bernama PERSATUAN menjadi faktor penting dalam merancang bangun kekuatan strategis di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan kedaulatan.
Jika seluruh aspek itu dirancang sedemikian rupa, maka Indonesia yang berkemajuan bukanlah fatamorgana. Indonesia akan tampil menjadi negara maju
Dan Paslon 1 Capres Cawapres AMIN memang benar-benar The Expected leaders Saving Indonesia.
Apalagi Paslon no 1 Capres Cawapres AMIN diusung oleh partai berbasis agama Islam Ahlussunnah Wal Jamaah PKB, PKS dan
Partai Nasionalis, Partai Nasdem. Dan didukung oleh Partai Umat yang juga berbasis agama Islam.
Sudah semestinya PBNU secara organisasi Jam’ iyyah & Jamaah Ahlussunah Wal Jamaah – berandil besar dalam sejarah indonesia baru itu. Inilah waktunya, IT’S TIMES, NU menjadi Jangkar NKRI, NU menjadi Payungnya NKRI, NU menjadi Pembela Kebenaran dan Menegakkan Keadilan.
Itulah beberapa catatan penting yang seharusnya dilihat, dibaca dipahami & dimengerti dijadikan bahan pertimbangan para petinggi PBNU & Muslimat dengan hati nurani yang bersih, tulus ikhlas dan penuh idealisme, demi kepentingan yang lebih besar, Kepentingan Persatuan & Kesatuan bangsa, Kedaulatan & Keutuhan NKRI.Dan demi Perubahan & Perbaikan menuju masyarakat Indonesia yang adil, sejahtera, makmur & setara. yang akhirnya ingin menjadi negara. Baldatun Thoyibbatun War Robbun Ghofuur
Jombang 19 Januari 24
EDITOR: REYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (4): Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional Yang Menyelamatkan Indonesia

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Mencermati Komisi Reformasi Polri



No Responses