Oleh: Muhammad Chirzin
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa dipisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat.
Politik berkaitan erat dengan kekuasaan dalam mengelola dan mengatur masyarakat. Politik adalah usaha untuk mencapai masyarakat terbaik yang akan hidup bahagia dengan mengembangkan bakat, bergaul dengan rasa kemasyarakatan yang akrab dalam suasana moralitas yang tinggi.
Kegiatan politik menyangkut cara kelompok mencapai keputusan kolektif dan mengikat melalui pendamaian perbedaan-perbedaan. Kegiatan politik suatu bangsa bertujuan untuk membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan yang dipandang tidak sesuai.
Politik dalam bentuk paling baik adalah usaha mencapai suatu tatanan sosial yang berkeadilan. Politik dalam bentuk paling buruk adalah perebutan kekuasaan, kedudukan, dan kekayaan untuk kepentingan sendiri.
Sebuah pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik tanpa melalui proses politik. Politik kian diposisikan sebatas kepentingan mencapai kekuasaan. Kesewenang-wenangan dan kejahatan politik kerap dilakukan oleh para politisi ataupun lembaga pemerintahan.
Dalam dunia politik, saat musim Pemilu, janji-janji muluk dan manis sering diumbar, tetapi ketika sudah berhasil, mereka lupa. Amanah sangat penting sebagai salah satu etika dalam berpolitik. Bangsa Indonesia sedang kehilangan amanah dalam arti yang lebih substansif. Akar masalahnya kurangnya fungsi etika dalam berpolitik.
Di sini pentingnya nilai-nilai etika sebagai landasan bagi politisi maupun pejabat pemerintah dalam menjalankan tugas, mengawal perjalanan individu maupun lembaga politik itu sendiri.
Etika politik memiliki hubungan yang erat dengan nilai-nilai agama. Etika atau akhlak merupakan pondasi dalam ajaran Islam. Tujuan utama risalah Nabi Muhammad saw adalah membangun dan menyempurnakan etika/akhlak umat. Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR Baihaqi)
Etika ialah ilmu yang mempelajari tentang ukuran baik dan buruk tingkah laku manusia. Etika merupakan bagian kajian berkenaan dengan perilaku moral, kewajiban, dan hukuman. Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Segala sesuatu dapat dinilai baik maupun buruk sesuai dengan peraturan. Etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Etika menjelaskan baik dan buruk, apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, tujuan manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Lebih dari itu, Etika adalah sendi behidupan bermasyarakat. Manusia sebagai makhluk politik (zoon politicon) memerlukan etika sebagai perekat perilaku-perilaku sosial yang berakhlak dan beretika di dalam sebuah masyarakat. Etika merupakan sesuatu yang fundamental dalam membentuk sebuah tatanan masyarakat yang berperadaban dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Ketika nilai-nilai etika terabaikan, akan terjadi kesenjangan sosial yang semakin membebani masyarakat bawah. Masyarakat tidak akan sempurna tanpa etika atau akhlak. Etika penting dalam membentuk karakter pemimpin yang memiliki integritas dan akuntabilitas yang baik. Etika dalam dunia politik sangat penting untuk mewujudkan kestabilan politik, yang dapat melahirkan kebijakan-kebijakan atas dasar kepentingan umum.
Keadilan merupakan prasyarat terciptanya kesejahteraan dalam masyarakat. Keadilan dan kesejahteraan ibarat dua sisi dari satu keping mata uang. Kesejahteraan merupakan manifestasi dari keadilan. Keadilan menjadi sesuatu yang sangat mahal di negeri ini.
Kesenjangan ekonomi, pendidikan, maupun budaya tampak di tengah-tengah masyarakat. Keadilan merupakan komitmen seluruh warga negara dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Keadilan bermakna keseimbangan, kesetaraan, dan persamaan sebagai nilai yang dimiliki oleh setiap individu.
Keadilan bersifat inklusif dan berlaku untuk semua warga tanpa membedakan latar belakang suku, agama, bahasa, dan golongan. Kesejahteraan merupakan jaminan negara terhadap warga dibarengi dengan langkah konkret untuk merealisasikannya. Pemimpin Negara wajib menyejahterakan rakyatnya.
Musyawarah merupakan salah satu nilai etika dalam berpolitik yang sangat penting dalam rangka menyamakan persepsi dan langkah untuk kepentingan bersama.
Kebebasan merupakan hak bagi setiap warga Negara. Kebebasan memilih merupakan salah satu keistmewaan manusia dibandingkan dengan makhluk lain. Pemaksaan memunculkan sikap antipati, rasa takut, naluri mempertahankan diri, amarah dan kebencian, egoisme, dan upaya-upaya penyelamatan diri berbarengan dengan agresivitas dan konfrontatif.
Jika seseorang telah dibajak secara emosional dan intelektual bagian maka otak berpikirnya sulit berfungsi dengan baik. Kebebasan merupakan nilai individu dan sosial sekaligus. Kebebasan seseorang dibatasi oleh kebebasan orang lain.
Pembatasan kebebasan ditetapkan agar setiap individu agar dapat melaksanakan kebebasan secara proporsional. Hak mendapatkan kebebasan sama pentingnya dengan hak untuk hidup. Kebebasan dapat diterapkan berdasarkan niat pribadi, kehendak, dan penguasaan atas perilaku.
Politik memiliki peran sangat strategis dalam ranah kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai kebijakan di seluruh sektor pemerintahan tidak lepas dari peran politik. Saat suhu politik memanas, sangat rentan muncul praktik-praktik kotor yang berimbas pada kebijakan negara yang kurang berpihak pada rakyat.
Peranan etika tidak kalah penting dari politik itu sendiri. Etika politik merefleksikan kualitas moral pelaku politik dan tatanan hidup kemasyarakatan.
Sikap jujur dan amanah menjadi sesuatu yang mahal di negeri ini. Semakin susah mencari figur-figur pemimpin yang memiliki integritas dan akuntabilitas yang baik.
Upaya menegakkan keadilan semakin memudar, kasus korupsi semakin merajalela, rendahnya moralitas para penegak hukum, dan lain-lain.
Keadilan merupakan pondasi terciptanya kesejahteraan masyarakat yang harus selalu dikawal. Kesenjangan strata sosial, bertambahnya angka kemiskinan dan kebodohan dalam masyarakat merupakan akibat ketidakadilan pemerintah dalam menunaikan amanah sebagai pemimpin masyarakat.
Pancasila adalah landasan kehidupan politik dan etika berbangsa dan bernegara.Keberadaan suatu bangsa tergantung pada ada tidaknya etika. Jika etika sirna, binasalah bangsa.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (5) : Pelopor Swasembada Pangan Yang Diakui Dunia

Komisi Reformasi Polri Dan Bayang-Bayang Listyo Syndrome

Dusta Yang Ingin Dimediasi

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (4): Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional Yang Menyelamatkan Indonesia

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya



No Responses