Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih
Dalam Pemilu Borjuis, rakyat tak ubahnya kumpulan domba yang diberi opsi memilih “binatang buas” mana yang dipersilahkan untuk menyantap meraka ( Richard Wolff ).
Penetapan pemenang Pilpres oleh KPU telah di umumkan dan ditetapkan Paslon 2 sebagai pemenangnya. Penetapan tersebut tidak mengejutkan Paslon 1 dan 3, karena angka kemenangan Paslon 2 jauh hari sudah di prediksi dan diketahui sebelum Pilpres dilaksanakan.
Terlepas dari kepentingan pihak pihak yang dikalahkan dengan cara curang yang telanjang dan brutal, dipastikan akan di ambil alih oleh masyarakat luas, dengan alasan soal demokrasi yang telah di hancurkan oleh pihak penguasa, soal kejuruan dan keadilan yang di abaikan.
Kondisi tersebut bukan hanya akan menorehkan luka rakyat, nampaknya kali ini akan mendapatkan perlawanan rakyat.
Penguasa boneka yang nekad melakukan rekayasa Capresnya asal menang dalam Pilpres 2924, dengan cara apapun, di nodai dengan melabrak nilai nilai demokrasi, keadilan, kejujuran, etika, moral, akan membawa petaka.
Pilpres bergerak liar, binal dan ugal ugalan. Hanya sebagai aksesoris belaka seolah olah rakyat masih buta atas nilai kebenaran.
Penguasa terlalu percaya diri protes dan kemarahan rakyat akan bisa di atasi oleh aparat keamanan kalau perlu dengan kekerasan mirip cara dan pola komunis menekan dan akan membunuh semua lawan yang menentangnya..
Hilangkan nilai nilai Pancasila akan membuktikan kebenarannya negara dalam bahaya kehancuran datangnya serangan yang akan meluluh lantakan negara dari nafsu kekuasaan yang binal dan liar seperti binatang buas.
Indonesia sudah dalam kendali aliran individualis, kapitalis bahkan komunis yang sangat kejam, menjelma sebagai penjajah gaya baru.
Ini sama artinya pertempuran tanpa senjata sudah dimulai, penguasa dan para politis pengendali negara, sudah limbung tanpa kendali. Bahkan sedang bertarung sesama teman bangsanya sendiri.
Jokowi sebagai presiden yang semestinya berlaku adil dan jujur sudah berubah menjadi tiran. Akan menjadi musuh bersama rakyat. Jokowi ternyata musuh dalam ketiak sebagai antek asing yang sedang menghancurkan negara.
Semua ucapan lamis presiden sudah berakhir dan sudah menampakkan aslinya sebagai penguasa boneka yang kejam akan memaksa rakyat sebagai pemilik kekuasaan akan mengambil alih kekuasaannya
Kerusuhan perlawanan rakyat akibat Pilpres yang hanya sebagai aksesoris dan menjadi mainan demokrasi palsu dan akibat kerusakan negara yang makin parah BB berpotensi melahirkan huru hara nasional bahkan bisa perang saudara.
Saat ini yang kita butuhkan bukan cita cita damai dan kompromi dengan penguasa yang mengarah tiran atas kendali kekuatan asing. Kerjasama dan dialog secara normal sudah mustahil dan hanya akan menemui jalan buntu dan sia sia.
Akan lahir perlawanan rakyat, agar negara bisa keluar dari kebuntuan, konflik setiap hari terjadi. Cara yang lebih rasional dan strategis adalah melawan untuk menyelamatkan negara dari kehancurannya.
Menghindari cara tersebut dengan menerima hasil Pilpres penetapan KPU saat ini justru akan memperburuk dan makin membesar perbuatan licik dan maniputaif yang sudah kronis dan membabi-buta, hanya akan memperburuk keadaan.
Hilangkan ketakutan, keadaan tidak tertaklukan adalah tergantung pada semangat perjuangan kita. Lawan penguasa yang kejam, lalim, tiran yang akan membawakan negara pada kehancuran. *
EDITOR: REYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (5) : Pelopor Swasembada Pangan Yang Diakui Dunia

Komisi Reformasi Polri Dan Bayang-Bayang Listyo Syndrome

Dusta Yang Ingin Dimediasi

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (4): Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional Yang Menyelamatkan Indonesia

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya



No Responses