Oleh: Muhammad Chirzin
Kompas.com. 3 Mei 2024 melaporkan bahwa Prabowo ingin membentuk “Presidential Club”. Presiden Joko Widodo turut menyambut baik usulan agar Prabowo menjalankan pertemuan presidential club. “Ya bagus, bagus,” kata Jokowi usai meninjau pameran mobil listrik di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Jumat, 3 Mei 2024.
Jokowi bahkan mengutarakan bahwa pertemuan Prabowo dan para mantan presiden, termasuk dirinya ketika sudah lengser nanti, bisa dilakukan sering-sering. “Ya (bertemu) dua hari sekali ya enggak apa-apa,” kata ayah dari wakil presiden terpilih pendamping Prabowo, Gibran Rakabuming Raka itu.
Politikus Senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang ingin rutin bertemu dengan para mantan presiden Republik Indonesia dengan membentuk presidential club atau klub kepresidenan.
Menurut Andreas, hal tersebut merupakan ide yang baik, tetapi lebih baik Pak Prabowo fokus mempersiapkan diri untuk masa transisi yang lumayan panjang sampai Oktober nanti. Ada banyak masalah yang akan dihadapi Prabowo sebagai presiden. Politikus senior PDIP itu berpesan untuk lebih memperhatikan masalah-masalah yang ada daripada memikirkan soal president club yang berpotensi digunakan sebagai ruang cawe-cawe yang akan mengganggu start awal kepempimpinan beliau ke depan. Pak Prabowo sebagai politisi senior mestinya sudah sangat paham apa yang terbaik untuk persiapan pemerintahannya ke depan, dan bagaimana membangun komunikasi dengan para mantan presiden maupun para elit dan tokoh-tokoh masyarakat,
Juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, sebelumnya membicarakan keinginan Prabowo untuk rutin bertemu dengan para mantan presiden. Pertemuan-pertemuan itu nantinya bisa disebut sebagai presidential club atau klub kepresidenan. Pak Prabowo ingin para mantan presiden bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan. Melalui pertemuan-pertemuan itu, Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan. Semua presiden dan mantan presiden Indonesia yang masih ada bisa bergabung dalam presidential club itu.
Dahnil mengklaim keinginan itu adalah harapan Prabowo agar para pemimpin bangsa bisa kompak dan rukun. Guyub memikirkan dan bekerja untuk kepentingan rakyat banyak, terlepas dari perbedaan pandangan politik dan sikap politik, Meski begitu, dia mengatakan presidential club bukanlah sebuah institusi.
Menurut Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, gagasan Prabowo itu dapat diterjemahkan sebagai keinginan untuk memiliki hubungan harmonis dengan para mantan presiden. Prabowo mungkin melihat adanya ketegangan dalam transisi kepemimpinan sebelumnya. Ia mungkin melihat selama ini transisi kepemimpinan di Indonesia kurang berjalan smooth (lancar). Demikian pandangan Bawono kepada Tempo, Sabtu, 4 Mei 2024.
Upaya Prabowo untuk membentuk Presidential Club patut diapresiasi, meskipun tantangannya besar, dan untuk mewujudkannya mungkin juga tidak mudah. Bahkan di dalam beberapa kasus cenderung terjadi ketegangan seperti transisi dari Megawati kepada SBY.
Juru bicara presiden terpilih Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, kembali membicarakan presidential club atau klub kepresidenan. Menurut Dahnil, presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat. Klub tersebut sebagai pertemuan biasa yang dilakukan secara teratur. Itu hanya silaturahmi biasa, namun terjaga rutinitasnya.
Dahnil menyampaikan bahwa forum tersebut tidak akan dilembagakan secara formal. Dia juga mengungkapkan seberapa sering pertemuan-pertemuan para presiden dan mantan presiden bisa dilakukan. Frekuensi pertemuan mereka akan menyesuaikan dengan kebutuhan Prabowo, jika sudah menjabat sebagai presiden kelak.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengatakan sifat Presidential Club yang akan dibentuk Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto, sukarela. Sehingga, para presiden terdahulu dibebaskan untuk datang ataupun tidak. Persoalan politik dan pribadi antara para Presiden terdahulu, seharusnya sudah selesai.
Menurut Yusril, posisi mereka semua adalah negarawan yang sudah tidak punya kepentingan pribadi dan golongan, tetapi mengedepankan kepentingan bersama, kepentingan bangsa dan negara. Klub itu bukanlah lembaga negara, melainkan hanya sebuah forum informal di mana Presiden dan para mantan presiden yang masih hidup bertemu dan bertukar pikiran. Apa yang mau didiskusikan tergantung Presiden yang masih aktif. Dialah yang berinisiatif mengundang para mantan Presiden untuk bertemu dan bertukar pikiran tentang masalah-masalah yang tengah dihadapi bangsa dan negara.
Golkar yakin Prabowo bisa menyatukan para Presiden terdahulu Para mantan Presiden, berdasarkan ilmu dan pengalamannya masing-masing, dapat memberikan masukan kepada Presiden yang sedan memerintah. Sebagai masukan saja, karena pengambil keputusan adalah Presiden yang sedang memerintah.
Sementara pengamat menyatakan bahwa Presidential Club yang digagas Prabowo dan Timnya adalah untuk mengharmoniskan hubungan antara para mantan presiden RI, supaya mereka rukun dan guyub untuk kemajuan bangsa. Silaturahmi antar mantan presiden tentu baik-baik saja, tetapi boleh jadi pembicaraan mereka bisa ke mana-mana, apalagi jika frekuensi pertemuannya demikian tinggi.
Pengamat yang lain membaca inisiatif yang dilontarkan sebelum Prabowo dilantik menjadi presiden, mengandung maksud untuk merancang dan memasang orang-orang dari partai mereka dalam kabinet Prabowo. Mendudukkan Megawati bersama SBY dan Jokowi diduga untuk merangkul PDIP agar masuk koalisi besar penguasa. Maksud lain adalah agar seusai lengser Jokowi tidak sendiri menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi, tetapi di-back up oleh presiden lain bersama partainya. Adalah tidak etis bila Prabowo buru-buru membuka forum Presidential Club tersebut sebelum ia dilantik menjadi presiden.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (5) : Pelopor Swasembada Pangan Yang Diakui Dunia

Komisi Reformasi Polri Dan Bayang-Bayang Listyo Syndrome

Dusta Yang Ingin Dimediasi

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (4): Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional Yang Menyelamatkan Indonesia

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya



No Responses