Oleh: Agus Mualif Rohadi
Sederhana saja melihat situasi sekarang ini. Mengapa Mahasiswa demo secara nasional.
Mahasiswa sekarang ragu dengan masa depannya. Mau cari kerja bingung. Mereka juga merasakan hidup tambah sulit, merasakan orang tua bingung cari biaya sekolah. Barang barang kebutuhan pokok makin mahal. Ketika lulus, terbayang oleh mereka akan duduk duduk dirumah hidup ndompleng orang tua.
Disisi lain mereka melihat korupsi yang luar biasa, ratusan trilliun. Merampok karena merasa kuat didukung elit politik dan aparat. Mereka juga melihat cara hidup hedon para pejabat dan anak anaknya yang ditampilkan secara vulgar di medsos. Pamer hedon dari hasil korupsi dan mencuri uang negara.
Rakyat harus melawan aparat untuk mempertahankan tanahnya.
Persepsi masyarakat melihat bahwa aparat penegak hukum telah dibeli pemodal.
Bayangan suram itu harus ditanggapi Prabowo dengan lepas dari bayang bayang Jkw.
Memberi ruang dialog yang luas. Jangan rakus mau mengambil semua kepemimpinan di semua level dengan cara menyandera kawan dan menelikung lawan politik.
Cara seperti itu hanya menanam bom waktu yang meledak ketika perkembangan ekonomi tidak segera dapat membantu kehidupan rakyat.
Sekarang ini para pengembangpun kesulitan jualan rumah. Itu bisa di check di lapangan, berapa unit perbulan bisa jualan rumah tipe paling kecil. Apa bisa laku sebanyak hitungan jari tangan.
Situasi ekonomi sedang tidak baik baik saja.
Kalau situasi ekonomi sekarang ini yang semakin buruk tidak menjadi kesadaran kolektif kabinet Prabowo, malah sibuk rebutan jatah jasa politik sehingga masuk dalam jebakan kebutuhan jangka pendek, kembali rame rame mengkapling sumberdaya ekonomi negara, maka pasti situasinya akan menjadi semakin buruk.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (4): Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional Yang Menyelamatkan Indonesia

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Mencermati Komisi Reformasi Polri



No Responses